OK

Pusat Perbelanjaan di Jakarta Butuh "Shopping Belt"

19 Juli 2022 · 2 min read · by Dyah Saraswati

iStock_000059938946_Small

Kendati ruang ritel di Jakarta diprediksi akan terus bertumbuh, namun Kepala Riset dan Konsultasi Sevills Indonesia, Anton Sitorus, berpendapat bahwa untuk setara dengan distrik perbelanjaan di negara lain, Jakarta masih butuh banyak pengembangan.

“Kebanyakan pengembang membangun pusat perbelanjaan secara sendiri-sendiri, sehingga tidak ada integrasi dan konektivitas antara satu gedung dengan gedung lainnya,” tutur Anton, Rabu (11/5), di Jakarta.

Baca juga: Meski Ekonomi Melambat, Mal Tetap Ramai

Anton juga menuturkan dalam presentasinya bahwa Jakarta memiliki dua jenis distrik perbelanjaan, yakni yang lama dan yang modern. Distrik perbelanjaan yang telah dibangun sejak lama, misalnya Pasar Baru, Mangga Dua, dan Tanah Abang memang telah menjadi shopping street.

Namun, pusat perbelanjaan modern yang banyak berkembang di Thamrin, Satrio, Senayan, Pondok Indah, Grogol, dan Kelapa Gading inilah yang perlu diperhatikan.

Pasalnya, meskipun terdapat beberapa pusat perbelanjaan yang letaknya berdekatan, tapi kebanyakan dari gedung-gedung pusat perbelanjaan itu terpisah satu sama lain.

Baca juga: Tingkat Hunian Ritel Kelas Atas Capai Angka 99%

Ia pun menuturkan bahwa sebelum krisis moneter 1998, Satrio pernah direncakan untuk menjadi shopping belt. Sedangkan tempat perbelanjaan di Pondok Indah, Kelapa Gading, dah Grogol tumbuh karena adanya kawasan perumahan.

“Untuk mengembangkan perbelanjaan seperti Causeway Bay di Hongkong atau Orchard Road di Singapura, perlu adanya satu kawasan yang terhubung dan menjadi shopping belt,” tuturnya. (Wit)


Tag: , , , , , , , ,