OK
Panduan

Mengenal 4 Jenis Rumah Adat Gorontalo yang Kaya Akan Nilai Sejarah Islam. Kamu Wajib Tahu!

19 Juli 2022 · 5 min read Author: Reyhan Apriathama

Rumah adat Gorontalo merupakan salah satu bentuk budaya yang sangat kuat dan penuh makna religius.

Pasalnya, Gorontalo memiliki sejarah dan peradaban Islam di masa lampau yang sangat kuat, sehingga bentuk budaya seperti rumah adat menjadi salah satu peninggalan terbesarnya.

Ada dua jenis rumah adat Gorontalo yang sangat familiar dalam masyarakat lokal, sekalipun memberikan simbol budaya penuh makna.

Lantas, seperti apa kedua rumah adat tersebut yang sarat akan makna sejarah masyarakat Gorontalo? Simak pembahasannya bersama-sama!

Jenis Rumah Adat Gorontalo yang Sarat Makna dan Sejarah

Menjadi tempat yang sakral, ada dua jenis rumah adat Gorontalo yang perlu kamu ketahui sebagai berikut : 

1. Rumah Adat Bantayo Poboide 

rumah adat gorontalo

Sumber: Banthayo

Rumah adat Gorontalo ini merupakan salah satu tempat yang kerap difungsikan sebagai tempat upacara adat dan bermusyawarah.

Adapun, Bantayo Poboide memiliki dua makna, yakni Bantayo sebagai gedung atau bangunan, juga Poboide yang berarti tempat bermusyawarah.

Bangunan rumah adat ini memiliki material kayu dengan tekstur warna coklat dan hitam yang dikombinasikan dalam berbagai aksen.

Ada dua jenis penggunaan kayu dalam proses pembangunan Bantayo Poboide, kayu hitam digunakan untuk Kusen, Pagar Balkon, Ukiran, Ventilasi, hingga Pegangan Tangga.

Sementara, kayu coklat kemerahan digunakan pada pintu, jendela, lantai bangunan, hingga dinding gedung tersebut.

Gedung rumah adat Gorontalo ini memiliki luas 515,16 meter persegi dengan 8 tiang yang di semar sesuai komposisi yang pas.

Tiang tersebut terdiri dari 2 tiang terletak di bagian luar yang disebut Wolihi, sedangkan 6 bagian lainnya memiliki makna tersendiri bagi pembuatnya.

Wolihi merupakan lambang kerajaan Limutu dari Gorontalo yang bertekad terus menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan nan abadi.

6 tiang lainnya melambangkan ciri khas masyarakat lou duluwo limo la pahalaa.

2.  Rumah Adat Dulohupa 

rumah adat gorontalo

Sumber: Dinas Pariwisata, Kepemudaan & Olahraga Gorontalo

Warga Gorontalo menyebut Rumah Adat Dulohupa dengan sebutan Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo.

Apabila rumah adat Bantayo Pobohide difungsikan sebagai rumah musyawarah, maka rumah adat ini difungsikan sebagai tempat bermufakat.

Gedung rumah adat Gorontalo ini difungsikan sebagai pengadilan, untuk mengadili individu atau memutuskan berbagai perkara yang terjadi saat pemerintahan kerajaan Gorontalo.

Seiring berjalannya waktu, rumah adat Dulohupa ini beralih fungsi, sebagai tempat pernikahan, pagelaran budaya, maupun berbagai acara adat lainnya di Gorontalo.

Adapun, karakteristik rumah dan ciri khas rumah adat Dulohupa dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Rumah Panggung 

Jenis rumah adat Gorontalo ini berbentuk rumah Panggung yang menggambarkan tubuh manusia.

Adapun, komposisi tubuh manusia tersebut merujuk pada sisi atap yang menggambarkan kepala, badan rumah menggambarkan badan, serta pilar kayu penyangga sebagai kaki.

Rumah adat Dulohupa juga menggambarkan kemasyuran peradaban di masa lampau dengan makna dan prinsip kebudayaan yang didasarinya.

Atap 

Penggunaan atap jerami merupakan ciri khas dari rumah adat Gorontalo yang satu ini.

Atap Pelana berbentuk segitiga bersusun dua merupakan gambaran syariat dan adat penduduk Gorontalo.

