Rumah Cantik di Yogyakarta Ini Ternyata Terbuat dari Kotoran Sapi dan Barang Bekas
Siapa yang sangka kotoran sapi ternyata bisa digunakan untuk membangun sebuah rumah cantik.
Inilah yang dilakukan oleh Iswanti, seorang perempuan yang tinggal di sebuah rumah unik di Taman Pabrik, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
Ia diketahui menggunakan kotoran sapi sebagai salah satu material rumahnya.
Konsep Rumah Earthbag House
Bukan tanpa alasan, Iswanti memilih kotoran sapi karena konsep rumahnya yang mengusung earthbag house.
Dalam membangun rumah tersebut, ia diketahui menggunakan teknik superadobe bag.
"Saya pakai kotoran sapi yang sudah dihilangkan gasnya, dimatikan bakterinya. Bisa sebagai perekat alternatif pengganti semen,” ujar Iswanti dilansir dari Detik.com.
Ia mengatakan jika rumah ini mayoritas menggunakan material organik serta barang-barang bekas.
Rumah Iswanti diketahui terdiri dari dua bangunan berbentuk dome.
Hunian dengan berkonsep earthbag house ini menggunakan tanah yang dimasukkan ke dalam karang polypropylene.
Sementara, kotoran sapi digunakan sebagai perekat dinding sebagai pengganti semen.
"Antara lapisan karung dikasih kawat duri, kawat duri ini saya dapat dari bongkaran bangunan di kawasan Maguwoharjo. Lalu setelah disusun berbentuk dome, lapisan dinding dalam rumah dikasih kotoran sapi itu untuk perekat, dicampur kapur dan jerami," jelasnya.
Kotoran Sapi Bisa Stabilkan Suhu Udara
Dua bangunan dome milik Iswanti masing-masing berdiameter dalam sekitar 7,5 meter dengan tinggi bangunan sekitar 8 meter.
Sementara bagian atap berbentuk kerucut memakai bahan dari bambu, triplek, dan batang tebu.
Tak hanya berfungsi sebagai perekat, Iswanti menyebut material tanah dan kotoran sapi pada dinding juga bisa stabilkan suhu udara di dalam bangunan.
Dengan begitu, suhu dalam rumah akan cukup sejuk pad siang hari.
Sementara ketika malam hari, suhu dalam rumah tidak terlalu dingin.
Gunakan Barang-barang Bekas
Tak hanya itu, beberapa bagian bangunan juga memakai botol bekas untuk ventilasi cahaya dan kayu untuk konstruksi jendela, pintu, dan lantai.
Sementara itu, lapisan dinding luar diberi semen tipis agar air hujan tidak meresap masuk ke dalam.
"Rumah ini saya bangun 2014 dan baru saya huni tahun 2017. Konsep ini cocok untuk masyarakat di pedesaan yang mungkin relatif sulit mencari material bangunan seperti rumah-rumah pada umumnya yang memakai besi dan beton," tambahnya.
Saat membangun rumah ini Iswanti mengaku tidak datang ke toko material bangunan, melainkan ke peternak sapi, toko loak, dan barang rongsokan.
Jangan lupa kunjungi artikel.rumah123.com untuk dapatkan artikel menarik lainnya seputar properti.
Kamu juga bisa mencari properti yang sesuai kebutuhanmu seperti Atlanta Village New Design Residence hanya di www.rumah123.com.
Bagaimana reaksi kamu tentang artikel ini?
Berita Properti Terbaru
Berita Properti Terpopuler
11 Film Terbaik Sepanjang Masa dengan Rating Tertinggi, Wajib Tonton Sekali Seumur Hidup!
Jangan Panik, Begini 5 Cara Mengatasi Tabung Gas Bocor Mendesis Secara Praktis!
Penyebab Pompa Air Keluarnya Kecil dan Cara Memperbaikinya
Cara Mengurus Surat Keterangan Ahli Waris. Dilengkapi Contohnya!
Jenis Tanaman yang Tidak Boleh Ditanam di Depan Rumah Menurut Feng Shui, Ada yang Identik dengan Kematian
Redaksi Rumah123.com
Alamat
Level 37 [email protected]
Jl. Casablanca Kav.88
Jakarta Selatan
Jakarta 12870
Indonesia
- Telp: +62 21 304-96123
- Email: [email protected]
Tambahkan Komentar