Transportasi Baru Rangsang Pertumbuhan Properti
Pembangunan sarana transportasi baru di Jakarta diperkirakan akan turut mendukung berkembangnya berbagai proyek properti. Sementara pada daerah yang sudah dibangun sarananya, secara otomatis permintaan pada pasar properti akan meningkat dan turut menaikkan harga sewanya.
Arta Putra, Analis Senior perusahaan konsultan properti Jones Lang Lasalle, seperti dikutip bisnis.com menuturkan, sarana transportasi masal seperti mass rapid transport (MRT) menjadi daya tarik bagi pengembangan properti, khususnya yang berkonsep bangunan terpadu atau mixed use development.
Baca juga: Citra Maja Raya Berharap Kembangkan Maja
Pada awal 2015, Jakarta dinobatkan sebagai kota dengan lalu lintas terburuk di dunia oleh Castrol. Hal tersebut dikatakan Arta Putra sebagai wajar saja, karena begitu banyak jumlah komuter yang menghabiskan waktu berjam-jam di jalan-jalan setiap harinya.
“Kemacetan lalu lintas di Jakarta sangat terkenal. Ketika mengemudi di sekitar CBD, jarak sekitar 15 kilometer saja dapat makan waktu hingga dua jam,” kata Arta.
Baca juga: Ciputra Kembangkan Wilayah Perbatasan Barat Jakarta
Jakarta adalah salah satu kota besar yang belum menggunakan sistem kereta api massal terpadu. Sedangkan kebutuhan transportasi umum massal terbilang tinggi seiring dengan bertambahnya populasi.
Merangsang Tiga Kali Lipat
Nyatanya hanya 35% dari penduduk yang bekerja di Ibu Kota yang benar-benar berdomisili, sekitar 1,4 juta orang hanya menjadi komuter. Oleh sebab itulah transportasi umum massal dan infrastruktur jalanan yang baik sangat dibutuhkan.
Hingga saat ini, jaringan MRT sedang dalam tahap konstruksi. Stasiun pertama akan dibuka pada 2018. Koneksi ke Bandara direncanakan beroperasi lima tahun ke depan. MRT diekspektasi dapat memotong waktu perjalanan 30 menit.
Selain itu enam ruas jalan tol baru juga akan dibuka pada 2020 sepanjang 72 kilometer. Manfaat dari perbaikan ini tentunya harus berefek signifikan bagi Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan.
Goldman Sachs menyampaikan, sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk kota, pengembang akan mengalami kenaikan permintaan perumahan sebanyak tiga kali lipat atau 85.000 unit baru per tahun, dibandingkan dengan pasokan tahunan saat ini yang hanya sekitar 35.000 unit.
Dengan penduduk perkotaan yang terus tumbuh, adanya sebuah sistem transportasi baru yang lebih baik dan terintegrasi tentunya penting untuk sebuah kota. Transportasi dan akses baru tersebut nantinya akan merangsang pertumbuhan properti.
(Wit)