Teriakan Masyarakat Soal Penghapusan "3 in 1"

Pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di tengah kemacetan Kota Jakarta. FOTO: Rumah123/Jhony Hutapea.
Kebijakan penghapusan 3 in 1 di Jakarta memang belum genap satu bulan, namun masa uji coba sudah memiliki catatannya sendiri. Beragam respon, baik positif maupun negatif, pun bermunculan di masyarakat sepanjang masa uji coba yang berlaku sejak awal April lalu.
Tim Business Intelligence Rumah123.com mencoba memaparkan data yang terekam dari hasil kerja sama dengan Qlue. Seperti diketahui, Qlue merupakan aplikasi pelaporan keluhan masyarakat yang terintegrasi dengan program smartcity yang diusung Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
Selama masa uji coba dan saat kebijakan penghapusan 3 in 1 resmi diberlakukan, pelaporan kemacetan di pusat Kota Jakarta meningkat tajam. Terlebih di pusat perkantoran yang tak pelak mengundang komentar masyarakat.
Banyak komentar negatif tercatat disampaikan beberapa pengguna Qlue, salah satunya, “Selama sktr 9 hr ini 3 in 1 ditiadakan, membuat akses yg menuju jalan Sudirman macet parah. Tidak ada pengecualian, termasuk naik transportasi transjakarta”.
Ada pula keluhan seperti “Seumur2 ga pernah ngalamin berdiri di dlm bus dan stuck 40 menit di bunderan HI krn macet total akibat gk ada 3 in 1. Terima kasih ahok”. Keluhan lainnya adalah “Motor aja sampe gak gerak setiap hari begini sejak 3 in 1 dihapus”.
Selalu ada pro dan kontra, pun dengan kebijakan ini. Selain komentar negatif, ada pula yang positif. “3 in 1 ditiadakan sudah bagus tapi lampu merah patung kuda harus di adjust jgn terlalu cepat dikarenakan flow traffic sudah brubah di mana sekarang lebih banyak dari arah istana merdeka. Mohon dibantu. Thx”
“Kopaja dan metromini berhenti sembarangan bikin macet padahal lagi uji coba 3 in 1..ternyata biang macet itu kopaja dan metromini”. “Wah..mantap nih. Tidak ada 3 in1, jalanan2 kecil dan arah pancoran jadi lancar. Macetnya pinfah ke Sudirman kayaknya”.
Dengan berbagai keluhan, pun dukungan, Pemda DKI Jakarta tak mundur untuk memberlakukan kebijakan penghapusan 3 in 1. Menghapus eksploitasi anak yang seringkali dijadikan joki 3 in 1 menjadi alasan utama pengambilan keputusan ini.
Tak lantas berhenti di situ, pemda juga tengah mengkaji beberapa opsi kebijakan lain yang dianggap sebagai solusi terbaik.
Apa Kata Data Pasca-Uji Coba Penghapusan 3 in 1?
Bekerja sama dengan aplikasi Qlue membuat Rumah123 juga memiliki data keluhan masyarakat DKI Jakarta. Dari analisis geospasial berikut, terlihat adanya peningkatan jumlah laporan masyarakat yang signifikan terkait kemacetan selama April, dibanding bulan sebelumnya.
Secara absolut, dari database semua laporan kemacetan di ibu kota, pada Maret 2016 terdapat 2.725 laporan kemacetan. Angka ini meningkat sebanyak 43 persen menjadi 3.884 laporan pada April 2016.
Daerah yang menjadi konsentrasi kemacetan yaitu wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Untuk Jakarta Selatan, peningkatan laporan kemacetan berada di angka 50 persen dibanding Maret 2016.
Sebagai informasi, data-data di atas hanya menggunakan perbandingan data sepanjang Maret dan April. Untuk mengetahui akankah tren berlalu lintas ini akan terus terjadi di Jakara, tentu masih membutuhkan waktu, pun respon masyarakat . (Vri)