5 Contoh Cerpen Anak Singkat yang Penuh Pesan Moral. Mendidik Karakter Si Kecil!
Contoh cerpen anak singkat ini penuh pesan moral yang membantu mendidik karakter si kecil menjadi lebih baik. Simak kisah selengkapnya.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling indah dalam kehidupan seseorang.
Masa ini penuh dengan keceriaan, keseruan, dan juga pembelajaran.
Salah satu cara yang paling efektif untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak adalah melalui cerita.
Cerita anak-anak yang penuh dengan pesan moral dapat membantu anak-anak untuk memahami berbagai hal dalam kehidupan, seperti pentingnya kejujuran, kebaikan, keberanian, dan lain sebagainya.
Cerita-cerita tersebut juga dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka.
Berikut ini adalah beberapa contoh cerpen anak singkat yang penuh dengan pesan moral.
Contoh Cerpen Anak Singkat yang Penuh Pesan Moral
1. Cerpen Anak tentang Si Kura-kura Sombong
Cerpen Anak: Si Kura-Kura yang Sombong
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor kura-kura yang sombong. Kura-kura tersebut selalu merasa bahwa ia adalah hewan paling hebat dan paling pintar di hutan. Ia suka memamerkan kecepatan dan kepintarannya kepada hewan-hewan lain.
Suatu hari, kura-kura menantang seekor kuda untuk lomba lari. Kura-kura merasa yakin bahwa ia akan menang karena ia lebih cepat daripada kuda. Namun, kuda tersebut tidak takut dan menerima tantangan kura-kura.
Lomba lari pun dimulai. Kura-kura berlari dengan sangat kencang. Ia yakin bahwa ia akan memenangkan lomba tersebut. Namun, kuda tersebut juga berlari dengan sangat kencang.
Kura-kura terus berlari, tetapi ia mulai kelelahan. Ia tidak menyangka bahwa kuda tersebut bisa berlari secepat itu. Sementara itu, kuda tersebut terus berlari dengan santai.
Akhirnya, kura-kura tidak bisa berlari lagi. Ia kelelahan dan jatuh tersungkur di tanah. Kuda tersebut pun memenangkan lomba lari tersebut.
Kura-kura merasa sangat malu. Ia menyadari bahwa kesombongan dan keangkuhannya telah membuatnya kalah. Ia pun berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia akan menjadi hewan yang lebih rendah hati.
Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa kesombongan dan keangkuhan tidak akan membawa kebaikan. Kita harus selalu rendah hati dan menghargai orang lain, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
Sumber: Buku “Kumpulan Cerita Anak Fabel” oleh Budi Setiawan
2. Contoh Cerpen Anak SD
Cerpen Anak tentang Tidur Lebih Awal
Dodi namanya. Anak yang terlihat aktif dan baik dalam kesehariannya. Setiap pagi Dodi bangun sebelum Subuh dan bersiap ikut Ibu ke pasar. Dodi membantu Ibu berjualan bubur di pasar sebelum akhirnya berangkat ke sekolah.
“Terima kasih ya Nak, sudah membantu Ibu,” kata Ibu.
“Sama-sama, Bu..”
Suatu ketika saat Ibu akan pergi ke pasar, Ibu datang ke kamar dan membangunkan Dodi. Ibu melihat Dodi masih ditempat tidur. Ibu melihat mata Dodi cukup sayu. Dodi semalam tidur cukup larut karena nonton film kesukaannya. Ibu sudah berulangkali memperingatkan Dodi untuk segera tidur.
Akan tetapi Dodi tidak mendengarkan nasehat Ibu. Dodi pun tidak bisa ikut Ibu jualan di pasar. Dodi melanjutkan tidurnya.
Ibu Dodi berjualan di pasar sendirian hingga pukul 07.00 WIB. Ibu Dodi yang sudah pulang dari pasar segera membangunkan Dodi. Dodi hanya menggeliat. Saat Ibu cek suhu tubuh Dodi, ternyata Dodi demam. Dodi merasa pusing dan sakit kepala. Seketika Ibu langsung memanggil Dokter.
“Dodi, apakah Dodi semalam begadang?” tanya dokter. Dodi pun mengangguk.
“Lain kali jangan begadang ya. Tidur cukup larut akan membuat tubuh tidak sehat. Kurang istirahat juga akan membuat imun tubuh menurun. Akibat tidur cukup larut juga bisa menimbulkan berbagai macam penyakit,” Lanjut dokter. Dodi mengangguk lagi. Dokter pun pamit pulang setelah memberikan obat.
“Ibu, maafkan Dodi ya semalam tidak mendengar- kan nasehat Ibu..”
“Iya Nak, sekarang Dodi istirahat ya. Nanti Ibu yang ijin ke Guru sekolah kalau Dodi butuh istirahat,” sahut Ibu.
Dodi mengangguk dan berjanji besok tidak akan tidur terlalu larut lagi.
Pesan moral: Dengarkan nasehat orang tua, karena orang tua kita selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Sumber: Buku Kumpulan Cerita Anak oleh Ketfiyah dan Hana Ika Safitri.
