KPR
Panduan
Insider Logo

Perhatian Investor Menguat di Area Kawasan Industri: Bekasi hingga Subang Jadi Magnet Utama

properti kawasan industri
Ilustrasi/Shutterstock

Kawasan penyangga industri seperti Bekasi, Bogor, dan Tangerang mencatat kenaikan harga hingga +1,3% MoM. Sementara itu, harga rumah sekunder nasional naik +0,3% YoY di tengah inflasi 2,86% YoY. Di sisi lain, suku bunga BI turun ke 4,75%, membuka peluang ekspansi di sektor industri dan residensial terpadu.

Seiring bertambahnya jaringan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di koridor timur Jakarta dan perkembangan kawasan industri di sepanjang jalan tersebut, arah peta investasi properti Indonesia mengalami pergeseran.

Setelah bertahun-tahun fokus pada pembangunan hunian di kota besar, kini para pengembang semakin menaruh perhatian pada potensi kawasan industri yang terus menunjukkan daya tariknya.

Subang, Karawang, hingga Bekasi kini berada di pusat perhatian.

Masuknya investasi dari Tiongkok dan negara lain memicu lonjakan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.

Kawasan yang dulunya identik dengan pabrik dan gudang kini mulai berkembang menjadi pusat pertumbuhan baru yang juga membutuhkan perumahan, fasilitas komersial, dan ruang penunjang kehidupan sehari-hari.

Tren ini tecermin dari data Flash Report November 2025 by Rumah123.

Harga Rumah Sekunder di Kota Sekitar Koridor Industri Terus Meningkat

Bekasi mencatat kenaikan 0,9 persen secara bulanan dan 1,4 persen secara tahunan, diikuti oleh Bogor yang naik 1,3 persen secara bulanan, serta Tangerang dengan peningkatan 0,5 persen bulanan dan 1 persen tahunan.

Secara nasional, harga rumah sekunder tumbuh 0,3 persen dibanding tahun lalu.

Meskipun tidak besar, angka ini menunjukkan ketahanan pasar di tengah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia ke 4,75 persen dan inflasi yang tercatat 2,86 persen pada Oktober 2025.

Kondisi ini memberikan ruang bagi investor dan pengembang untuk melirik sektor yang lebih produktif dan berorientasi jangka panjang.

Menurut Marisa Jaya, Head of Research Rumah123, kawasan industri kini memegang peranan penting dalam membentuk wajah baru sektor properti Indonesia.

“Pergerakan pasar di wilayah industri memperlihatkan bahwa pengembang mulai berpikir lebih strategis. Mereka tidak lagi sekadar menjual rumah, tetapi membangun kawasan yang hidup, dengan fungsi residensial, komersial, dan industri yang saling melengkapi,” ujar Marisa.

Ia menambahkan bahwa fenomena ini adalah bagian dari proses adaptasi terhadap perubahan perilaku investor dan kebutuhan masyarakat.

“Diversifikasi ke kawasan industri menunjukkan bagaimana pengembang merespons dinamika ekonomi dengan cepat. Ketika mobilitas meningkat dan konektivitas antarwilayah semakin baik, kawasan industri menjadi tempat tumbuhnya ekosistem ekonomi baru yang lebih inklusif,” katanya.

Wilayah di Luar Jabodetabek Turut Catat Tren Positif

Selain Jabodetabek, beberapa kota besar di luar Pulau Jawa juga menunjukkan tren serupa.

Makassar dan Medan mencatat kenaikan harga rumah sekunder masing-masing 8,4 persen dan 3,6 persen secara bulanan, sementara Denpasar naik 4,1 persen secara tahunan.

Secara keseluruhan, sembilan dari tiga belas kota besar di Indonesia mencatat kenaikan harga rumah tahunan.

Yogyakarta menempati posisi tertinggi dengan pertumbuhan 5,4 persen, diikuti oleh Denpasar dengan 4,1 persen.

Data ini memperlihatkan bahwa minat terhadap properti masih kuat di kota-kota yang memiliki potensi ekonomi dan konektivitas tinggi.

***

Laporan lengkap Flash Report November 2025 by Rumah123 memuat analisis mendalam mengenai tren harga, suplai, dan popularitas lokasi properti di 13 kota besar Indonesia.

Unduh laporannya melalui Press Room Rumah123 untuk membantu pelaku industri dan masyarakat memahami arah baru pasar properti nasional.

Dapatkan kemudahan pencarian #RumahUntukSemua melalui Rumah123.

Bobby Agung Prasetyo

Bobby Agung Prasetyo

Content Editor

Senior Content Editor 99 Group yang fokus menggarap konten seputar bisnis properti. Gemar menonton film, gaming, dan musik.