Renovasi dan Bangun Rumah tanpa Manajemen Konstruksi, Bisa atau Malah Bahaya?
Siapa yang pernah renovasi atau bangun rumah langsung jalan, tanpa manajemen konstruksi yang terencana ? Apakah semua berjalan lancar?
Biasanya di awal proyek semua baik-baik saja, tapi ketika sampai tengah atau menjelang proyek selesai, mulailah satu per satu kendala muncul. Yang terburuk dan paling sering terjadi adalah biaya membengkak, waktu penyelesaian molor, bahkan tak sedikit juga proyek yang tidak selesai alias mangkrak.
Sebenarnya bisa-bisa saja bangun atau renovasi rumah tanpa manajemen konstruksi, tapi ada banyak risiko yang dipertaruhkan. Jika risiko tidak bisa dikendalikan, tentunya akan jadi bahaya.
Nah, sebelum kita terapkan manajemen proyek, kita bahas dulu aspek-aspeknya.
Apa Itu Manajemen Proyek, Tujuan, dan Fungsinya?
Manajemen konstruksi adalah proses yang mengatur dan mengelola pengerjaan konstruksi, apakah itu pembangunan, renovasi atau yang lainnya.
Manajemen konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya, waktu, dan tenaga kerja.
Tujuan manajemen konstruksi adalah memanfaatkan sumber daya agar efektif dan efisien agar target proyek tercapai.
Fungsi manajemen konstruksi terbagi menjadi empat sesuai dengan konsep manajemen POAC:
- Perencanaan (planning)
Manajemen proyek menyusun rencana dan menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan dan bagaimana caranya.
- Pengorganisasian (organizing)
Manajemen proyek membentuk pembagian kerja atau unit-unit untuk mengeksekusi pekerjaan yang berbeda-beda
- Pengarahan (actuating)
Manajemen konstruksi mengarahkan atau membina pekerja, termasuk tukang, agar setiap tugasnya berjalan lancar
- Pengendalian (controlling)
Tak hanya sebagai pengawas aktivitas proyek, manajemen konstruksi juga berfungsi sebagai pengendali biaya, kualitas pengerjaan, dan waktu.
Fungsi pengendalian juga termasuk mengevaluasi dan menindaklanjuti jika terjadi penyimpangan di proyek.
5 Hal Utama yang Perlu Diperhatikan dalam Manajemen Konstruksi
- Manajemen biaya
Perencanaan dan pengelolaan biaya menjadi hal krusial dalam keberlangsungan proyek. Biaya yang dikelola harus tepat sasaran, sesuai anggaran, dan terhindar dari pengeluaran biaya yang tidak semestinya.
- Manajemen waktu
Waktu yang dikelola dengan baik dalam proyek, seperti alur kerja dan pelaksanaan terjadwal, akan membuat proses eksekusi proyek berjalan lancar sesuai rencana dan selesai sesuai target.
- Manajemen mutu
Pengelolaan dan pengawasan mutu menjadi penting karena ini yang jadi penilaian hasil akhir proyek. Yang penting diperhatikan adalah kekuatan struktur bangunan dan finishing tampilan bangunan.
- Manajemen risiko
Manajemen risiko diperlukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengestimasi dan mencegah apa saja risiko yang dapat muncul di setiap proses pengerjaan. Siapkan juga langkah antisipasinya.
- Manajemen SDM
Cakupannya mulai pengadaan SDM terutama tukang, pembagian kerjanya, pengawasan, hingga urusan penggajian.
Mengelola SDM tukang susah susah gampang dilakukan, karena kadang kita tidak tahu kualitas skill dan etos kerjanya seperti apa.
Belum lagi kendala apabila mereka tidak datang ke proyek, membuat pekerjaan tertunda dan ujungnya penyelesaian jadi terlambat.
Untungnya, untuk urusan manajemen SDM khusus tukang saat ini bisa kita serahkan ke Gravel, yang sedang berkolaborasi dengan Rumah123.
Gravel adalah aplikasi cari tukang bangunan yang menyediakan 16 jenis tukang bangunan dengan skill yang sudah diuji dan diverifikasi.
Dari aplikasi Gravel, pengguna juga bisa memantau absensi tukang. Apabila tukang tidak hadir, Gravel siapkan tukang pengganti.
Selain itu, distribusi gaji ke tukang kita serahkan saja ke Gravel dengan sistem deposit.
Tukang Gravel juga sudah dilengkapi helm dan rompi pelindung, serta asuransi Gravel Protect. Manajemen tukang bisa jadi lebih mudah sekarang, tinggal kita serahkan saja ke Gravel.