Mau KPR Tenor Panjang atau Pendek?
Tenor atau jangka waktu pembayaran adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan dengan saksama pada saat kamu mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR).
Ada banyak hal yang harus kamu perhatikan ketika menentukan tenor KPR, di antaranya besarnya gaji dan berapa besar cicilan yang harus dibayarkan.
Beberapa bank memberikan berbagai macam pilihan tenor. Ada yang selama 10 tahun, ada juga yang hingga 20 tahun. Semakin lama tenor yang kamu pilih, akan semakin kecil cicilan per bulan yang harus kamu bayarkan.
Baca juga: Pilih KPR Suku Bunga Tetap atau Tak Tetap?
Agar KPR dapat berjalan lancar tanpa tunggakan, kredit macet, dan telat bayar, sebaiknya kamu pertimbangkan matang-matang pilihan tenor yang sesuai.
Nah, ada baiknya kamu ketahui apa itu tenor panjang atau tenor pendek pada KPR.
Tenor Pendek
Tenor pendek biasanya memiliki waktu mencicil pembelian rumah di bawah 10 tahun. Tenor ini cocok bagi kamu yang ingin cepat-cepat melunasi utang karena pendapatanmu mungkin meningkat.
Tenor ini pun cocok untuk kamu yang akan sering berpindah tempat tinggal karena pekerjaan atau hal lainnya.
Keuntunga dari tenor ini, nominal pembayaran jauh lebih murah. Kamu pun lebih mudah untuk menjual rumah sewaktu-waktu jika sudah lunas, dibandingkan proses over kredit yang akan memakan waktu.
Mengingat jangka waktu pembayarannya pun lebih singkat, maka tentunya tenor ini memiliki angka cicilan per bulan yang besar,
Baca juga: Yuk, Pilih KPR Syariah!
Tenor Panjang
Tenor panjang umumnya memiliki jangka waktu mencicil pembelian rumah selama lebih dari 15 tahun. Tenor ini tepat untuk kamu yang yakin akan menetap lama di suatu tempat atau tidak berpindah-pindah.
Tenor ini juga merupakan tenor yang tepat untuk kamu yang memiliki penghasilan bulanan terbatas.
Tenor jenis ini dapat menjaga stabilitas keuangan karena tidak akan banyak pendapatan bulanan yang terpotong, karena cicilannya yang ringan.
Namun, semakin lama kamu mencicil, kamu pun harus mempertimbangkan kemungkinan pengeluaran lain di masa depan. Misalnya pendidikan anak, kebutuhan rumah tangga, biaya kesehatan, yang kemungkinan harganya kelak semakin tinggi. (Wit)