Pentingnya Struktur Bangunan Tahan Gampa untuk Rumah dan Hunian Vertikal
Seringnya gempa yang terjadi di Indonesia membuat peran struktur bangunan tahan gempa begitu krusial. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak ulasan lengkap berikut ini!
Sudah jadi rahasia umum jika Indonesia memiliki banyak daerah yang rawan gempa dan tsunami.
Ini membuat struktur bangunan yang tahan gempa jadi hal yang begitu penting di tanah air.
Pasalnya, bangunan dengan konstruksi tahan gempa mampu meminimalisasi kerusakan.
Sayangnya, tak sedikit masyarakat yang belum mengetahui pentingnya struktur bangunan tahan gempa.
Terkait hal ini, tim Rumah123 mewawancarai Abdhy Gazali, lean construction, construction technology, and value engineering facilitator di PT PP (Persero).
Berikut adalah rangkuman wawancara kami.
Pentingnya Struktur Bangunan Tahan Gempa untuk Rumah dan Hunian Vertikal
Abdhy Gazali mengungkapkan bahwa bangunan tahan gempa termasuk ke dalam salah satu isu yang sedang marak saat ini, yakni sustainable atau berkelanjutan.
Ini membuat bangunan-bangunan yang dibuat tidak hanya bisa bertahan dari segi operasional saja, tetapi juga secara durability dan ketahanan terhadap gempa.
“Bangunan-bangunan ini sangat dibutuhkan dan dibangun untuk mencapai tujuan sustainable, bisa berkelanjutan supaya bangunannya bisa dipakai lagi dan orang yang tinggal di situ merasa aman dan nyaman,” tutur Abdhy kepada tim Rumah123.com lewat Google Meet pada Kamis (02/03/2023).
Dengan peranan penting yang diemban, pengaplikasian struktur bangunan tahan gempa untuk hunian vertikal diatur dengan ketat.
“Apartemen dan hotel, dalam pembangunannya, itu sudah melewati fase pengujian fase pengujian, pemodelan, dan sudah ada perhitungannya bahwa ini sudah aman untuk dikonstruksi dan ditinggali seperti itu.” tambahnya
Sayangnya, implementasi aturan yang cukup ketat tersebut hanya berlaku untuk hunian vertikal seperti apartemen dan rusun.
Untuk rumah tapak, aturan terkait pengaplikasian struktur bangunan yang tahan gempa masih belum ada.
“(Saat ini), belum ada engineering design itu wajib untuk pengerjaan bangunan-bangunan rumah. Aturannya enggak seketat itu,” ujar Abdhy.
Tantangan yang Dihadapi dalam Membangun Hunian Vertikal Tahan Gempa
Selain karena belum adanya aturan yang mengikat, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengaplikasian struktur bangunan yang tahan gempa untuk hunian vertikal.
Salah satunya adalah soal biaya.
Menurut pria yang bekerja di PT PP (Persero), biaya untuk mendesain rumah sangat tahan gempa itu membutuhkan biaya yang tak sedikit.
“Ini karena dimensi bangunannya yang akan besar sekali. Jadi, secara harga bangunan itu mahal dan harga jualnya juga tinggi,” kata Abdhy.
Meski begitu, ia menekankan bahwa sebenarnya bangunan hunian vertikal itu diizinkan rusak.
Hal tersebut berlaku saat hunian vertikal diterpa gempa berkekuatan di atas 6 skala richter.
“Ini rusak, ya, tapi gak boleh runtuh. Rusak itu ada balok-balok atau plat yang melendut gitu. Itu tidak sampai hancur atau roboh,” tambahnya.
Tak hanya soal biaya, tantangan lain yang dihadapi untuk mengaplikasikan struktur tahan gempa pada hunian vertikal adalah soal compliance.
Pria lulusan Teknik Sipil ITB ini menyebutkan bagaimana kepatuhan terhadap desain yang sudah dibuat oleh desainer dapat diaplikasikan oleh kontraktor.
“Artinya, pengawasannya harus benar-benar ketat, sambungan-sambungan vertikal dan horizontalnya harus sesuai dengan gambar, dan mutu harus benar-benar dijaga,” sebut Abdhy.
Peran Pemerintah terkait Pengaplikasian Struktur Bangunan Tahan Gempa di Indonesia
Guna mengatasi sejumlah tantangan yang dihadapi saat mengaplikasikan struktur bangunan tahan gempa, pemerintah mau tidak mau harus ikut hadir.
Terkait hal ini, Abdhy Gazali menyebutkan bahwa pemerintah sudah meregulasi soal desain bangunan tahan gempa dalam bentuk Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sayangnya, pemerintah belum mengatur standar khusus untuk pelaksanaan pembangunan.
“Masih fokus pada desainnya. Jadi, belum ada untuk apa-apa saja yang harus diperhatikan untuk pembangunan atau konstruksinya,” ujar Abdhy.
Ia menambahkan, saat ini, setiap konsultan memang sudah mengeluarkan rencana kerja syarat (RKS), yang berisikan metode pelaksanaan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pembangunan.
Hanya saja, menurutnya, RKS yang digunakan di Indonesia belum terstandar.
“Takutnya, mungkin belum update dan sudah tidak relevan lagi. Harusnya pemerintah aware soal hal ini,” tambahnya.
***
Semoga artikel di atas memberi manfaat lebih bagi Property People, ya!
Simak terus ulasan seputar properti hanya di artikel.rumah123.com.
Yuk, ikuti sekarang juga laman Google News Rumah123 untuk baca berita terbaru lainnya!
Sedang mencari hunian impian seperti The Billabong Soeta di Gede Bage, Bandung?
Cek ketersedian pilihan rumah terbaik di rumah123.com, karena kami pasti #AdaBuatKamu.