Tulisan La Yukallifullahu Nafsan Illa Wus'aha Arab dan Artinya dari Ayat 286 Al-Baqarah
La yukallifullahu nafsan illa wus’aha dapat ditemukan dalam ayat 286 surah Al-Baqarah. Apa arti dari penggalan ayat tersebut dan apa keutamaannya? Simak penjelasan lengkapnya di dalam artikel ini, ya!
Kamu pasti tak jarang mendengar kalimat laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha karena penggalan dari surah Al-Baqarah ayat 286 ini sering kali disebutkan, khususnya dalam kajian agama Islam.
Pasalnya, kalimat laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha adalah sebuah bentuk penyemangat kepada umat manusia bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melebihi kesanggupannya.
Mau tahu lebih lanjut tentang kalimat dari surah Al-Baqarah ayat 286 ini?
Berikut ini arti la yukallifullahu nafsan illa wus’aha dan penjelasannya!
Arti La Yukallifullahu Nafsan Illa Wus’aha Arab
La yukallifullahu nafsan illa wus’aha adalah penggalan dari ayat 286 surah Al-Baqarah yang artinya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Berikut ini tulisan Arab dari lafaz la yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا
Lebih lengkapnya, berikut ini ayat ke-286 dari surah Al-Baqarah beserta yang memuat kalimat laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ
La yukallifullahu nafsan illa wus’aha, laha ma kasabat wa alaiha maktasabat, rabbana la tu’akhizna in nasina au akhta’na, rabbana wa la tahmil alaina isran kama hamaltahu alal-lazina min qablina, rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih(i), wafu anna, wagfir lana, warhamna, anta maulana fansurna alal qaumil-kafirin
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
Keutamaan Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah
Dikutip dari buku Al-Matsurat Qubro & Dzikir Asmaul Husna Disertai Dalil Hadist, Diriwayatkan oleh Ad-Darami dan Al Baihaqi dalam Asy Syu’ab dari Ibnu Mas’ud r.a. dia berkata,
“Barang siapa membaca sepuluh ayat dari surah Al-Baqarah di permulaan siang, ia tidak akan didekati oleh setan sampai sore.
Jika membacanya sore hari, ia tidak akan didekati oleh setan sampai pagi dan ia tidak akan melihat sesuatu yang dibenci pada keluarga dan hartanya.”
Lalu, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-Hakim dalam shahih-nya, dari Ibnu Mas’ud r.a., Nabi saw. bersada,
“Barang siapa membaca sepuluh ayat, empat ayat dari awal surat Al-Baqarah, ayat kursi, dan dua ayat sesusdahnya serta ayat-ayat terakhir dari Al-Baqarah tersebut, rumahnya tidak akan dimasuki oleh setan sampai pagi.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keutamaan membaca ayat terakhir surah Al-Baqarah adalah dapat terhindar dari gangguan setan.
***
Demikian penjelasan dan arti la yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
Baca artikel informatif lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Ikuti Rumah123 di Google News agar tidak ketinggalan update terbaru.
Kalau sedang mencari hunian, cek rekomendasi terbaiknya di www.rumah123.com.
Menemukan hunian yang sesuai kriteria kini lebih mudah karena kami selalu #AdaBuatKamu!
Referensi
- Al-Matsurat Qubro & Dzikir Asmaul Husna Disertai Dalil Hadist. (2015). Shahih