Susunan atap bagian atas menggambarkan agama sebagai hal paling utama dalam hidup masyarakat, yakni kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Atap bagian bawah menggambarkan kepercayaan penduduk terhadap adat istiadat setempat.

Dinding Tange Lo Bu’Ulu 

Pada bagian dinding terdapat Tange Lo Bu’Ulu yang menggantung di samping pintu masuk rumah Dulohupa. 

Adapun,  Tange Lo Bu’Ulu merupakan simbol kesejahteraan penduduk Gorontalo.

Terdiri dari 32 Pilar Kayu 

Selain penyokong dalam rumah panggung, pilar-pilar tersebut juga memiliki makna tersendiri.

Adapun, pilar utama atau Wolihi berjumlah 2 buah, pilar depan berjumlah 6 buah, dan pilar dasar atau potu berjumlah 32 buah.

Anak tangga 

Jumlah anak tangga dari rumah adat Gorontalo Dulohupa terdiri atas 5-7 langkah sesuai arti dan maknanya.

Adapun, angka 5 merujuk pada rukun islam maupun filosofi hidup penduduk Gorontalo.

Sementara, 7 menggambarkan 7 tingkatan nafsu manusia yakni amarah, lauwamah, mulhimah, mutmainnah, rathiah, mardhiah, dan kamilan.  

3. Rumah Adat Gobel 

Rumah-Adat-Gobel-Gorontalo

Sumber : pastiguna.com

Rumah adat Gobel menjadi salah satu jenis rumah adat Gorontalo yang kurang familiar di telinga banyak orang.

Alasan utamanya, karena rumah ini di masa lalu hanya dimiliki oleh kerajaan Gobel, sehingga namanya disesuaikan.

Pada zaman dahulu, rumah adat Gobel digunakan sebagai tempat tinggal kerajaan, sehingga bangunan ini memiliki konsep dan tekstur yang senada. 

Meski demikian, bangunan rumah ini masih tertata dengan sangat baik, namun jumlahnya sudah sangat terbatas. 

Kini, rumah adat Gobel sudah beralih fungsi di masa modern sebagai salah satu balai pertemuan, khususnya untuk tamu adat

4. Rumah Ma’Lihe atau Potiwoluya 

Rumah-Adat-Gorontalo-Malihe-compressed-1200x783 (1)

Sumber : cerdika.com

Apabila rumah adat Gobel adalah kediaman para raja, maka rumah Ma’Lihe atau Potiwoluya merupakan bangunan rumah bagi masyarakat biasa.

Secara keseluruhan, bangunan rumah ini kerap digunakan oleh masyarakat umum dari etnis Gorontalo.

Pada bangunan rumah ini ada beberapa filosofi yang perlu kamu ketahui, yakni : 

1. Ma’lihe diangkat dari bahasa Gorontalo yakni Mahligai, sehingga menjadi gambaran penting untuk satu keluarga.

2. Pada awal pembangunannya, rumah ini hanya boleh diperuntukkan dalam tiga ruangan, namun bisa disesuaikan apabila ada anggota keluarga baru.

3. Rumah adat Gorontalo ini memiliki persegi panjang yang menyudut, karena mereka percaya bahwa keempat sudut melambangkan empat gambar elemen alam, yakni air, api, tanah, dan angin.

4. Penempatan kamar sangat diperhatikan, baik laki-laki dan perempuan secara terpisah. Anak laki-laki berada di depan rumah, sementara anak perempuan di belakang rumah. 

5. Adab tamu juga diperhatikan, baik laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki, proses penerimaan tamu di bagian teras dan serambi. Sementara, perempuan berada di dalam rumah. 

Demikian beberapa fakta yang perlu kamu ketahui mengenai jenis rumah adat Gorontalo yang sarat akan sejarah, budaya maupun makna religius yang sangat baik.

Yuk, cari tahu referensi menarik seputar hunian idaman, selengkapnya di artikel.rumah123.com.

“Temukan properti idaman dengan harga kompetitif di Margahurip Banjaran hanya di Rumah123.com dan 99.co, yang pastinya #AdaBuatKamu!” 


Tag: ,


Reyhan Apriathama
Seorang mas-mas penulis Rumah123.com yang suka otomotif, sepak bola, gadget, dan musik-musik lawas.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA