Suku Bunga Acuan BI Turun Dua Kali, Saatnya Investasi Properti
Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga acuan dua kali dalam dua bulan terakhir. Saatnya, para investor mengalihkan dananya ke instrumen properti.
Seperti diketahui Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75 persen menjadi 5,5 persen pada Kamis (22/8/2019) lalu. Hal ini dikutip oleh laman berita online Kompas.com.
Keputusan tersebut dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dilangsungkan pada Rabu-Kamis (21/22/8/2019). Usai RDG, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan penurunan suku bunga acuan.
Baca juga: Tips Investasi Properti: Fasilitas Apa Sih yang Dongkrak Harga Rumah
Penurunan suku bunga pada Agustus 2019 ini hanya berselang kurang dari satu bulan dari keputusan Bank Indonesia. Sebelumnya, bank sentral pun telah menurunkan suku bunga acuan.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Juli 2019 memutusukan bahwa suku bunga acuan turun 25 bps. Suku bunga acuan turun dari 6,00 persen menjadi 5,75 persen.
Suku bunga acuan sebesar 6,00 persen ini bertahan cukup lama. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,00 persen sejak November 2018. Bank Indonesia malah menaikkan suku bunga acuan sebesar 175 bps menjadi 6 persen.
Baca juga: Pentingnya Merencanakan Keuangan Keluarga Melalui Investasi Properti
Gubernur Bank Indonesia menyatakan ada sejumlah alasan penurunan suku bunga acuan yaitu rendahnya perkiraan inflasi, imbal hasil aset keuangan domestik tetap menarik, dan langkah preemptive Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dari dampak perlambatan ekonomi global.
Penurunan suku bunga acuan tentunya berdampak ke sejumlah sektor yang memang sensitif terhadap hal ini. Salah satunya adalah properti.
Suku Bunga KPR dan KPA Akan Disesuaikan, Investor Akan Alihkan Dana ke Sektor Properti
Penurunan suku bunga acuan ini biasanya diikuti dengan penyesuaian suku bunga oleh bank nasional. Bank akan menurunkan suku bunga tabungan dan juga kredit termasuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan KPA (Kredit Pemilikan Apartemen).
Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto menyatakan jika suku bunga kredit turun, diharapkan dapat mendorong permintaan kredit baru dan tambahan kredit.
Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga acuan dua kali, bank nasional pastinya akan menurunkan suku bunga kredit dan tabungan dalam waktu dekat. Hal ini berdampak banyak untuk sektor properti.
Baca juga: Tips Investasi Properti: Pertumbuhan Sewa Properti Indonesia Bisa Capai 10 Persen
“Dengan BI yang sedang terus menurunkan suku bunga acuannya, konsumen yang sebelumnya berinvestasi pada deposito mulai beralih masuk pada instrumen properti karena mendapatkan bunga KPR maupun KPA yang lebih murah lagi,” ujar General Manager Marketing Apartemen Skandinavia Hene Putro.
“Saat ini, sisa unit kami hanya tersisa 200-an unit. Kami memperkirakan pada pertengahan tahun 2020 akan terjual habis,” lanjut Hene.
Kalau sebelumnya, investor lebih suka menaruh dana pada instrumen keuangan seperti deposito, mereka akan menemukan fakta kalau imbal balik deposito menurun. Sementara suku bunga KPR dan KPA malah lebih menarik.
Baca juga: Investor Asing Tetap Lirik Indonesia, Kamu Sudah Berinvestasi Properti Belum?
Jika investor beralih ke sektor properti, mereka bisa mendapatkan cicilan KPR dan KPA yang lebih terjangkau. Selain itu, mereka bisa menyewakan unit hunian sehingga bisa mendapatkan imbal balik sewa yang tidak jauh berbeda dengan hasil bunga deposito.
Bagi kamu yang ingin berinvestasi properti, saatnya untuk mengalihkan dana dari tabungan ke sektor ini. Kamu bisa menyewakan apartemen atau rumah dengan imbal balik yang baik.