OK
×
×
Berita kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menghiasi semua media. Kebakaran menyebabkan kabut asap tidak hanya di Indonesia, namun juga ke beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Bahkan, situs berita online Kompas.com melansir pada Ahad (22/9/2019) bahwa langit berwarna merah terlihat di Jambi pada siang hari.
Baca juga: 10 Kota di Indonesia dengan Polusi Udara Terburuk
Kabut asap ini juga menyebabkan penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) meningkat. Bayangkan saja kalau jarak pandang di beberapa tempat di Riau sempat hanya 200 meter.
Kegiatan belajar mengajar pun terpaksa ditiadakan. Masyarakat juga membatasi kegiatan di luar. Meski begitu, bukan berarti kabut asap tidak bisa masuk ke dalam rumah. Kabut asap masih bisa masuk ke dalam rumah.
Laman berita online CNNIndonesia.com memberikan tujuh tips yang bisa dilakukan agar rumah bisa terbebas dari bahaya kabut asap.
Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyitir langkah pertama adalah memastikan semua pintu dan jendela dalam keadaan tertutup. Ingat ya, kabut asap membawa partikel berbahaya lewat udara.
Kamu telah menutup pintu dan jendala, namun ada celah di antara pintu dan jendela dengan dinding. Asap masih bisa masuk walaupun celah berukuran kecil. Kamu bisa menaruh kain basah pada bagian ini. By the way, kain basah dapat menyaring udara masuk.
Kamu bisa menyalakan kipas angin atau pendingin udara (AC) untuk menjaga sirkulasi udara. Ruangan tertutup tentunya tidak nyaman. Jika tidak memiliki keduanya, kamu bisa memakai tirai yang telah dibasahi air. Tirai basah ini sama fungsinya dengan kain basah yang telah dipaparkan di atas.
Rumah tertutup dari udara luar dan hanya mengandalkan kipas atau AC. Kamu juga jangan menambah jumlah asap dengan menggoreng, membakar sampah, atau merokok di dalam rumah. Hindari tiga hal ini. Kalau mau memasak, coba hindari menggoreng makanan yang menimbulkan asap.
Kamu bisa menempatkan tanaman dalam pot yang ditaruh di dalam rumah. Tanaman bisa menambah jumlah oksigen dan menyerap karbondioksida. Ada sejumlah tanaman yang bisa ditempatkan seperti lidah mertua, lili paris, sirih gading, dan suplir.
Kamu bisa menaruh akuarium berisi air yang telah diberi ganggang. Jangan lupa memasang lampu LED. Kehadiran akuarium di dalam rumah bisa membantu menjaga kelembaban udara dan juga mengurangi karbondioksida.
Kamu harus selalu terbiasa melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun, menutup tempat penampungan air supaya tidak terkena asap, mencuci sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan. Terakhir, selalu memiliki persediaan obat-obatan di rumah termasuk masker.
Baca juga: Darurat Asap Karhutla, Yuk Segera Antisipasi ISPA
Level 37 EightyEight@Kasablanka
Jl. Casablanca Kav.88
Jakarta Selatan
Jakarta 12870
Indonesia
Tambahkan Komentar