Material yang Mirip Plastik Tapi Ramah Lingkungan Lho
Sampah plastik menjadi masalah di banyak negara di dunia. Material mirip plastik mulai dikembangkan untuk memerangi sampah plastik. Material ini bernama Sulapac yang bisa terurai dan ramah lingkungan.
Masih ingat dengan paus yang mati gara-gara menelan sampah plastik. Hal ini menjadi viral pada akhir 2018 lalu.
Belum lama ini, sejumlah pemerintah daerah di Indonesia juga mulai membuat peraturan untuk melarang penggunaan sedotan plastik dan kantong plastik sekali pakai.
Baca juga: Tips Sehat: Biasakan Bawa Tempat Makan dan Minum Sendiri Ya
Bayangkan kalau ada 300 juta ton plastik yang diproduksi setiap tahun. Ada kemungkinan kalau pada 2050, bakal ada lebih banyak sampah plastik dibandingkan ikan di lautan. Nah, lho ngeri bener dah.
Sebuah perusahaan di Finlandia mendesain material yang mirip dengan plastik bernama Sulapac. Material ini bisa terurai, berbeda dengan plastik. Material ini bebas dari mikro plastik, terbuat dari bahan alam dan kayu.
Suvi Haimi dan Laura Kyllonen tertantang untuk menemukan solusi dari masalah sampah plastik. Mereka melihat benda di kamar mandi dan produk yang mereka punya. Haimi dan Kyllonen merupakan pakar biokimia dengan spesialisasi biomaterial.
Baca juga: Indonesia Juara 2 Dunia Sampah Plastik
Material ini bisa terurai. Sulapac memang diproduksi untuk menggantikan material tradisional yang berbasis bahan bakar fosil alias minyak bumi. Material ini tidak mencemari lingkungan.
Banyak keunggulan dari Sulapac yaitu mirip plastik, tahan air, tahan minyak, dan tidak merusak oksigen. Material ini serba guna sehingga bisa dibuat dengan desain tidak terbatas. Biaya produksi juga lebih murah dari plastik. Selain itu, material ini dapat diproduksi massal seperti plastik.
Sulapac bisa digunakan untuk kemasan segala macam produk mulai dari kosmetik, makanan, kotak hadiah, dan lainnya. Satu keunggulannya adalah bisa terurai di lautan.
Baca juga: Kantong Plastik Bakal Dilarang di Jakarta, Yuk Puasa Ga Pakai Kresek Lagi
Jika produk ini ada di lautan, material ini tidak berbahaya karena mikro organisme bisa menghancurkan dan mengubahnya menjadi karbondioksida, air, dan biomassa.
Wah, kayaknya pabrik material Sulapac ini perlu ada di Indonesia ya. Apalagi negara ini merupakan penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.