Menguak Sosok Dibalik Penggulingan Gus Dur dari Kursi Presiden. Kudeta Konstitusional?
Pemberhentian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari jabatan presiden dianggap sebagai kudeta konstitusional yang dilakukan oleh Amien Rais dan kawan-kawannya dalam Sidang Khusus MPR RI.
Dalam sidang tersebut, alasan Gus Dur dimakzulkan karena dilarelakangi oleh penyalahan haluan negara hingga akhirnya ia dilengserkan dari jabatan Presiden.
Pada masa tersebut, ada banyak persoalan yang tidak lagi mampu diselesaikan melalui jalur kompromi politik.
Seperti tudingan parlemen soal korupsi yang dilakukan Gus Dur hingga aksi sepihak pengangkatan Chaerudin Ismail sebagai Kapolri.
Hubungannya dengan para petinggi TNI/Polri pun merenggang lantaran manuver-manuver politik yang terlalu berani dalam mereformasi tubuh militer.
Masa jabatan Gus Dur sangatlah singkat, dari tahun 1999-2001, kemudian digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
Melalui perbincangan dengan wartawan senior Hersubeno Arief di Kanal YouTube Hersubeno Point, Adhie M. Massardi selaku juru bicara Gus Dur meluruskan informasi terkait penggulingan Gus Dur…
Kata Adhie Massardi Terhadap Penggulingan Gus Dur
Dalam perbincangan tersebut, Adhie menyebutkan bahwa Amien Rais hanya berperan sebagai ketua sidang istimewa saat menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
“Kalau kita lihat refleksi kemudian dibandingkan dengan sekarang, kan kelihatan sekali bahwa Ketua MPR itu hanya memegang ketok palu. Kita lihat misalnya sekarang seperti Bambang Soesatyo, untuk menjelaskan bahwa mau amandemen atau tidak, apakah ada persetujuan perpanjangan presiden, dia kan tidak punya kekuasaan apa-apa,” ujar Adhie seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu sore (6/10/2021).
Terasa ganjil jika Amien rais dianggap sebagai sosok di balik pelengseran Gus Dur, sebab anggota PAN pada saat itu hanya sedikit.
Adhie menyebutkan bahwa dua orang yang bertanggung jawab dalam hal tersebut adalah Amien dan Megawati.
“Kalau kita lihat refleksi kemudian dibandingkan dengan sekarang, kan kelihatan sekali bahwa Ketua MPR itu hanya memegang ketok palu. Kita lihat misalnya sekarang seperti Bambang Soesatyo, untuk menjelaskan bahwa mau amandemen atau tidak, apakah ada persetujuan perpanjangan presiden, dia kan tidak punya kekuasaan apa-apa,” ujar Adhie seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu sore (6/10/2021).
Dalam konstruksi ketatanegaraan, sidang istimewa pelengseran Gus Dur merupakan sebuah kudeta yang sangat tidak layak dilakukan.
“Jadi kira-kira kalau dalam peribahasanya, menggunting dalam lipatan. Tapi yang menarik sebetulnya begini, yang Gus Dur sendiri tahu bahwa ini permainan politik, bagian dari permainan politik itu adalah dapat risiko politik dan Gus Dur menanggung itu, tidak ada masalah. Karena setelah itu masih baik-baik dengan Pak Amien, juga dengan Bu Mega masih baik-baik saja,” ungkap Adhie.
***
Semoga bermanfaat, ya.
Simak juga artikel menarik lainnya hanya di artikel.rumah123.com!
Kalau kamu sedang mencari rumah, pastikan cek di rumah123.com.
Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena Rumah123.com selalu #AdaBuatKamu.
Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Srimaya Residence!