Model Atap Rumah Runcing Atau Landai, Mana yang Paling Cocok untuk Hunian di Indonesia?
Saat membangun rumah, model atap rumah jadi salah satu hal yang diperhatikan.
Sebab, atap rumah berfungsi sebagai penahan panas matahari dan hujan sehingga harus kokoh dan tidak boleh mudah rusak atau bocor.
Tak hanya itu, sudut kemiringan atap juga harus diperhitungkan dengan sangat tepat.
Sudut kemiringan adalah batas ideal untuk rangka atap agar bisa memegang penutup atap dengan baik.
Dengan begitu, air bisa segera dicurahkan ke dalam tanah.
Lantas, manakah model atap rumah yang cocok untuk hunian di Indonesia, atap runcing atau landai?
Yuk cari tahu jawabannya di penjelasan berikut ini!
Model Atap Runcing
Model atap rumah runcing biasanya diaplikasikan pada hunian di negara dengan empat musim, misalnya di Eropa.
Umumnya model atap runcing dirancang untuk sudut kemiringan lebih dari 30 derajat.
Hal tersebut dimaksudkan agar salju yang jatuh di atas at ap bisa jatuh ke bawah dengan mudah.
Untuk itu, tak banyak orang yang menggunakan model atap runcing di Indonesia.
Model Atap Landai
Untuk negara beriklim tropis, model atap landai dianggap cukup ideal, termasuk untuk hunian di Indonesia.
Selain karena tidak adanya salju, penerapan atap landai memiliki kelebihan pada daya tahan atap yang lebih awet dan biaya pembuatannya lebih murah.
Sirkulasi udara pada atap yang landai juga terbukti lebih baik,terlebih lagi jika atap dibuat dengan model bertingkat-tingkat.
Sudut kemiringan yang ideal adalah sekitar 30 derajat, sementara arsitek biasanya membuat sudut kemiringan antara 22,5 – 30 derajat.
Meski begitu, atap yang terlalu datar atau landai akan menyebabkan air masuk ke dalam rumah.
Selain itu, aliran air pun turunnya lambat sehingga dapat terakumulasi di satu tempat dan mengakibatkan rembesan.
Untuk meminimalkan kebocoran, kamu bisa memaasang plastik tebal atau aluminium foil di bawah genteng sebelum memasang genteng.
8 Jenis Atap Rumah
Berikut ragam model atap rumah yang perlu kamu ketahui untuk hunianmu:
1. Atap Datar
Atap datar merupakan yang paling sederhana dari bentuk-bentuk atap yang lainnya.
Sebab, biasanya permukaan atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air hujan ke lubang talang.
Untuk menentukan banyaknya arah kemiringan air, biasanya didasarkan pada luas bidang atap dan letak di mana talang itu berada.
Bahan yang sesuai untuk bentuk atap datar menggunakan campuran beton bertulang.
Hal itu agar bagian bawah atap ini tidak terlalu panas atau dingin sehingga perlu dibuatkan ruang isolasi di atas langit-langit.
2. Atap Sandar/Sengkuap/Tempel
Pada umumnya, atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya bersandar atau menempel pada tembok bangunan induk.
Model atap rumah ini menggunakan konstruksi setengah kuda-kuda yntuk mendukung balok gording.
Rumah atau bangunan lain yang memakai bentuk model atap rumah sandar karena ruangan-ruangan yang telah tersedia dianggap masih kurang dari kebutuhan.
Oleh karena itu, dibuatlah ruang tambahan dengan atap sandar sebagai bangunan pelengkap.
3. Atap Pelana
Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang miring yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus yang disebut bubungan.
Pada bagian bawah bidang atap, di mana air itu meninggalkan atap disebut tepi teritis.
Pada tepi teritis ini, kedua ujung akhir tembok bangunan dibuatkan gunung-gunung sebagai pengganti fungsi kuda-kuda.
Bentuk atap ini biasa digunakan pada atap dengan desain rumah-rumah yang sederhana.
4. Atap Tenda
Atap tenda dikenal karena bentuknya menyerupai pasangan tenda.
Ukuran panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap tenda adalah sama.
Biasanya, terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran maupun lereng yang sama.
Kemudian, bertemu di satu titik tertinggi yaitu pada tiang penggantung (maklar).
Garis pertemuan dari bidang-bidang atap yang miring serta menjorok ke luar disebut sebagai jurai luar.
Pemilihan model atap rumah ini banyak digunakan pada bangunan-bangunan kantor, pendopo dan bangunan untuk tempat tinggal.
5. Atap Setengah Bola
Model atap rumah ini setengah melengkung yang menyerupai seperti melon yang dibelah menjadi dua bagian.
Atap ini terbuat dari campuran bahan beton bertulang dengan perbandingan 1 semen + 2 pasir + 3 kerikil dan air.
Atap semacam ini banyak digunakan pada bagian bangunan-bangunan masjid maupun bangunan untuk hiburan.
6. Atap Gergaji
Atap gergaji dikenal karena bidang atapnya menyerupai gergaji dan terdiri dari dua bidang atap.
Masing-masing sudut lereng atap biasanya sebesar 30-60 derajat.
Apabila di dalam ruangan dibutuhkan penerangan pada siang hari atau ventilasi, maka bidang atap yang miringnya 60 derajat akan diubah menjadi vertikal.
Pada bagian inilah model atap rumah dipasangi dengan kaca berupa ventilasi atau krepyak/jalusi untuk memperoleh penerangan.
Bentuk atap ini banyak digunakan pada bangunan dengan ruangan yang luas seperti bangunan pabrik-pabrik, gedung/bangsal dan bengkel-bengkel.
7. Atap Joglo
Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam yang seolah-olah terdiri dari dua bagian.
Bagian bawah yang mempunyai sudut lereng atap lebih kecil dan landai dan bagian atasnya mempunyai sudut lereng atap yang lebih besar dan menjulang tinggi.
Bentuk atap joglo dapat digunakan untuk bangunan-bangunan kantor atau rumah tinggal di daerah-daerah tertentu seperti di Jawa Barat maupun Jawa Tengah.
8. Atap Menara
Bentuk atap menara ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat bidang atap dengan sudut yang mengapitnya sama besar.
Tak hanya itu, ujung bagian atasnya juga bertemu pada satu titik yang cukup tinggi.
Bentuk atap semacam ini banyak digunakan untuk bangunan-bangunan gereja.
Jangan lupa kunjungi artikel.rumah123.com untuk dapatkan artikel menarik lainnya seputar properti.
Kamu juga bisa mencari properti yang sesuai kebutuhanmu seperti Menaggio Village hanya di www.rumah123.com.