10 Puisi untuk Orang Tua Tercinta Singkat dan Menyentuh Hati
Butuh referensi puisi untuk orang tua yang menyentuh hati? Berikut ini beberapa contoh puisi yang bisa kamu jadikan inspirasi!
Orang tua adalah sosok yang sangat berjasa bagi kita.
Banyak hal yang mereka telah korbankan, Property People.
Terkadang, tanpa disadari, kita sering menyakiti hati mereka.
Oleh karena itu, tak ada salahnya kita berterima kasih kepada mereka meski hanya lewat puisi ayah dan ibu.
Ingin bikin puisi buat orang tua yang kita sayang? Apa saja inspirasi puisi untuk orang tua 4 bait dan lainnya?
Jika kebingungan dalam membuat puisi pendek orang tua, simak saja contoh puisi untuk ayah dan ibu berikut ini.
Contoh puisi tersebut dirangkum dari katadata.co.id dan kumparan.com.
Kumpulan Puisi untuk Orang Tua
1. Puisi untuk Orang Tua Tercinta
“Betapa Mulianya Ibu”
Oleh: Suci Khoerunnisa
Ibu jasamu sungguh agung
Jasamu tidak bisa terbalaskan oleh apa pun
Walau ku berikan emas sebesar gunung, tetap jasamu tidak akan pernah terbalaskan
Demi cintaku pada ibu
Aku rela memberikan apa pun untukmu
Aku rela memberikan mentari untukmu karena aku mencintaimu
Oh, ibu
Aku pun rela terbang untuk membawa bulan untukmu
karena engkau sudah membesarkanku sejak kecil sampai sebesar ini
Sungguh mulia jasamu Ibu, engkau mengandungku 9 bulan
Dari bibirku terucap kata terima kasih, Ibuku tercinta
2. Contoh Puisi untuk Orang Tua
“Ibu”
Oleh: Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia obati dengan penawar dan semangat
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu
Ibu…
Aku sayang padamu
Tuhanku
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterakanlah dia
Selamanya
3. Puisi untuk Orang Tua Singkat
“Pahlawan Kesuksesanku”
Oleh: Ardiyani Muninggar
Fajar telah menyapa pagiku
Kau jadikan harimu, hari untuk pengorbanan
Pengorbanan mencari rezeki, pengorbanan untuk mencari awal yang baru
Kau ajarkan aku arti perjuangan, kau ajarkan aku arti kesuksesan
Ayah mungkin tanpamu aku tak bisa seperti ini
Mungkin tanpamu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah impianku
Impian untuk meraih keberhasilan
Impian untuk mencapai kemenangan
4. Puisi untuk Orang Tua yang Menyentuh Hati
“Ayah”
Oleh: Ratih Anjelia Ningrum
Di setiap tetes keringatmu
Di dera lelah napasmu
Dipenuhi kasih sayang yang luar biasa
Demi aku, engkau rela disengat matahari
Hujan pun tak dapat membatasimu
untuk aku, anakmu
Di setiap doamu, engkau haturkan segenap harapan
Ayah…
Kan kujaga setiap nasihatmu
Di setiap napasku
Di relung hati akan kuhangatkan namamu
Akan kukobarkan semua impianmu
Hanya untuk menikmati senyummu
Di ufuk senjamu
Ayah.
5. Puisi untuk Ayah
“Perjuangan Orang Tua”
Oleh: Moch Taufiq Zulmanarif
Debu, panas, dan bising kendaraan yang bersahut-sahutan
Kadang buatku tak nyaman
Usaha tak kenal lelah, tuk samarkan gangguan
Demi sang anak tercinta yang sedang tumbuh dan berkembang
Terima kasih pada kalian yang selalu ada
Dariku yang hanya sekepal tangan hingga dewasa kini
Tak tahu berapa banyak pengorbanan yang bisa ku balas untuk kalian
Bahkan, jika diberi dunia seisinya pun masih kurang tuk bisa seperti yang kalian beri
6. Puisi Orang Tua
“Sehelai Daun Cinta”
Oleh: Panji Bhuana
Sehelai daun cinta
Kau suguhkan di atas takhta keluarga
Tanpa keluh jua nestapa
Tetap tegar menantang badai prahara
Kasih sayangmu tiada batasnya
Walaupun ujian mencambuk jiwa
Kau tetap lelaki gagah perkasa
Di atas derita, kau simpan sendiri selaksa luka
Dari pematang sawah hingga pematang hati
Sehelai daun cinta tulus ikhlas kau beri
Di saat langit basah sawah dialiri
Tumbuh tunas cinta merunduk pasti
Dari tanah hampa kering kerontang
Kau tetap perkasa gigih berjuang
Memeras keringat dalam mentari garang
Kau lumat waktu untuk seisi rumah tenang
Selaksa mimpi yang terhempas di pematang sawah
Tak pernah membuat jejak hatimu goyah
Mengayuh biduk di tengah selaksa resah
Yakinmu tengadah atas hidayah
Wajah lemah dan letih kalian sangat terasa
Namun, kalian begitu terampil menyembunyikannya
Bocah mungil yang kalian lindungi dan kau sayangi
Sejatinya tahu perjuangan kalian
7. Puisi Ayah
“Ayah”
Oleh: Adryan Ardan
Ayah
Kutahu kau teramat penat
Setelah seharian peras keringat
Bau debu jalanan juga asap kendaraan
Menempel di badan lekat-lekat
Ayah..
