Trotoar Ramah High Heels, Bikin Jalan Kaki di Ibu Kota Kian Asyik

Ilustrasi. Pejalan kaki melintas di garis kuning (yellow line) di sebuah trotoar Kota Jakarta. Foto: Rumah123/Dharma Wijayanto
Saat kamu menggunakan high heels dan berjalan di trotoar kota, gimana rasanya? Ujung lancip dari high heels sering nyangkut di celah trotoar? Betul, hal ini memang sering terjadi. Namun, hal itu mungkin ga akan terjadi lagi. Setidaknya di 12 titik di 6 kecamatan di Jakarta Utara.
Trotoar di 12 titik tersebut akan ramah bagi pengguna high heels dan penyandang disabilitas karena bukan lagi menggunakan paving block, melainkaan material floor hardener dan stamp concrete.
“Kalau trotoar dahulu kan materialnya dari paving block. Kalau paving block itu kan masih ada sela-selanya, sehingga kalau pengguna high heels bisa masuk ke dalam atau ke sela-selanya itu,” kata Kepala Seksi Kelengkapan Pra Sarana Jalan dan Jaringan Utilitas Sudin Bina Marga Jakarta Utara, Libertus Sagata, seperti dikutip Kompas.com, Rabu (6/9/).
Baca juga: Ruang Publik dan Akses Pejalan Kaki di Kawasan Bisnis, Keren Kan!
Menurutnya, material floor hardener dan stamp concrete tidak akan membuat trotoar berlubang atau bercelah. Jadi, dipastikan ga akan ganggu kenyamanan pengguna high heels ketika berjalan di trotoar.
“Nanti juga ada semacam dekoratifnya yang juga tidak akan mengganggu pengguna high heels dan penyandang disabilitas. Permukaan trotoar akan bermotif ombak dengan paduan warna antara lain yaitu kuning, hijau, merah dan abu-abu,” ujarnya.
Trotoar di 12 titik di 6 kecamatan Jakarta Utara tersebut meliputi Kelapa Gading 2 titik, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Perintis Kemerdekaan. Di Koja di Jalan Kramat Jaya dan Plumpang Semper. Sedangkan di Tanjung Priok ada di Jalan Enggano.
Baca juga: Yellow Line di Jalur Pedestrian, Upaya Bikin Jakarta Ramah bagi Disabilitas
Tiga kecamatan lainnya yakni di Cilincing akan dibangun trotoar di Jalan Cilincing Kelapa dan Jalan Akses Rusun Marunda. Di Penjaringan, trotoar ramah pengguna high heels dan penyandang disabilitas dibuat di Jalan Pluit Timur Raya dan Pluit Selatan. “Khusus di Pademangan, ada tiga lokasi yaitu Jalan Gunung Sahari, Hidup Baru, dan di Lodan Raya,” kata Libertus.
Kedua belas trotoar baru dengan biaya pembangunan mencapai Rp42 miliar tersebut rencananya akan rampung pada akhir November 2017.
“Nanti juga ada semacam dekoratifnya yang juga tidak akan mengganggu pengguna high heels dan penyandang disabilitas. Permukaan trotoar akan bermotif ombak dengan paduan warna antara lain yaitu kuning, hijau, merah dan abu-abu,” ujar dia.
Baca juga: Bukan Seperti Jakarta, Kayak Apa Sih Tampilan Kota-Kota Ternyaman di Dunia?
Trotoar ini juga akan dibangun lebih lebar dari sebelumnya. Jika sebelumnya sekitar 2 meter, kini jadi sekitar 3,5 meter.
“Pelebaran di trotoar tersebut menggunakan ‘existing’ atau juga di lajur sisa jalan, sehingga tak sedikit pun mengurangi lajur di jalan yang sudah ada dan tak menimbulkan kemacetan,” kata Libertus.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang sedang gencar membangun trotoar yang lebar di berbagai ruas jalan di Ibu Kota. Tahun ini saja, Dinas Bina Marga bersama suku dinas terkait membangun trotoar sepanjang 80 kilometer di 5 wilayah kota administratif dengan anggaran Rp412 miliar. Pelebaran ini dilakukan salah satunya untuk mendorong pejalan kaki pake transportasi umum.