Viro Kembangkan Material Interior untuk Seni Instalansi Kontemporer

Viro Berkolaborasi dengan Pematung Joko Avianto dan Desainer Interior Kezia Karin dalam Membuat Seni Instalasi Kontemporer dan Booth. Viro Merupakan Produsen Material Inovatif untuk Arsitektur dan Desain Interior (Foto: Rumah123/Viro)
Viro kembali berinovasi dengan menjalin kerja sama dengan pematung Joko Avianto dan desainer interior Kezia Karin. Kolaborasi ini ditampilkan dalam ajang CASA Indonesia 2019.
Viro merupakan perusahaan penyedia solusi material kreatif untuk desain arsitektur dan interior. Perusahaan ini berdiri di Indonesia pada 1985.
Material Viro biasanya digunakan untuk arsitektur dan interior seperti kursi, atap, dan lainnya. Sejumlah materialnya mirip kayu atau bambu. Material Viro tahan lama dan juga ramah lingkungan.
Baca juga: Viro Hadirkan Modular Forest Pod, Solusi Tren Rancang Bangun Resort Wisata
Dalam ajang ini, Viro bekerja sama dengan Joko dalam karya berjudul Clouds. Sebelumnya, Viro dan Joko sudah bekerja sama dalam membuat karya yang dipamerkan di Bundaran Hotel Indonesia.
Selain itu, Viro menjalin kolaborasi dengan desainer interior Kezia Karin dari Kezia Karin Studio dalam membangun booth bertema The Nusantara Coast.
Kolaborasi Viro dalam seni instalasi ini merupakan bentuk dari ekspansi bisnis perusahaan lebih jauh dalam menguji bahan eco faux secara inovatif di industri lain, selain desain interior dan arsitektur.
Baca juga: Viro dan Rehau Berkolaborasi Kembangkan Material Furnitur Berbasis Polimer
“Tahun ini, Viro memiliki ambisi untuk terus menguji kreativitas dan inovasi bahan eco faux yang kami miliki,” ujar Executive Vice President Viro, Johan Yang seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima oleh Rumah123.com.
“Setelah sebelumnya terjun ke dunia fesyen melalui kolaborasi dengan Pak Musa Widyatmodjo dalam membuat kostum untuk pembukaan acara Indonesia Fashion Week 2019, kami mencoba untuk masuk dalam industri seni instalasi yang memiliki kebutuhan karakter material yang tentunya berbeda dengan fesyen maupun arsitektur,” lanjut Johan.
Viro memasok bahan eco faux yang menyerupai bambu untuk Joko dalam membuat karya. Ada empat panel yang membingkai ketidakteraturan menjadi keindahan.
Baca juga: Getah Getih di Antara Gedung-Gedung Jangkung Bundaran HI
Sementara itu, Kezia membawa konsep yang terinspirasi dari kepeduliannya terhadap lingkungan yaitu sampah plastik sekali pakai. Melalui konsep Makrame, Kezia berupaya untuk merefleksikan keharmonisan akulturasi budaya pesisir dengan keindahan biota laut.
Viro terus berinovasi dalam produk. Material eco faux yang dikembangkan bisa memiliki masa pakai hingga 20 tahun dan dapat didaur ulang hingga tujuh kali pemakaian.