Waduh, Masyarakat Indonesia Masih Konsumsi Air Kurang Layak
Sekitar 16 persen dari rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air kurang layak. Kesulitan air bersih terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
Kesulitan air bersih ternyata terjadi di seluruh Indonesia, tidak hanya di kawasan Indonesia Timur saja.
Pemerintah menargetkan 100 persen air minum layak, namun hal ini masih belum bisa terwujud lantaran sejumlah kendala.
Sumber air yang layak untuk minum rumah tangga harus berjarak 10 meter lebih dari penampungan limbah, kotoran, atau tinja.
Saat ini, 11 juta dari 71 juta rumah tangga di Indonesia alias 16 persen masih mengonsumsi air kurang layak.
Laman berita online Lokadata.id melansir data dari hasil Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2019.
Sebanyak 6 persen dari 69 ribu rumah tangga di Bali tidak dapat memperoleh akses air minum layak.
Sedangkan hasil riset dari IDEP Foundation menyatakan 65 persen di Bali dipakai untuk kebutuhan pelayanan wisata.
Pada 2018, jumlah populasi di Bali mencapai 4,2 juta penduduk, sementara ada 15,9 juta wisatawan nusantara dan mancanegara.
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa memberikan pernyataan.
Kesadaran masyarakat, rendahnya tata kelola, hingga kapasitas kelembagaan menjadi penyebab belum tercapainya target akses air minum.
Masih banyak masyarakat yang belum bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari.
Padahal air minum yang kurang layak untuk dikonsumsi lantaran sanitasi yang buruk bisa menimbulkan sejumlah penyakit.
Penyakit tersebut di antaranya diare, kolera, cacingan, hingga stunting pada bayi akibat diare kronis.
Minimnya akses air utama untuk minum ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia bagian Timur yang identik dengan keterbatasan struktur.
Sejumlah kawasan di Indonesia bagian Barat, bahkan di Pulau Jawa juga masih mengalami hal serupa.
Baca juga: 8 Kota dengan Fasilitas Cuci Tangan Terbanyak di Indonesia
Tingkat Konsumsi Air Kurang Layak Tertinggi Menurut Wilayah
Pulau Jawa menempati posisi pertama untuk kawasan dengan persentase rumah tangga terbanyak dengan sumber utama air kurang layak.
Dari 42 juta rumah tangga di Jawa, 16% di antaranya mengonsumsi air kurang layak untuk kebutuhan rumah tangga.
Kebutuhan rumah tangga untuk air sehari-hari ini mencakup memasak, mandi, mencuci, dan lainnya.
Sumatera berada di peringkat dua dengan persentase berjumlah 16% dari 14,8 juta rumah tangga.
Peringkat tiga adalah Kepulauan Maluku dengan persentase mencapai 15% dari 660 ribu rumah tangga.
Kawasan Nusa Tenggara yang identik dengan kekeringan berada di posisi keempat dengan persentase yang sama dengan Maluku.
Ada 15% dari 2,6 juta rumah tangga di wilayah tersebut yang mengonsumsi air kurang layak selama ini.
Posisi lima ditempati oleh Sulawesi dengan persentase mencapai 10% dari 4,8 juta rumah tangga.
Wilayah paling timur Indonesia, Papua berada di peringkat enam dengan persentase 7% dari 1,1 juta rumah tangga.
Bali berada di posisi enam dengan persentase 6% dari 1,2 juta rumah tangga, sementara Kalimantan berada di peringkat bawah.
Di Pulau Kalimantan hanya ada 6% dari 4,3 juta rumah tangga yang mengonsumsi air kurang layak.
Baca juga: 7 Fakta Soal Tapera yang Perlu Kamu Ketahui
Tingkat Konsumsi Air Kurang Layak Tertinggi Menurut Kabupaten
Jika dibedah lebih lanjut, persentase wilayah yang mengonsumsi air kurang layak justru berada di Sumatera.
Posisi pertama ditempati oleh Kabupaten Lampung Utara, Lampung dengan persentase 44% dari 162 ribu rumah tangga.
Kabupaten Jember, Jawa Timur berada di posisi kedua dengan 38% dari 716 ribu rumah tangga.
Peringkat tiga diduduki oleh Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat dengan 33% dari 62 ribu rumah tangga,
Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan berada di peringkat empat dengan 31% dari 90 ribu rumah tangga.
Berikutnya di posisi lima ada Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara dengan 29% dari 41 ribu rumah tangga.
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan berada di peringkat enam dengan 27% dari 82 ribu rumah tangga.
Peringkat tujuh diduduki oleh Kabupaten Tolikara, Papua dengan 26% dari 41 ribu rumah tangga.
Terakhir, Kabupaten Jembrana, Bali berada di peringkat delapan dengan 20% dari 77 ribu rumah tangga.
Kalau kamu sendiri bagaimana? Apakah rumah kamu sudah mengonsumsi air yang layak setiap harinya?
Artikel ini merupakan kerjasama antara situs properti Rumah123.com dengan laman berita online Lokadata.id.