Makna dan Sejarah Halal Bihalal di Indonesia
Sudah menjadi tradisi menjelang lebaran. Ternyata ini makna dan sejarah halal bihalal di Indonesia. Yuk, simak di sini!
Hari raya atau lebaran menjadi momen paling penting setiap tahun untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat.
Pada momen ini juga, setiap orang saling bersalaman dan meminta maaf atas semua khilaf selama satu tahun belakangan.
Nah, rupanya kegiatan berjabat tangan dan meminta maaf ini disebut juga dengan halal bihalal.
Kegiatan ini rupanya hanya akan kamu temukan di Indonesia dan sudah menjadi tradisi yang tidak terpisahkan.
Lantas, bagaimana makna dan sejarah tradisi ini bisa berlangsung terus menerus di Indonesia? Yuk, simak ulasan berikut!
Arti Halal Bihalal
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halal bihalal berarti maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan,
Kegiatan ini biasanya berlangsung di sebuah aula atau ruangan besar dengan jumlah orang yang cukup banyak.
Momen ini juga sering disebut sebagai silaturahmi karena setiap orang saling bertemu.
Sedangkan menurut M. Quraish Shihab, kegiatan ini merupakan kata majemuk bahasa Arab dari kata halala yang diapit dengan satu kata penghubung ba (dibaca: bi).
Kalimat ini memiliki arti sebagai penyelesaian masalah, mencairkan yang beku, dan melepaskan ikatan membelenggu.
Makna Halal Bihalal
Seperti yang sudah dijelaskan, kegiatan ini sama dengan silaturahmi atau saling memaafkan usai menjalankan puasa Ramadan.
Silaturahmi sendiri dapat membantu kamu memperoleh rezeki yang berlimpah dan panjang umur, sebagaimana hadis berikut.
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturahmi.” (HR Bukhari).
Sejarah Halal Bihalal di Indonesia
Mengutip Ensiklopedi Islam Nusantara Edisi Budaya, Ali Mashar menyebut istilah halal bihalal diciptakan oleh seorang Kiai Abdul Wahab Chasbullah dari Nahdlatul Ulama.
Hal ini berdasarkan pada tulisan Masdar Farid Mas’udi, salah satu Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Sejarah ini bermula pada tahun 1948 saat Indonesia baru merdeka dan dilanda gejala disintegrasi bangsa atau perseteruan elit politik dan pemberontak.
Oleh karena itu, kegiatan halal bihalal menjadi pemancing untuk menyatukan para politisi dalam sebuah silaturahmi khusus.
“Para politisi bisa diberi pengertian bahwa sikap saling menyalahkan di antara mereka itu adalah sesuatu yang salah dan haram. Karena haram, maka harus dibuat halal dengan cara saling bertemu, duduk satu meja, dan saling memaafkan,” tulis Ali Mashar, melansir dari detik.com.
Acara ini kemudian berhasil berlangsung pada hari raya dan kemudian terus dilanjutkan oleh instansi pemerintah dan masyarakat hingga saat ini.
***
Semoga makna dan sejarah halal bihalal di Indonesia ini bermanfaat untuk kamu, ya!
Temukan informasi menarik seputar gaya hidup dan properti di artikel.rumah123.com dan Google News .
Sedang mencari hunian impian, kunjungi Rumah123.com karena kami akan selalu #AdaBuatKamu.