Terungkap, 2 Jenderal TNI yang Paling Ditakuti dan Disegani PKI. Benarkah Salah Satunya Diasingkan oleh Soeharto?
Jenderal yang ditakuti PKI ini dianggap berjasa menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh partai tersebut.Tapi, benarkah satu jenderal malah diasingkan ke luar negeri karena ‘ditikam’ dari belakang?
Pada beberapa tahun silam, Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah tercatat ke dalam salah satu partai terbesar.
PKI merupakan partai politik yang pernah disegani dan memiliki sejumlah tokoh besar berpengaruh.
Tak heran kalau partai pimpinan Dipa Nusantara Aidit itu memiliki simpatisan dan kader yang begitu banyak.
Saat masih eksis, PKI juga melakukan sejumlah gerakan dan pemberontakan.
Meski demikian, ada beberapa pemberontakan yang gagal dan menjadi sasaran militer.
Para tokoh PKI dan simpatisan yang terbukti terlibat kemudian jadi buruan para tentara.
Ada dua nama jenderal yang kabarnya paling ditakuti PKI.
Kedua jenderal itu turut menumpas dan membasmi PKI di tanah air.
Lantas, siapa nama kedua jenderal yang ditakuti oleh para anggota PKI tersebut?
Simak jawabannya pada penjelasan di bawah ini, ya!
Jenderal yang Ditakuti PKI
Satu sosok yang kabarnya paling ditakuti oleh PKI adalah Sarwo Edhie Wibowo.
Ketika itu, Sarwo Edhie adalah Komandan RPKAD yang kini lebih dikenal sebagai Kopassus.
Sarwo Edhie Wibowo ditakuti PKI karena dia diperintahkan oleh Mayjen Soeharto untuk menumpas PKI.
Soeharto meminta Sarwo Edhie untuk ‘membasmi’ PKI menyusul peristiwa 30 September 1965.
Menjabat sebagai panglima RPKAD, peran Sarwo Edhie tak main-main.
Dia menyusun strategi untuk membasmi orang-orang PKI.
Melansir Kompas.com, ayah Ani Yudhoyono itu membuktikan keberhasilan dalam menumpas orang-orang PKI.
Sarwo Edhie menangkap tokoh PKI dan simpatisan yang dicurigai terafiliasi dengan partai tersebut.
Tidak hanya itu, Sarwo Edhie juga melatih masyarakat sipil anti-PKI sebagai ujung tombak operasi penumpasan.
Menurut pengakuannya, ketika operasi itu tercatat sebanyak 3 juta jiwa menjadi korban operasi penumpasan PKI.
Korban jiwa tersebar di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Maka tak heran kalau anggota PKI sangat segan dengan Sarwo Edhie Wibowo.
Namun, kenapa Soeharto memilih Sarwo Edhie untuk menumpas PKI?
Soeharto mempercayai Jenderal Sarwo Edhie karena dia adalah orang kepercayaannya.
Tidak hanya itu, sekaligus teman Jenderal Ahmad Yani yang terbunuh dalam Gerakan 30 September.
Ahmad Yani adalah tokoh yang berasal dari Purworejo atau daerah yang sama dengan kelahiran Sarwo Edhie Wibowo
Sarwo Edhie Kecewa
Meski berjasa, tersiar kabar bahwa ada beberapa pihak yang konon tidak menyukai Sarwo Edhie Wibowo, salah satunya Soeharto.
Saat itu, banyak yang menyebut tidak boleh ada ‘matahari kembar’ yang membayangi Jenderal Soeharto.
Soeharto kemudian berencana menjadikan Edhie Sarwo Wibowo sebagai duta besar di Rusia untuk ‘menyingkirkannya’.
Banyak yang bilang kalau Jenderal Sarwo Edhie harus ‘diasingkan’ ke negara komunis’.
Mendengar hal itu, Sarwo Edhie kemudian merasa kecewa dan terjadilah perseteruan Sarwo Edhie dan Soeharto.
Wajar dia kecewa karena Sarwo Edhie adalah penumpas komunis dan malah dijadikan duta besar di negara berpaham komunis.
“Suatu hari aku sempat mendengar Papi bicara pada ibu ‘kalau aku memang mau dibunuh, bunuh saja. Tapi jangan membunuh aku dengan cara seperti ini’,” kata Ani Yudhoyono menirukan sang ayah dalam buku Kepak Sayap Putri Prajurit melansir merdeka.com.
“Dia selama ini dikenal sebagai penumpas komunis. Lalu, dia diceburkan ke negara berpaham komunis. Bagi Papi, ini seperti meledek dirinya,” kata Ani Yudhoyono dalam buku tersebut.
Sarwo Edhie dan Soeharto, Jenderal yang Ditakuti PKI
Terlepas dari itu, Sarwo Edhie dan Soeharto adalah dua jenderal yang ditakuti PKI.
Sarwo Edhie dan Soeharto diklaim sebagai duet maut yang berhasil menumpas PKI di tanah air.
Usai Gerakan 30 September, Soeharto memiliki peran untuk memerintahkan penumpasan PKI.
Pasukan Soeharto terus memburu para simpatisan PKI.
Bahkan, usai peristiwa itu, karier Soeharto terus naik hingga menjadi presiden selama 32 tahun.
Sementara Sarwo Edhie Wibowo menjabat beberapa posisi penting, namun tidak jauh dari kekuasaan.
Barulah beberapa tahun kemudian, menantunya yaitu Susilo Bambang Yudhoyono berhasil menjadi presiden pada 2004.
***
Semoga artikel ini bermanfaat, ya.
Simak ulasan menarik lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Kunjungi rumah123.com jika kamu sedang mencari rumah impian.
Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Cek dari sekarang juga, salah satunya adalah Perumahan Sutera Winona!