OK
Dijual
Disewa
Properti Baru
Panduan

Teguh Ostenrik: Sosok Nyentrik yang Logic

22 Nopember 2023 · 2 min read Author: Vriana Indriasari

Sejumlah patung yang menjadi pemanis dibeberapa sudut ruangan. FOTO: Rumah123/Jhony Hutapea.

Sejumlah patung yang menjadi pemanis dibeberapa sudut ruangan. FOTO: Rumah123/Jhony Hutapea.

Kalau saya harus tinggal bersama seorang teguh Ostenrik, saya tidak akan mau. Tinggal bersama Teguh itu banyak masalah.”

Begitulah kalimat yang terlontar dari mulut seniman kesohor Teguh Ostenrik ketika diminta menggambarkan tentang dirinya sendiri. Menurutnya, dirinya yang masih begitu kreatif mencipta karya, memang berpotensi juga memunculkan masalah yang tidak sedikit.

“Orang kreatif itu mikirnya kan selalu beyond. Nah, banyak hal yang mungkin awalnya akan sulit diterima akal hingga membuatnya menjadi masalah,” ujar Teguh berceloteh kala menerima Rumah123, di studionya, Rabu (10/8).

Wujud kreativitasnya yang tidak ingin dibatasi apapun juga terwujud kala mencipta sebuah karya, baik lukisan, pun patung. Salah satunya adalah kala menerima permintaan untuk membuatkan patung bagi pecinta seni yang ingin memajang karya Teguh di kediamannya.

“Saya menerima daftarharapan mereka, tapi pengembangan bentuk karya sepenuhnya adalah hak saya,” katanya menegaskan.

Kreativitasnya yang tak berbatas tercermin jelas dalam karya-karyanya. Selain Yesus dari Papua, Pria yang masih sangat faseh berbahasa Jawa ini juga membuat patung Bunda Maria yang disebutnya berasal dari Bali.

Patung tersebut anggun layaknya wujud Bunda Maria yang sudah banyak diperlihatkan dalam bentuk karya lain. Bedanya, Teguh berhasil menggambarkan Bunda Maria yang menggunakan hiasan kepala khas wanita Bali, tak ketinggalan selipan bunga kamboja di telinga kanannya.

Nyentrik dan Logic

Menilik karya-karyanya, jelas bagaimana alam khayal dan pikir Teguh mampu bertualang hingga ke luar batas logika. Tanpa mengabaikan hal itu, Teguh tetaplah seorang manusia.

Beberapa hal dalam kehidupannya juga ternyata mampu ia jalani dengan cara yang masuk di akal, meski lagi-lagi lebih maju ke depan. Salah satunya adalah bagaimana ia mendesain rumahnya.

Memilih rumah limasan carik, lantaran ia ingin rumah teduh bernuansa Jawa, namun tak sulit merawatnya. Buktinya, ia enggan memilih rumah suku Jawa yang identik dengan ukiran cantiknya. “Itu menyerap debu. Susah membersihkannya.”

Teguh Ostenrik_10

Menapaki rumah seorang seniman, rasanya janggal jika tidak menemukan sesuatu yang berbeda dari tempat tinggal biasanya. Benar saja, untuk kamar mandi, Teguh menerapkan konsep terbuka. Termasuk tanpa pintu.

“Waktu bikin rumah ini, usia saya sudah sekitar 50 tahun. Usia yang rawan stroke. Tiga dari empat kamar mandi di sini tidak berpintu, kecuali yang untuk tamu.”

Menurutnya, mereka yang terserang stroke di kamar mandi, kerap tak tertolong lantaran terlambat ditolong. Penghambat utamanya adalah pintu yang terkunci dari dalam.


Tag: , , , , ,