OK
Dijual
Disewa
Properti Baru
Panduan

Perhatikan 4 Hal Ini agar Tak Terlilit Utang Akibat KPR Rumah

19 Juli 2022 · 3 min read Author: Kartika Ratnasari

terlilit utang kpr - Rumah123.com

Hindari hal ini agar tidak terlilit utang KPR – Rumah123.com

Harga properti yang semakin melonjak setiap tahunnya membuat banyak orang memilih untuk membelinya dengan skema pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 

Dana ratusan juta bahkan hingga miliaran rupiah, tentu hanya segelintir orang yang mampu membayarnya secara cash keras. 

Tak dipungkiri skema KPR rumah meringankan banyak orang dalam membeli hunian. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar cicilan rumah berjalan lancar. 

Sebab bagaimana pun, rumah adalah barang mewah. Tak sedikit dana yang dikeluarkan untuk bisa membelinya.

Siap-siap rugi besar ketika terlilit utang KPR 

 

Jika kamu kurang teliti dan tak penuh perhitungan ketika menjalani KPR, potensi terlilit utang sangatlah besar. 

 

Kerugian yang akan kamu alami pun sangat banyak ketika sudah terlilit utang. Properti yang disita, digugat oleh bank, bahkan bisa berdampak pada hubungan keluarga dan kesehatan. Tentu kamu tak mau kan mengalaminya?

 

Untuk itu, sebelum kamu mengajukan KPR, pertimbangkan dulu baik-baik hal ini. Jangan sampai kamu terlilit utang!

 

4 hal yang harus diperhatikan agar tak terlilit utang KPR

 

Besaran cicilan tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan

 

KPR adalah komitmen jangka panjang hingga puluhan tahun. Setiap bulannya, penghasilanmu harus dialokasikan untuk membayar cicilan rumah.

 

Maka dari itu, jangan sampai cicilan tersebut memberatkanmu sehingga kamu harus merelakan kebutuhan penting lainnya, atau bahkan harus berutang di tempat lain untuk membayar utang KPR. 

 

Menurut para perencana keuangan, sebaiknya cicilan KPR yang dibayarkan per bulan tidak melewati batas 30% dari gaji. 

 

Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan dengan kemampuan keuanganmu, dan kebutuhan lain tetap bisa terpenuhi. 

 

Siapkan dana darurat untuk antisipasi bunga naik

Selain mengalokasikan gaji untuk membayar cicilan KPR, jangan lupa juga untuk menyisihkan kurang lebih 10% dari penghasilan bulanan untuk dana darurat.

 

Fungsinya untuk mengantisipasi dan berjaga-jaga jika terdapat kenaikan suku bunga. Apalagi untuk kamu yang sudah berada di KPR tahun ketiga dan seterusnya, yang tak lagi dikenakan suku bunga flat. 

 

Tanpa dana darurat, bisa-bisa kamu bangkrut karena harus mengeluarkan dana ekstra untuk membayar bunga.

 

Menjadikan cicilan KPR sebagai prioritas

 

Seperti yang telah disebutkan di atas, KPR adaah komitmen jangka panjang. Apabila kamu benar-benar mau memiliki hunian pribadi, maka kamu harus berani berkomitmen.

 

Jangan sampai ketika baru menerima gaji, kamu masih menghamburkan uang untuk hal-hal yang tak penting seperti membeli gadget baru ketika milikmu yang sekarang belum rusak. 

 

Ketika sudah terikat dengan cicilan rumah, maka hal paling utama yang harus dilakukan ketika gaji turun adalah membayar cicilan dengan segera. 

 

Ingatlah bahwa membayar utang yang satu ini menjadi kewajiban. Jadi, prioritaskan pos pengeluaran untuk membayar cicilan KPR sebelum gajimu habis untuk kebutuhan lain.

 

Jangan menutup utang KPR dengan utang baru

 

Mungkin ada suatu masa di mana kamu mengalami kesulitan keuangan dan dihadapkan dengan cicilan KPR yang akan jatuh tempo.

 

Ketika berada dalam kondisi ini, sebisa mungkin hindari berutang di tempat lain untuk menutup cicilan KPR. 

 

Yang ada, kamu bisa terlilit utang karena di bulan berikutnya harus membayar cicilan secara dobel. 

 

Sebaiknya gunakan opsi lain, seperti misalnya meminjam pada keluarga dan menggunakan tabungan darurat.

 

Memang berutang pada keluarga sangat dihindari banyak orang. Tetapi kalau sudah mendesak, upaya ini bisa menjadi solusi terbaik.


Tag: , , ,


Kartika Ratnasari

Content Editor

Kartika Ratnasari adalah seorang Content Editor untuk Berita 99 dan Artikel Rumah123. Ia telah berkecimpung di dunia penulisan sejak tahun 2016. Lulusan Komunikasi UI ini sering menulis di bidang properti, keuangan, dan lifestyle.
Selengkapnya