Mengenal Sejarah Monas, Digagas Sejak 1954 dan Diresmikan Pada 1975
Sejarah Monas atau Monumen Nasional berawal dari gagasan Presiden Soekarno pada 1954 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1975.
Bagi kamu yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, sudah pasti tidak hanya mengetahui tentang simbol tugu Monas, berlokasi persis di depan Istana Merdeka.
Pastinya, kamu pernah mengunjungi puncak Monas atau juga kawasan di sekitar pelataran monumen.
Jika kamu memang tidak tinggal di ibu kota dan sekitarnya, sudah pasti tahu kalau Monas adalah simbol dari Jakarta dan juga Indonesia.
Sejarah berdirinya Monas tentunya tidak terlepas dari Presiden Soekarno, presiden pertama yang menjadi penggagasnya.
Soekarno menginginkan adanya suatu simbol yang mewakili karakter bangsa seperti halnya Menara Eiffel di Paris, Prancis.
Menara Eiffel memang menjadi lambang Revolusi Prancis, monumen ini juga menjadi ikon Prancis.
Komite Pembangunan Monas Sudah Dibentuk Pada 1954
Setelah ibu kota negara kembali ke Jakarta dari Yogyakarta pada 1950, Soekarno mulai ingin membangun sebuah simbol.
Ide membangun monumen nasional di ibu kota negara menjadi salah satu agenda utama Soekarno.
Sebuah komite nasional untuk membangun monumen ini sudah dibentuk pada 17 Agustus 1954.
Soekarno ingin monumen tersebut dibangun di Lapangan Merdeka yang berada tepat di depan Istana Merdeka.
Beliau ingin para tamu negara bisa melihat simbol negara tersebut ketika berada di Istana Merdeka.
Komite nasional pembangunan Monas mengadakan sayembara nasional untuk menjaring karya terbaik.
Sayembara tersebut berhasil menjaring 51 karya peserta, sayembara ini dimulai pada 17 Agustus 1955.
Salah Satu Karya Sayembara Monas Menarik Perhatian Soekarno
Salah satu karya peserta sayembara adalah Frederich Silaban, arsitek yang juga mendesain sejumlah bangunan penting di Indonesia.
Dia juga merancang Masjid Istiqlal, Stadion Senayan, dan sejumlah bangunan pemerintahan di Jakarta.
Sarwoko Martokusumo yang menjadi ketua komite nasional menilai desain Silaban memenuhi kriteria.
Presiden Soekarno yang menerima desain itu tidak terlalu tertarik, masih kurang puas, maklum saja kalau Soekarno adalah arsitek.
Soekarno ingin monumen nasional yang berbentuk tugu yang menjulang tinggi, bisa tahan dalam jangka waktu yang lama.
Monumen tersebut akan dibangun menggunakan beton, besi pilihan, dan batu pualam, serta dirancang tahan gempa.
Komite kembali melakukan sayembara dari 10-15 Mei 1960, hasilnya adalah 222 orang dengan 136 rancangan, namun tidak ada yang sesuai.
Komite Sayembara Merevisi Desain Awal Monas
Komite sayembara meminta Frederich Silaban untuk merevisi desain monumen sesuai keinginan Soekarno.
Mereka menilai desain awal terlalu megah sehingga memerlukan dana pembangunan yang besar.
Dia menolak, dia memberikan masukan agar monumen nasional dibangun ketika keuangan negara bagus.
Arsitek lainnya, R.M. Soedarsono ditunjuk untuk mewujudkan desain sekaligus menyesuaikan dengan keinginan Soekarno.
R.M. Soedarsono memasukkan angka 17-8-1945 dalam bagian-bagian Monas pada rancangan baru monumen ini karena Soekarno memang suka sesuatu yang filosofis.
Tinggi cawan monumen dari halaman adalah 17 meter, lebar dasar monumen adalah 8 meter, dan lebar halaman cawan adalah 45 meter.
Sementara tinggi monumen nasional ini adalah 132 meter termasuk lidah api, saat diresmikan Monas menjadi salah satu bangunan tertinggi di Jakarta.
Monumen Nasional Dibangun Sejak 1961 Hingga 1975
Sejarah Monas pun mencatat bahwa monumen ini mulai dibangun pada 17 Agustus 1961, waktu yang lama sejak pembentukan komite.
Monumen nasional ini berdiri di atas lahan seluas 80 hektare di seberang Istana Negara, Jakarta.
Pembangunan monumen ini sempat terhenti karena terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Lantas pembangunan monumen nasional ini kembali dilanjutkan pada 1966 hingga 1968, kemudian berhenti lagi.
Fase pembangunan kembali berlanjut pada 1969 hingga 1975, ada penambahan diorama pada monumen.
Setelah cukup lama, Monumen Nasional atau Monas yang menjadi kebanggaan bangsa ini selesai dibangun.
Presiden Soeharto meresmikan Monumen Nasional ini untuk umum pada 12 Juli 1975, pembangunan juga selesai pada waktu yang sama.
Sementara Presiden Soekarno yang menggagasnya tidak pernah melihatnya karena sudah meninggal pada 21 Juni 1970.
Sejak diresmikan, Mona menjadi salah satu destinasi wisata di Jakarta, tidak hanya bagi masyarakat Jakarta,
Tetapi, juga untuk turis dalam negeri yang bertandang ke ibu kota dan juga wisatawan asing yang datang.
Inilah sejarah singkat Monas, sejarah pembangunan Monas, monumen yang menjadi kebanggaan bangsa.
Situs properti Rumah123.com selalu menghadirkan artikel dan tips menarik mengenai properti, desain, hukum, hingga gaya hidup.
Saatnya kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi properti seperti Trevista Park.