Keunggulan Budidaya Sayuran Hidroponik & 10 Jenis yang Mudah Ditanam
Budidaya sayuran hidroponik banyak dipilih oleh masyarakat masa kini. Ini dia keunggulan dan 10 jenis sayuran yang mudah ditanam dengan metode tersebut!
Berbagai manfaat sayuran untuk kesehatan tubuh pastinya sudah tidak perlu diragukan lagi.
Nutrisi yang terkandung dalam beragam jenis sayur sangat dibutuhkan untuk berbagai aktivitas metabolisme tubuh, membantu diet, mendukung pertumbuhan anak, dan berbagai manfaat lainnya.
Namun seringkali mengonsumsi sayur menjadi sebuah tantangan tersendiri, khusus untuk masyarakat di daerah perkotaan yang takut akan bahaya zat kimia yang kerap dipakai selama proses penanaman.
Maka dari itu tak jarang orang yang mulai melakukan budidaya sayur secara mandiri secara organik di rumah untuk memproduksi produk dengan kualitas yang lebih terjaga.
Salah satu yang paling santer dipakai adalah pemanfaatan teknik hidroponik atau penanaman bebas tanah.
Selain dapat menghasilkan kualitas sayuran yang lebih baik, teknik penanaman hidroponik juga memiliki beragam manfaat lain dibanding dengan teknik budidaya konvensional.
Mengenal Teknik Budidaya Sayuran Hidroponik Lebih Dalam Lagi
Pada umumnya, secara alami tanaman dapat hidup dengan cara mengambil nutrisi yang didapatkan dari media tumbuh berupa tanah, namun berbeda halnya dengan teknik hidroponik.
Untuk kamu yang belum familiar dengan istilah ini, teknik hidroponik adalah metode budidaya tanaman di luar kondisi tumbuh alami dengan media tanah.
Dengan teknik hidroponik, tanaman ditanam di dalam media khusus
Sebagai pengganti tanah, tanaman dibudidayakan di dalam media khusus yang memakai bantuan sistem sirkulasi air.
Air tersebut sebelumnya telah dicampurkan dengan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Baca juga: Budidaya Tanaman Hidroponik, Cara Berkebun Baru untuk Kamu yang Punya Lahan Sempit!
Proses pertumbuhan tanaman dengan metode hidroponik lebih efektif
Dengan memakai metode ini, proses pertumbuhan tanaman akan menjadi lebih efektif karena berkurangnya kompetisi perebutan nutrisi dengan tanaman lain yang biasa terjadi di budidaya konvensional menggunakan tanah.
Tanaman yang tumbuh dalam sistem hidroponik tidak membutuhkan jaringan akar yang kompleks untuk menyerap nutrisi.
Sehingga energi yang didapatkan bisa difokuskan pada pertumbuhan buah, bunga, dan daun.
Maka dari itu tidak heran jika buah dan sayuran hidroponik memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibanding hasil tanaman yang dibudidayakan di tanah.
Kelebihan Metode Penanaman Hidroponik
Popularitas sistem hidroponik dalam dunia pertanian yang bahkan berhasil menjadi tren baru di kalangan masyarakat awam bukan tanpa alasan.
Ada banyak kelebihan yang ditawarkan oleh sistem hidroponik dan tidak dimiliki oleh sistem tanam konvensional.
1. Bebas penyiraman
Kelebihan yang paling disukai para pembudidaya yang memakai sistem hidroponik adalah perawatan yang dibutuhkan oleh tanaman menjadi lebih minim.
Berkat adanya sistem sirkulasi air yang merupakan media tanam utama, kamu tidak perlu repot-repot menyiram tanaman setiap hari atau memberikan pupuk dalam durasi waktu tertentu.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsentrasi nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam sistem hidroponik dapat dengan mudah dilarutkan dalam air.
Hasilnya adalah proses pertumbuhan yang lebih baik karena nutrisi dapat langsung diserap oleh tanaman dengan lebih efektif dan efisien.
Dengan bantuan sistem sirkulasi air tadi, sisa nutrisi yang tidak terserap oleh tanaman akan dapat dialirkan ke tanaman lainnya sehingga tidak ada yang terbuang percuma.
Nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tanaman dilarutkan dengan air yang dapat terus dipakai tanpa ada yang terbuang.
Berbeda halnya dengan media konvensional di mana nutrisi untuk tanaman dapat hilang bersamaan dengan air yang menguap.
Meski memakai media utama berupa air, sistem hidroponik menggunakan air dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding media tanah. Sehingga cocok untuk daerah yang mengalami kesulitan akses air atau kerap terjadi kekeringan.
Contohnya adalah di wilayah Timur Tengah dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan tanaman, sistem hidroponik menjadi satu-satunya metode pertanian yang dapat digunakan.
Baca juga: Budidaya Tanaman Sayuran Dalam Pot, Solusi Hijau di Rumah Minimalis
2. Tidak membutuhkan perlakuan khusus
Tantangan yang umum ditemui sebelum dan selama tahap budidaya tanaman adalah perawatan media tanah.
Agar dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas, kamu harus memastikan jika pH atau kadar stabilitas keasaman pada tanah sesuai untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Aspek stabilitas pH merupakan kunci penting yang nantinya menentukan apakah tanaman bisa bertahan hidup dengan baik serta memberikan hasil yang maksimal pada masa panen.
Terlebih jika kamu memutuskan melakukan teknik penanaman paralel, yaitu budidaya lebih dari satu jenis tanaman pada satu tempat.
Masing-masing jenis tanaman memerlukan tingkat stabilitas pH yang berbeda sehingga dibutuhkan perhatian khusus yang tentunya cukup memakan sumber daya.
Di sinilah kelebihan sistem hidroponik yang digemari para pembudidaya.
Kamu tidak perlu kesulitan dalam menentukan serta menjaga stabilitas pH media tanam.
Secara alami pH air yang berada di kisaran netral sekitar 6,5 – 7,5 terbilang sangat ideal serta untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman.
Bahkan jika memang dibutuhkan pengendalian pH khusus sekalipun, proses yang dibutuhkan akan jadi lebih mudah karena sistem tanam yang memakai sirkulasi air sehingga kontrol penuh ada di tangan kamu.
3. Hemat energi
Kelebihan sistem hidroponik berikutnya adalah efisiensi energi yang ditawarkannya.
Tidak hanya hemat dalam penggunaan air dan minim perlakuan khusus seperti pengaturan stabilitas pH, perawatan yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik relatif minim sehingga efisien secara energi.
Kamu tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk membeli alat dan bahan-bahan penghilang hama seperti pestisida, fungisida, atau plastik pelindung khusus.
Alhasil, sayuran hidroponik akan memiliki kualitas yang lebih baik karena terbebas dari gangguan hama serta zat-zat kimia berbahaya.
Penghematan energi lain yang bisa kamu dapatkan adalah berkurangnya jumlah pupuk yang perlu disediakan untuk nutrisi tanaman.
Karena langsung tumbuh di substrat berupa air, nutrisi yang diserap tanaman akan jadi lebih cepat serta efisien sehingga kamu tidak perlu menggelontorkan biaya pembelian pupuk atau zat tambahan lainnya.
Kamu dapat dengan mudah menakar jumlah nutrisi yang sekiranya diperlukan oleh tanaman yang kemudian langsung dilarutkan di dalam sistem irigasi air.
4. Ramah lingkungan
Aspek ramah lingkungan yang ditawarkan oleh sistem hidroponik menjadi kelebihan lain yang banyak dipertimbangkan oleh para pembudidaya.
Apalagi mengingat di era saat ini di mana kampanye sustainable development terus digencarkan serta praktek industri pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Secara statistik, polusi yang dihasilkan oleh industri pertanian memiliki dampak yang sangat besar bagi kerusakan lingkungan serta perubahan iklim global yang kita hadapi saat ini.
Hal tersebut diakibatkan oleh sampah pembuangan atau byproduct yang berasal dari sektor pertanian memiliki kandungan kimia dengan tingkat toksin atau racun tinggi, sehingga berbahaya untuk ekosistem sekitar.
Masalah tersebut yang kemudian menjadi salah satu pertimbangan peralihan industri pertanian ke sistem yang lebih ramah lingkungan, salah satunya dengan menggunakan teknik hidroponik.
Selain menghasilkan kualitas produk yang jauh lebih baik, limbah pembuangan dari sistem hidroponik dapat dimanfaatkan secara berulang.
Contohnya adalah dengan mengintegrasikan sistem hidroponik dengan budidaya ikan, yang mendapat makanan dari sisa nutrisi tanaman dan begitu pula sebaliknya.
Minimnya gangguan hama serta penggunaan zat kimia berarti limbah yang dihasilkan dari sistem hidroponik jadi lebih aman untuk ekosistem.
