Seorang Santri Kesultanan Cirebon Ini Murtad dan Diangkat Jadi Dewa Setelah Meninggal. Namanya Tan Sam Cai
Inilah kisah seorang santri kesultanan Cirebon bernama Tan Sam Cai yang murtad dan diangkat jadi dewa setelah meninggal. Yuk, simak cerita lengkapnya!
Sebagian dari kamu mungkin pernah mendengar mengenai kisah seorang santri kesultanan Cirebon yang Murtad bernama Tan Sam Cai.
Meski seorang muslim, pria ini memiliki istana harem dan diangkat menjadi dewa oleh kaum Tionghoa.
Melansir Sindonews, orang Tionghoa sudah lama tinggal di Tanah Air, salah satunya di kota Cirebon, Jawa Barat.
Orang-orang keturunan Tionghoa seringkali memiliki banyak nama, yaitu nama China, nama Jawa, dan nama Arab.
Walaupun pada umumnya, mereka lebih populer menggunakan nama Jawa atau nama Arab, ada beberapa yang memilih menggunakan nama China mereka.
Salah satunya adalah Tan Sam Cai, seorang santri dari Kesultanan Cirebon yang terkenal murtad.
Yuk, langsung saja kita simak kisah seorang santri kesultanan Cirebon yang murtad dan diangkat jadi dewa setelah meninggal berikut ini.
Kisah Tan Sam Cai, Santri Kesultanan Cirebon yang Murtad
Tan Sam Cai adalah nama Arab atau Jawa, yakni Muhammad Syafii gelar Tumenggung Arya Wiracula.
Pria ini adalah seorang Menteri Kesultanan Cirebon di tahun 1569 sampai 1585.
Karena berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, dia berhasil mendirikan haremnya sendiri yaitu Istana Sunyaragi.
Meski merupakan seorang santri, Tan disebut sebagai seorang murtad.
Hal tersebut karena dia tidak menyukai nama Arabnya dan lebih senang mengunjungi klenteng Talang serta membakar hio daripada shalat di masjid.
Tan bahkan pernah menguasai Kesultanan Cirebon ketika sang sultan mangkat dan digantikan oleh putra mahkota yang masih muda.
Menjadi Dewa Setelah Meninggal
Berkuasa diluar batas, Tan pun mendapatkan perlawanan dari banyak pihak.
Salah satunya adalah Haji Kung Wu Ping, kuncen kuburan sultan.
Ketika Tan tewas diracun di harem miliknya, Haji Kung Wu Ping menolak menguburkan Tan di pemakaman sultan.
Akhirnya jenazah Tan yang sudah dibawa ke pemakaman Sembung dibawa lagi ke Cirebon.
Atas permintaan istrinya, Tan pun dikuburkan secara Islam di pekarangan rumahnya sendiri.
Namun, pemakamannya dilakukan secara non-muslim.
Masyarakat Tionghoa non-muslim di Cirebon meminta izin untuk menggelar upacara naik arwah di klenteng.
Nama Tan Sam Cai pun ditulis di kertas merah, sehingga membuat dirinya diangkat menjadi dewa dengan nama Sam Cai Kong.
Tan pun menjadi satu-satunya santri yang bisa mengabulkan doa dengan cara membakar dupanya.
Nah, itulah kisah seorang santri kesultanan Cirebon yang murtad dan diangkat jadi Dewa setelah meninggal.
Semoga bermanfaat, ya!
Jika kamu sedang mencari rumah, apartemen, tanah atau yang lainnya di marketplace properti tepercaya dan aman, bisa mengunjungi laman Rumah123.com dan 99.co untuk mendapatkan penawaran terbaik seperti di Sutera Sawangan Depok.
Buka lembaran baru dan wujudkan impianmu, kami selalu #AdaBuatKamu.
Jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan berita dan tips terbaru mengenai dunia properti dalam negeri serta mancanegara di artikel Rumah123.com.