OK
Dijual
Disewa
Properti Baru
Panduan

Yang Bergaji Rp30 Juta pun Susah Bayar DP Rumah

29 Nopember 2023 · 2 min read Author: Vriana Indriasari

Country General Manager Rumah123 dalam acara Paparan Sentiment Survey H1-2017 di Jakarta, Rabu (3/5). Foto: Rumah123/Dodiek

Tidak juga punya uang yang cukup untuk membayar down payment hunian kamu? Jangan dulu berdalih lantaran penghasilanmu tidak cukup besar setiap bulannya.

Menurut Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung, memiliki penghasilan bulanan atau gaji besar tidak lantas membuat seseorang mudah mengumpulkan uang DP properti. Hal tersebut terungkap dalam Sentiment Survey H-1 2017 yang dipaparkan situs no.1 di Indonesia tersebut.

Baca juga: Cari Rumah di Bojong Gede? Ini Ada DP Nol Persen!

“DP ternyata tidak selalu berhubungan dengan penghasilan. Meski penghasilannya sekitar Rp15 sampai 20 juta, hampir setengahnya bilang DP itu masalah,” kata Untung saat memaparkan hasil Sentiment Survey di Jakarta, Rabu (3/5). “Sesuai konteks orang Indonesia bahwa gaji berapa pun enggak akan pernah cukup.”

Untung menjelaskan, survei menemukan bahwa konsumen pada rentang usia 22-28 tahun masih lebih mengutamakan kebutuhan terkait gaya hidup. Properti, lanjut Untung, masih belum menjadi prioritas lantaran gaya hidup yang lebih diutamakan.

Baca juga: Rumah123 Umumkan Hasil “Asia Property Sentiment Survey”

Ia pun menjabarkan pola yang kerap terjadi pada konsumen properti. Menurutnya, kala penghasilan mengalami kenaikan cukup signifikan pun, disadari atau tidak, masyarakat langsung menyesuaikan diri. “Sayangnya, yang di-adjust itu gaya hidupnya. Sehingga orang-orang yang penghasilannya naik pun, malah bukan pikir properti, tapi justru gaya hidup.”

Sehingga, sangat wajar jika survei juga menunjukkan 52 persen dari responden mengakui bahwa DP merupakan kendala utama mereka tak juga memiliki hunian sendiri. Tentu ada alasan lain, yakni belum menemukan hunian yang sesuai keinginan.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Bantu Rp500 Juta untuk Uang Muka Rumah Non-MBR

“Properti adalah salah satu produk yang harganya dilepas ke pasar. Ketika produk harganya bergantung sama pasar, yang dibutuhkan adalah edukasi bukan insentif. Bagaimana caranya edukasi market, bahwa harganya akan terus naik, makanya harus buru-buru masuk,” katanya menegaskan.


Tag: , , , , , , , , ,