5. Kualitas produk yang lebih baik
Beragam kelebihan sistem hidroponik tidak hanya bertumpu pada proses penanaman saja, tapi juga kualitas produk yang didapatkan saat panen.
Berkat sistem irigasi air yang langsung mengedarkan nutrisi ke tanaman, proses pertumbuhan pun turut meroket tajam dibanding media konvensional.
Dengan semakin pendeknya durasi penanaman hingga panen, keuntungan yang didapatkan oleh pembudidaya otomatis akan meningkat tajam.
Selain efisien secara waktu, produk buah dan sayuran yang dihasilkan dari sistem hidroponik juga akan tumbuh lebih subur sehingga kualitas nutrisi yang terkandung jadi lebih terjaga.
Sistem hidroponik juga menghasilkan panen dengan ukuran hingga 75% lebih besar dibanding produk yang ditanam secara konvensional.
Bukan hanya kaya nutrisi, sayuran hidroponik juga lebih sehat karena bebas dari zat-zat kimia yang kerap digunakan untuk melindungi tanaman dari hama.
Kamu juga tidak perlu repot-repot melakukan pencucian berulang kali karena sayuran hidroponik pastinya sudah bebas dari tanah sehingga lebih bersih dan higienis untuk konsumsi.
6. Mudah diterapkan di mana pun
Banyak orang yang memilih sistem hidroponik sebagai metode urban farming atau berkebun modern di sekitar area perkotaan.
Tren ini berkembang dengan luas karena kemudahan yang ditawarkan oleh sistem hidroponik yang dapat diaplikasikan di hampir berbagai kondisi lingkungan.
Dengan media tanam air bebas tanah, kamu tidak perlu kesulitan mencari lahan khusus untuk keperluan berkebun.
Terlebih di area perkotaan yang notabennya memiliki akses lahan terbatas untuk melakukan aktivitas pertanian.
Sebab itulah tidak sedikit masyarakat dari daerah perkotaan, khususnya di negara-negara maju yang mulai membudidayakan tanaman dengan sistem hidroponik.
Kemudahan yang ditawarkan oleh sistem pertanian ini juga lebih dari sekadar solusi atas minimnya lahan untuk berkebun.
Sistem hidroponik merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat akan pertanian yang mengedepankan sustainable development.
Produk yang dihasilkan dari sistem hidroponik dapat selalu tersedia setiap saat tanpa terikat kondisi iklim atau tanah sekitar.
Dengan menanam pasokan pangan berupa buah dan sayuran hidroponik secara mandiri, kamu bisa terbebas dari ketergantungan suplai produksi impor yang tentunya memakan biaya besar.
Jenis-Jenis Sayuran Hidroponik yang Mudah Ditanam
Setelah belajar mengenai beragam kelebihan sistem hidroponik, langkah berikutnya yang dapat kamu lakukan adalah dengan mengenal jenis sayuran yang paling cocok ditanam memakai metode ini.
1. Selada
Jika kamu hobi menyantap makanan sejenis sandwich atau salad, maka sayuran hidroponik yang satu ini akan jadi favorit kamu.
Selada merupakan jenis tanaman yang paling sering dibudidayakan memakai teknik hidroponik karena prosesnya pertumbuhan yang relatif lebih cepat dibanding menggunakan media konvensional.
Jika kamu baru pertama kali mencoba teknik hidroponik, maka selada adalah pilihan tepat untuk tanaman pertama kamu.
2. Bayam
Sayuran hidroponik berikutnya merupakan makanan kegemaran tokoh kartun, Popeye, apalagi kalau bukan bayam.
Kandungan nutrisi pada bayam memiliki manfaat yang baik untuk anti peradangan, membantu mencegah obesitas, serta menyehatkan mata dan tulang.
Durasi penanaman bayam dengan metode hidroponik sendiri adalah sekitar 30-35 hari hingga siap panen untuk dinikmati keluarga kamu.
3. Tomat
Nah, untuk tanaman hidroponik berwarna merah ini juga cocok jadi pendamping berbagai olahan salad serta ragam panganan lain.
Tomat kaya akan vitamin A yang bermanfaat untuk kesehatan mata, serta lycopene yang dapat mendukung kecantikan kulit.
Seperti yang kamu ketahui kalau tomat mengandung air dalam jumlah yang besar, sehingga teknik hidroponik merupakan metode yang ideal untuk membudidayakan tanaman ini.
