Muhammad Thamrin, Arsitek yang Selektif Memilih Klien
Paviliun Indonesia dalam acara Frankfurt Book Fair 2015 di Jerman terlihat luar biasa. Acara tahunan ini menampilkan karya sastra dan penulis seluruh dunia termasuk Indonesia.
Desain paviliun Indonesia dalam acara ini dirancang oleh arsitek senior Muhammad Thamrin yang telah berkecimpung di bidang ini selama 25 tahun.
Baca juga: Teguh Ostenrik: Sosok Nyentrik yang Logic
Sebelumnya, Thamrin memenangkan sayembara desain yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Juni-Juli 2014.
Thamrin menyelesaikan kuliahnya di jurusan arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1988. Dia sempat magang di dua biro arsitek Jepang, Kenzo Tange Associates dan Azuma Architects and Associates pada 1996.
Baca juga: Teguh Ostenrik dan Karya Sarat Makna Anti-Diskriminasi
Dalam kurun waktu 1993 hingga 2000, Thamrin sempat menjabat sebagai Direktur Desain Rekamatra di Bandung.
Kemudian sejak 2000 hingga 2006, dia menjadi arsitek senior di Public Works, Sarawak, Malaysia. Setelah itu, Thamrin kembali ke Indonesia dan menjadi principal architects di Pasagi Designworks dari 2008 hingga sekarang.
Baca juga: Lewat Desain, Arsitek Juga Bisa Mengubah Dunia
“Portfolio memang selektif. Saya memang melihat siapa kilen yang datang,” ujar Muhammad Thamrin kepada Rumah123 saat ditemui di Gedung Olveh, Jakarta Barat pada Kamis (24/11).
Thamrin terpilih menjadi salah satu dari tiga talenta kretif dalam acara Olveh Flagship. Pameran ketiga talenta kreatif ini juga diselenggarakan di Gedung Olveh hingga 10 Januari 2017.
Baca juga: Kenapa Arsitek Ternama Frank Gehry Terima Penghargaan dari Obama?
Thamrin mengaku kalau dia lebih suka mengerjakan proyek yang dia sukai dan tidak asal mengambil klien. Proyek yang dikerjakan oleh Thamrin pun terseleksi.
Saat ini, salah satu proyek yang dikerjakan oleh Thamrin adalah proyek revitalisasi Pabrik Kina di Bandung milik Kimia Farma.
Baca juga: Sentuhan Inovasi dan Desain Fungsional Santiago Calatrava di Gedung AXA
Selain itu, dia juga pernah mengerjakan proyek komersial seperti kampus universitas, hotel, dan lainnya. Sementara proyek residential, Thamrin mengaku hanya mengerjakan sesekali dan biasanya adalah orang yang dia kenal.