Tips Agen Properti #32: Memahami Aturan dan Siklus Properti
Saat memilih menjadi agen properti, seseorang tidak hanya dituntut bisa memasarkan dan menjual properti. Namun, dia harus bisa memahami beragam hal dalam dunia properti.
Broker harus memahami kenapa orang memilih investasi properti, bagaimana dengan siklus lima tahunan properti, dan lainnya.
Ir. Eddie Muljawan Soetedjo memaparkan semua hal tersebut dalam bukunya yang berjudul The King of Property: 36 Secrets of Powerful Closing. Dia mengulas sejumlah tips dan kisah dalam menjalankan profesi sebagai agen properti.
Baca juga: Tips Jual Rumah: 8 Cara Untuk Cari Tahu Agen Properti yang Berkualitas
Orang memilih investasi properti karena properti bisa memberikan capital gain, return of investment, dan juga rental yield. Saat dia membeli apartemen, investor bisa menyewakannya sehingga mendapatkan rental yield.
Dalam beberapa tahun, harga apartemen ini akan naik. Mungkin saat membeli, dia mengeluarkan uang Rp500 juta. Saat menjualnya setelah lima tahun, dia bisa menjualnya dengan harga Rp600 juta atau mungkin lebih.
Eddie juga memaparkan mengenai sikus lima tahunan dalam dunia properti. Agen properti harus memahami agar bisa memberikan saran kepada penjual atau pembeli.
Baca juga: Wah, Ada Kelas Fotografi Buat Agen Properti di Festival Properti Indonesia 2018
Harga properti cenderung turun apabila ada empat indikator seperti meningkatnya suku bunga bank, harga saham yang cenderung turun, harga komoditas yang turun, dan kebijakan uang yang diperketat.
Sebaliknya, ada saatnya harga properti cenderung naik bila hal yang terjadi malah sebaliknya yaitu suku bunga turun, harga saham cenderung naik, harga komoditas yang naik, dan kebijakan uang yang diperlonggar.
Selain itu, siklus properti juga mengenal sunrise dan sunset. Sunrise merupakan area properti yang memiliki karakteristik seperti kawasan baru dan masih sedang berkembang, kawasan tua tetapi stabil, dan kawasan modern dan baru diperbaiki.
Baca juga: Tips Agen Properti: Foto Penting Banget Buat Jualan Properti
Sementara kawasan sunset mempunyai karakteristik seperti kawasan tua dan menurun, kawasan tua yang baru diperbaiki atau renovasi namun lambat, dan kawasan tua yang lingkungannya jelek dan tidak ada gambaran rencana perbaikan.
Agen properti dituntut untuk mengetahui semua ini karena dia harus bisa menjelaskannya kepada penjual dan pembeli. Selain itu, tidak selamanya pasar properti dalam keadaan baik. Saat lesu, broker harus bekerja lebih keras lagi agar penjual mau mempercayakan listing propertinya.
“Hiduplah sesuai siklus. Bertahan dan menyerang pada masanya. Maka Anda pasti berhasil (Ir. Eddie Muljawan Soetedjo CPA)
Baca juga: Apresiasi Agen Properti, Harcourts Indonesia Selenggarakan Annual Awards 2019