3. Contoh Cerpen Anak Sekolah
Semut, Gajah, dan Burung
Suatu hari, semut akan pergi ke sebuah acara pesta ulang tahun Singa di hutan. Semut dan kawan- kawannya tampak senang. Mereka memakai pakaian yang sangat bagus. Mereka pun tampak berjalan dengan rapi dan bersorak sorak seakan tak sabar untuk ikut pesta. Mereka juga membawa kado untuk Singa. Kadonya cukup besar sehingga beberapa semut ber- gotong-royong memanggulnya. Sesekali mereka berhenti karena merasa lelah. Di tengah jalan, ada seekor gajah yang juga akan pergi ke pesta. Gajah tersebut menertawakan kawanan semut yang sedang istirahat.
“Hei kalian para semut! Perjalanan masih jauh. Pulang saja!”
“Tidak, kami akan tetap pergi ke pesta itu!” Kata Raja Semut.
“Kalian akan terlambat. Satu langkahku itu seribu langkah kalian. Lebih baik pulang saja. Nanti kalian sampai sana juga pasti acara sudah selesai. Hahahaha..”
“Tidak selayaknya kamu bicara seperti itu, Gajah. Mereka juga berhak untuk datang ke pesta itu. Daripada menghina, lebih baik kamu bantu bawa barang mereka.” Kata Burung yang berada di ranting pohon yang rindang.
“Tidak! Aku tidak mau bantu mereka! Mereka kecil sekali dan tidak ada manfaatnya jadi temanku. Sana kamu saja!”
Pada akhirnya gajah pun melanjutkan perjalanan- nya. Burung pun punya ide untuk membawa kawanan semut terbang bersamanya agar cepat sampai tujuan. Setelah sampai di sana, mereka pun berpesta ria. Akan tetapi gajah belum juga terlihat.
Setelah acara hampir selesai, gajah pun datang. Semua bersorak meneriaki gajah karena acara sudah mau ditutup. Gajah pun kecewa dan keluar dari pesta itu. Kawanan semut dan burung tidak tega melihat gajah seperti itu. Akhirnya mereka mendatang gajah.
“Hai gajah. Ada apa denganmu? Tanya seekor semut.
“Pasti kalian mau menertawakanku kan?”
“Tidak sama sekali. Kami peduli padamu. Apa yang terjadi di jalan?”
“Tadi aku sempat terjatuh dan kakiku kena ranting pohon,” kata gajah sambil menunjukkan kakinya yang sedikit terluka.
Pada akhirnya semut dan burung bergotong royong mencari daun herbal untuk mengobati kaki Gajah. Gajah juga minta maaf atas perilakunya tadi.
“Terima kasih ya sudah mengobati kakiku. Dan aku minta maaf karena sebelumnya menghina kalian.”
Semua tampak senang dan berpelukan.
Sumber: Buku Kumpulan Cerita Anak oleh Ketfiyah dan Hana Ika Safitri.
4. Contoh Cerpen Anak Anak
Jangan Lupa, ya!
Seorang berbadan besar dan tegap berdiri di depannya. Mukanya menyeramkan sembari berkata
“Halooo anak keciiiil…”
Zea gemeteran. Sontak ia langsung memanggil Ibunya.
“Ibu… Ibu.. Ibu…”
Tapi Ibunya tidak menjawab. Zea ingin berlari tapi juga tidak bisa.
“Kenapa takut anak kecil?” Kata orang itu.
“Apa salah aku? Kenapa di sini?”
“Hahahaha.. jangan takut. Aku hanya ingin mem-
beritahumu sesuatu..”
“Apa? Cepat katakan!”
“Coba sekarang ingat kembali, apa yang belum kamu lakukan sebelumnya?”
“Aku tidak tahuuu!!! Ibuuuu… Ibuuuu tolong aku!!!” Zea berteriak semakin keras.
Nampak samar-samar ada yang menggoyangkan tubuhnya dan berkata,
“Nak, bangun sayang. Nak Zea bangun ayo.. kamu kenapa?”
Zea langsung membuka mata dan memeluk Ibunya. Badannya basah akibat keringat dingin. Zea ketakutan.
“Kenapa sayang? Mimpi buruk?” Tanya Ibu.
“Aku ngga tau Ibu. Katanya tadi aku belum me- lakukan sesuatu sebelumnya.”
“Kira-kira apa sayang?”
“Nggak tau Bu.. aku takut.”
“Istighfar sayang.. apa sebelumnya Zea belum sholat isya?”
Mata Zea terbelalak.
“Iya Bu… Zea belum sholat dan juga belum baca doa sebelum tidur.”
“Nah.. sekarang Zea sholat ya. Sholat itu wajib bagi kita umat Muslim. Kita butuh sholat karena sholat itu salah satu cara mendekatkan diri kita sama Allah. Allah kan sudah sayang banget sama kita ya Nak. Semua Allah kasih ke kita. Mulai dari sehat, bisa makan, bisa sekolah, punya tempat tinggal, Dll. Nanti setelah itu tidur lagi, tapi baca doa juga ya agar tidur kita dijaga sama malaikat.”