Pekerjaanmu sungguh mulia
Membersihkan jalan yang kotor
Akibat daun rontok dan sampah
Walaupun upah sering terlambat
Engkau tetap sabar dan tawakal
Ayah
Berkat jasamu ku bisa sekolah
Bagiku, Ayah seorang pahlawan
Iringan doa kepada Tuhan
Semoga Ayah sehat walafiat
Selama hayat di kandung badan
8. Puisi Orang Tua Menyentuh Hati
“Kedua Orang Tuaku”
Oleh: Suprijatin
Detak waktu yang berlalu
Membawa diri meraih sejuta mimpi dan angan Sampai mati ku tidak akan melupakanmu
Kau pastikan langkah
Diiringi terik sang surya
Membasuh kulit dan dadamu
Dalam hitam putih hidupmu
Semua yang kulihat ada pada dirimu
Jadikanku yang terbaik untukmu
Dukamu kau selimuti dengan senyumanmu
Terik matahari jadi saksi langkahmu
Lelah hatimu yang tidak dapat ku lihat
Andai saja dapat ku rasa letih jiwamu karena sifatku
Kehidupanmu jadi keteladanan bagiku
Kasih sucimu hanya untukmu
Untuk anak dan cucumu
Yang tidak akan hilang dan tak akan bisa sirna
Apa yang dapat kupersembahkan untukmu
Doalah yang dapat kupanjatkan
Kuserahkan apa pun yang kumampu
Ayah… Ibu…
Engkau surga hatiku
Satu hati untuk selamanya
9. Puisi Ibu
“Di Bawah Telapak Kaki Ibu”
Oleh: Suliatin
Di bawah telapak kakimu, Ibu
Terhampar taman Firdaus
Yang tak tepermanai indahnya
Bagi kami anak-anakmu
Sejak dari rahimmu
Kami terpelihara dalam ketulusan
Tiada rasa letih bagimu
Kau berjuang menghadap maut
Sejak kami kanak-kanak
Tiada daya bagi kami
Sampai kaki-kaki kami kukuh
Kami akan berbakti padamu, Ibu
Menyusuri jalan raya dunia
Tiada henti kau dekap kami
Dengan sayap kelembutan
Kau selalu jadi surga
Bagi kami anak-anakmu
Ibu begitu banyak pengorbananmu
Bagi kami anak-anakmu
Akan selalu mendoakan, Ibu
Sampai akhir waktu
Hingga hayatmu
10. Puisi Perjuangan Seorang Ayah dan Ibu
“Sosok Perjuangan Orang Tua”
Oleh: Deni Aprilia
Langit mendung
Redup dan gelap
Tubuh rentanya masih terlihat kokoh
Langkahnya tidak pernah goyah, tidak pernah lelah
Peluh yang mengalir disibak perlahan
Ayah…
Aku tahu kau lelah
Tubuhmu sudah makin renta
Namun, kamu belum mau menyerah
Perjuanganmu membuat semua orang menitikkan air mata keringatmu
Hembusan napasmu, goresan luka di tubuhmu semua sempurna kau rasakan
Namun, senyummu tampak begitu teguh seolah berkata “Ayah baik-baik saja”
Aku ingin berhenti saja
Aku tak tega melihatnya terus tersiksa menahan pedihnya luka dunia
Namun, kau tak izinkan aku, tak kau biarkan niatku goyah untuk menimba ilmu
Ibu…
Sosokmu tampak lemah dan mudah menyerah
Tangan halusmu seolah tak menjanjikan apa-apa
Aku tahu perjuanganmu sebenarnya juga tak mudah
Banyak ladang yang ikut kau cangkul bersama Ayah
Tanganmu mungkin tak sekokoh tangan Ayah
Namun, dibalik dua tanganmu, ada doa yang kau panjatkan untukku
Dibalik amarahmu, ada banyak pinta yang kau raungkan pada Tuhan
Aku tahu kau juga lelah
Aku tahu semua sungguh tak mudah
Perjuanganmu, Ayah Ibu, akan selalu ku ingat sampai hari hayat
***
Semoga artikel puisi untuk orang tua di atas memberi manfaat lebih bagi Property People, ya!
Simak terus ulasan puisi lainnya hanya di artikel.rumah123.com dan Google News kami!
Beli properti terbaik hanya di www.rumah123.com, karena kami pasti #AdaBuatKamu.