Mengenal 8 Fakta Menarik Rumah Adat Karo yang Penuh Sejarah dan Makna
Rumah adat Karo merupakan salah satu bagian penting dari budaya Sumatera Utara yang sangat melegenda.
Pasalnya, rumah adat ini memiliki keunikan yang sangat fenomenal, sekalipun sarat akan filosofis dari sisi arsitektur.
Tak hanya sekadar bangunan unik saja, rumah Karo pun juga memiliki unsur alam yang sangat kuat, sekalipun adaptif dengan lingkungan sekitar.
Ingin tahu seperti apa fakta unik dari rumah adat Karo? Simak pembahasannya bersama-sama!
Fakta unik rumah adat Karo yang perlu kamu ketahui
Unsur filosofis dan kaya akan sejarah dari sisi ramah tamah keluarga maupun aspek ekologi menjadi identitas penting dari pembangunan rumah Karo.
Kamu pun bisa mengetahui beberapa fakta uniknya berikut ini :
1. Keunikan teknik bangunan
Fakta menarik yang perlu kamu ketahui dari rumah adat Karo adalah teknik bangunan yang dirancang dengan sangat unik.
Pasalnya, kehebatan leluhur Karo yang merancang bangunan rumah tanpa mengubah bahan yang digunakan.
Rumah adat ini dikenal sebagai salah satu bangunan yang super rumit, sekalipun kamu akan menyerah merancang bangunan ini.
Sebab, rumah adat Karo tidak menggunakan teknik penyambungan sama sekali yang tidak terpotong maupun terbentuk.
Bahan material seperti tiang, balok kayu, lantai, dan konsol rumah yang tidak dibentuk ulang dan terbuat sepenuhnya dengan alam.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap Rumah Adat Jambi Kajang Leko Beserta Contoh Gambar
2. Terdiri atas dua jenis rumah
Secara umum rumah Karo hanya terdiri dari satu model saja, namun dengan beberapa karakteristik maupun nama yang berbeda, seperti:
– Berdasarkan bentuk dinding, rumah ini terbagi atas dua jenis, yaitu Sangka Manuk dan Rumah Sendi.
– Jenis atap merujuk terdiri atas dua jenis, yakni Sianjung-Anjung dan Rumah Mecu.
3. Konsep struktur bangunan
Rumah adat Karo mempunyai struktur yang unik pada sisi atap dengan material ijuk untuk menutup atap.
Bangunan rumah ini merupakan bagian dari rumah Panggung dengan tingkatan sesuai adat istiadat mereka, yakni:
– Dunia Bawah
Filosofi yang dipegang teguh oleh masyarakat Karo yang mengatakan bahwa Dunia Bawah merupakan bagian dasar rumah yang diisi oleh tiang penyangga.
Masyarakat Karo menganggap bahwa dunia bawah merupakan sebagai perlambang keburukan dan kejahatan, karena itulah mereka bisa menyimpan hewan peliharaan di sini.
– Dunia tengah
Bagian ini bisa kamu temukan di ruang tengah sebagai sifat keduniawian, sekalipun menjadi dunia tengah yang berfungsi sebagai ruang beraktivitas.
– Dunia atas
Pada sisi dunia atas yang melambangkan kebaikan sebagai tempat yang berfungsi untuk berhubungan dan sang pencipta menurut kepercayaan mereka.
4. Mengandalkan material alami
Masyarakat Batak Karo sejak dulu sudah hidup berdampingan dan harmonis dengan alam yang ditemukan di sepanjang aliran sungai.
Mereka pun membuat hunian dari bahan-bahan alam disekitar dengan meletakkan kayu tiang penyangga di atas batu kali.
Material seperti kayu keras, penyangga, dan dinding yang diklaim mampu bertahan hidup hingga ratusan tahun.
5. Memaksimalkan Fungsi
Gambar rumah adat karo dari luar tampak sederhana, namun hal tersebut cenderung berbeda dan terlihat luas maupun multifungsi.
Pasalnya, suku Karo menempatkan ruangan kamar di kedua sisi rumah (kanan dan kiri), bagian tengahnya pun dibiarkan kosong agar menampung lebih banyak orang saat pertemuan.
Rumah adat ini juga dilengkapi dengan teras depan dan belakang yang dibuat secara simetris berukuran sama.
6. Dapat dihuni dengan populasi yang cukup banyak
Dengan aspek fungsional rumah yang sangat baik, ternyata bangunan rumah adat Karo bisa dihuni dengan jumlah yang sangat banyak.
Pasalnya, satu rumah dapat dihuni oleh 8-10 keluarga sekaligus, bahkan satu rumah mampu menampung sampai 40 orang.
Meski demikian, ada beberapa ketentuan yang perlu diketahui baik yang sudah menikah maupun bagi anak laki-laki dan dewasa.
7. Penentuan bangunan adat Karo
Secara umum, masyarakat biasa tidak bisa sembarangan membangun rumah adat ini, sekalipun harus memperhatikan anjuran yang dikeluarkan oleh kepala suku.
Mereka pun akan membahas mengenai ukuran, lokasi, dan bahan apa saja yang didapatkan langsung melalui pembagian tugas anggota laki-laki sebagai berikut:
– Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan upacara adat dalam mencari hari baik, dengan menggelar acara persembahan untuk membuat pondasi bangunan.
– Setelah lokasi rata dengan tanah, harus dibersihkan dengan baik secara penuh.
– Mereka bisa memasang batu yang digunakan dengan landasan tiang penyangga.
– Ritual upacara untuk mencari hari baik mendirikan rumah untuk pemasangan atap.
– Sebelum memasuki rumah adat, akan ada upacara persembahan sebelum memasuki rumah tersebut.
8. Ornamen rumah nan filosofis
Proses pembangunan rumah ini tidak lepas dari perkembangan perkampungan masyarakatnya, yang dikenal dengan sebutan barung.
Apabila jumlah anggota keluarga bertambah, rumah pun bertambah maka lahirlah lingkungan talun, maka terus berkembang menjadi kuta.
Ada beberapa ornamen unik pada beberapa bagian tertentu seperti:
– Pintu depan dan belakang yang biasanya diukir oleh ornamen rumit, terbuat dari busur panah dengan pola tertentu.
– Jendela samping disesuaikan dengan ornamen yang sama seperti pintu.
– Ujung atap yang menonjol dan dilapisi oleh tikar bambu dengan corak indah dan khas, sebagai identitas maupun standar sosial.
– Dinding depan, belakang maupun samping dihias dengan ornamen berbentuk anak panah sebagai identitas tradisi leluhur yang suka berburu.
– Kombinasi warna kuning keemasan merupakan aksen yang paling menonjol dari berbagai aneka warna dinding yang unik.
Baca Juga : Makna & Filosofi Rumah Adat Batak di Setiap Sudutnya
Demikian beberapa fakta menarik mengenai rumah adat Karo yang penuh sejarah dan filosofis makna di tanah Sumatera.
Yuk, cari tahu referensi menarik seputar hunian bersejarah selengkapnya di artikel.rumah123.com.
“Yuk, cari tahu inspirasi rumah idaman di Puri Lembana selengkapnya.”