4. Kale
Bisa dibilang jika kale merupakan sayuran kekinian yang sedang banyak diminati masyarakat luas, khususnya untuk keperluan program diet maupun tambahan dalam olahan salad.
Bukan tanpa alasan tentunya, kale adalah salah satu produk sayuran hidroponik yang didapuk sebagai superfood alias memiliki nilai nutrisi tinggi.
Kale diklaim bermanfaat untuk anti penuaan, mengurangi kolesterol, memperkuat tulang dan gigi, menurunkan berat badan, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Masa panen sayuran kale bisa dibilang cukup lama yaitu sekitar 60-70 hari setelah masa penanaman menggunakan metode hidroponik.
Jadi kamu harus ekstra bersabar jika memilih untuk menanam sayuran yang satu ini.
5. Pakcoy
Para pecinta panganan berupa mie ayam pastinya tidak asing lagi dengan sayuran hijau ini.
Pakcoy merupakan bahan olahan makanan yang cukup populer karena mudah ditanam, termasuk menggunakan sistem hidroponik.
Tahapannya sendiri bisa dimulai dengan penanaman awal berupa biji pada media rockwool sampai tunas baru mulai muncul, lalu bisa kamu pindahkan ke media tanam hidroponik.
6. Timun
Tak hanya untuk keperluan makanan saja, timun juga dikenal sebagai salah satu bahan alami yang bermanfaat untuk perawatan kulit dan kecantikan.
Hampir semua jenis timun bisa tumbuh dengan menggunakan sistem hidroponik.
Hal yang perlu diperhatikan jika kamu memutuskan untuk menanam sayuran hidroponik ini adalah sistem pencahayaan yang cukup serta suhu yang selalu terjaga.
7. Kangkung
Reputasi kangkung sebagai sayuran favorit masyarakat Indonesia sepertinya tidak perlu diragukan lagi.
Olahan tanaman yang tumbuh alami secara masif ini dapat dengan mudah ditemukan di berbagai tempat, mulai dari restoran berbintang sampai rumah makan sederhana.
Untuk kamu yang menggemari sayuran yang diklaim bermanfaat untuk meningkatkan gairah seksual ini, maka sistem hidroponik bisa jadi alternatif mandiri untuk dicoba.
Kamu cukup merendam benih kangkung selama 3-6 jam dalam air hangat, lalu dipindahkan ke tisu basah sampai kecambah mulai tumbuh dan siap ditanam di media hidroponik.
8. Kemangi
Satu lagi sayuran hidroponik yang kerap ditemukan sebagai bahan makanan, khususnya sebagai penghias dan pemberi aroma di berbagai sajian kuliner Nusantara.
Kemangi cocok untuk ditanam dalam media hidroponik dengan menggunakan sistem nutrient film technique atau NFT untuk mempercepat proses panen dengan hasil yang maksimal.
Serupa dengan tomat, penanaman kemangi dengan metode hidroponik harus dibarengi dengan sistem pencahayaan yang cukup agar tanaman bisa tumbuh dengan baik.
9. Bawang merah dan bawang putih
Bahan dasar lain yang juga sering ditemukan di dapur keluarga Indonesia adalah bawang merah dan bawang putih.
Kedua jenis umbi-umbian ini merupakan rempah dasar yang tidak boleh sampai terlewatkan di banyak sajian kuliner.
Kamu bisa memproduksi sendiri bawang merah dan bawang putih dengan memanfaatkan teknik hidroponik di rumah.
Durasi panen sejak penanaman pertama kurang lebih sekitar 6-8 minggu, dan 3-4 minggu untuk panen berikutnya.
10. Wortel
Sayuran hidroponik terakhir yang pastinya digemari untuk berbagai olahan sup adalah wortel.
Kandungan tinggi vitamin A pada wortel sangat baik untuk menjaga kesehatan mata serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Proses penanaman juga terbilang mudah, cukup tanam biji wortel hingga berkecambah dan siap dipindahkan ke media hidroponik yang sudah kamu siapkan.
Nah, itu dia tadi panduan lengkap mengenai berbagai manfaat teknik hidroponik yang dapat kamu praktikkan.
Beberapa rekomendasi sayuran hidroponik di atas juga dapat menjadi alternatif untuk kamu yang ingin memulai gaya hidup sehat dengan menanam bahan pangan secara mandiri.
Semoga bermanfaat dan selamat berkebun!