“Iya Bu…”
Pesan moral: Jangan tinggalkan salat.
Sumber: Buku Kumpulan Cerita Anak oleh Ketfiyah dan Hana Ika Safitri.
5. Cerpen Anak tentang Tanggung Jawab
Aku Belajar Tanggung Jawab
Hari ini adalah hari Minggu. Biasanya Ibu akan memberikanku uang saku lebih karena aku bebas mau jajan apa saja. Terlihat Ibu masih sibuk di dapur. Aku pun mendatanginya.
“Bu, adakah uang saku lebih untukku hari ini?”
“Ada dong pasti, tapi Ibu minta tolong dulu boleh kah?”
“Minta tolong apa Ibu?”
“Tolong belikan tepung di Swalayan depan, Ibu mau bikin mendoan kesukaanmu,” Pinta Ibu.
“Wah… iya Ibu.”
“Tapi segera ya, karena Ibu mau cepet-cepet bikin mendoan biar Ibu bisa menyelesaikan pekerjaan yang lainnya juga,”
Ibu pun memberiku uang dan aku bergegas ke Swalayan dekat gang masuk rumah ini. Berhubung Ibu akan segera bikin mendoan, maka aku pergi dengan naik sepeda.
Sesampainya di Swalayan, aku masuk dan meng- ambil tepung pesanan Ibu. Setelah membayarnya, aku keluar dan mencari sepedaku. Aku pun bergegas pulang karena Ibu sudah menungguku.
“Grrrrrek…” Suara sepedaku menyerempet mobil itu. Aku terkejut. Goresannya cukup panjang dan terlihat.
Seketika aku mencari pemilik mobil ini. Aku bertanya kepada orang sekitar dan tidak ada yang mengetahui. Akhirnya aku pinjam pulpen dan menulis di balik lembar nota hasil belanjaku tadi.
“Bapak/Ibu, maaf ya… Namaku Ghozi. Aku tidak sengaja menyerempet mobil dan membuat cukup banyak goresan. Aku buru-buru mau memberikan tepung ini ke Ibu buat bikin mendoan kesukaanku. Nanti Bapak/Ibu bisa tolong datang ke rumah ya. Aku akan bertanggung- jawab. Aku punya celengan di rumah. Rumahku di ujung gang ini, cat warna biru. Maaf.”
Lalu, aku melanjutkan perjalananku ke rumah. Sesampainya di rumah, aku langsung memberikan tepung pesanan Ibu dan menceritakannya.
“Bu tadi aku sempat nyerempet mobil orang terus mobilnya lecet. Aku sudah minta maaf dan menuliskan memo di mobilnya untuk datang ke sini, karena aku cari orangnya tidak ketemu. Ibu nggak marah kan?”
Ibu tersenyum. “Tidak nak, Ibu bangga sama kamu. Kamu berani menceritakannya, kamu berani bertanggungjawab juga. Kalau perlu kita kesana sekarang dan minta maaf langsung. Bagaimana?”
Aku mengangguk. Tiba-tiba ada suara tamu datang.
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.” Sahut aku dan Ibu hampir bersamaan.
“Ibu maaf, apakah benar ini rumah Ghozi?” Tanya seorang Bapak yang berdiri di depan pintu.
“Iya betul, Pak. Bapak siapa ya?”
“Oh, saya pemilik mobil tadi.”
“Oh… Maaf maaf. Ayo silahkan masuk Pak.”
“Di sini saja Bu, saya juga buru-buru. Bagaimana keadaan Nak Ghozi? Apakah baik-baik saja?”
“Saya tidak kenapa-kenapa Pak. Maaf ya Pak.. saya tadi tidak sengaja.” Kataku.
Bapak itu terlihat tersenyum. “Iya tidak apa-apa. Saya juga yang salah karena parkir sembarangan. Saya sangat bangga ada anak kecil seusia kamu ini yang berani jujur dan bertanggungjawab.”
“Nanti saya ganti ya Pak, saya ambilkan celengan- ku dulu.”
“Tidak perlu, Nak. Saya datang ke sini bukan untuk minta pertanggungjawaban tapi saya mau ngasih ini.” Kata Bapak itu sambil menyodorkan.
“Apa ini Pak?”
“Buat kamu. Terima kasih ya sudah jujur dan mau bertanggungjawab. Saya sekaligus pamit. Assalamu- ‘alaikum.” Kata Bapak itu sambil berlalu.
Aku melihat Ibu. Ibu juga menatapku.
“Kamu anak hebat…” Kata Ibu lirih.
Sumber: Buku Kumpulan Cerita Anak oleh Ketfiyah dan Hana Ika Safitri.
***
Itulah ulasan seputar contoh cerpen anak yang penuh pesan moral.
Baca artikel informatif lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Agar tak ketinggalan informasi, ikuti dan baca Rumah123 di Google News.
Bingung mencari hunian yang nyaman? Dapatkan rekomendasi terbaiknya hanya di www.rumah123.com.
Mencari hunian impian kini lebih mudah dan aman karena kami #AdaBuatKamu.