Kenapa Brunei Darussalam Tak Punya Gedung Tinggi Meski Dianggap Negara Kaya? Ini Alasannya!
Bukan rahasia umum jika Brunei Darussalam tak punya gedung tinggi meski jadi negara kaya. Apakah ada faktor geografis tertentu pada negara di utara Kalimantan? Simak selengkapnya di sini!
Sejak dulu Brunei Darussalam dikenal sebagai salah satu negara di dunia dengan taraf hidup tertinggi di dunia.
Bahkan, Sultan Hassanah Al-Bolkiah juga merupakan salah satu raja terkaya di dunia selain pewaris tahta Maha Vajiralongkorn.
Berada di semenanjung utara Kalimantan, eksplorasi minyak gas dan bumi menjadi komoditas utama dari Brunei Darussalam.
Dua sumber daya alam itu menjadi komoditas utama di negara dengan penduduk mencapai 400,000 jiwa.
Adapun, dengan eksplorasi minyak gas dan bumi di negara ini telah menghasilkan pendapatan per kapita hingga 27,466 dolar Amerika Serikat.
Meski menjadi negara kaya dan penghasilan menjanjikan, ternyata Brunei Darussalam tak punya gedung tinggi seperti di negara ASEAN lainnya.
Fakta ini pastinya membuat banyak orang bingung, bahkan Brunei merupakan negara terkaya setelah Singapura yang notabene gedung pencakar langit jadi hal biasa.
Apa alasannya? Simak pembahasannya bersama-sama!
Alasan Brunei Darussalam Tak Punya Gedung Tinggi Meski Jadi Negara Maju
Usut punya usut ada beberapa faktor penting yang menjadikan Brunei Darussalam tak punya gedung tinggi, meski dikategorikan sebagai negara maju.
Apa saja pertimbangannya? Ini dia!
1. Larangan Membangun Gedung Pencakar Langit
Brunei Darussalam tak punya gedung tinggi bukan berarti negara ini tidak punya dana, tapi ada alasan yang lebih penting.
Dilansir dari bangkapos.com, ternyata Brunei Darussalam tak punya gedung tinggi juga ada aturan tertentu yang dianalogikan seperti aturan gedung di Bali.
Larangan di Brunei Darussalam mengatakan bahwa tidak boleh membangun gedung yang ketinggiannya mengalahkan menara masjid di sana, terutama Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin.
Saat ini, diketahui gedung tertinggi di Brunei Darussalam hanya memiliki ketinggian 120 meter alias 21 lantai. Gedung tertinggi tersebut adalah Gedung Kementerian Kewangan.
2. Populasi Jumlah Penduduk Sedikit
Pertimbangan kedua Brunei Darussalam tak punya gedung tinggi juga berkaitan dengan jumlah warga penduduk yang hanya 487,483 jiwa saja.
Populasi 2020 tersebut menunjukkan jika penduduk Brunei Darussalam tidak membutuhkan gedung tinggi atau pencakar langit dengan kapasitas banyak.
Gedung yang tersedia masih mumpuni untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Brunei.
3. Sumber Kekayaan Penduduk Brunei Darussalam
Dengan pendapatan per kapita menembus angka Rp400 jutaan per tahun, praktis warganya hidup dalam keadaan layak dan berkecukupan.
Selain industri pertambangan, masyarakat Brunei Darussalam juga mengandalkan sektor ekspor impor dan distribusi logistik baik sumber daya ekstraktif maupun hasil non bumi.
Meski demikian Brunei Darussalam tak punya gedung tinggi juga disebabkan karena banyaknya lokasi eksplorasi migas, bahkan kontribusi pendapatan melebihi angka 92%.
Adapun, Brunei Darussalam merupakan salah satu negara penghasil gas alam cair terbesar di dunia dan pengekspor terbesar keempat di dunia.
Lebih dari 82% LNG yang dihasilkan oleh Brunei Darussalam dijual kepada Jepang dengan perjanjian jangka panjang yang diperbaharui sejak 1993.
Hasil bumi di Brunei Darussalam bersumber dari dekat Seria, lepas Pantai Kuala Belait, Ampar dan Jerudong.
Ada juga hasil pertanian maupun hasil bumi di negara ini, namun dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan domestik sehari-hari.
Demikian beberapa alasan Brunei Darussalam tak punya gedung tinggi, meski jadi salah satu negara kaya di ASEAN.
Temukan informasi menarik seputar properti, selengkapnya di artikel.rumah123.com.
Wujudkan hunian idaman kamu seperti Gateway Park of LRT City, selengkapnya di Rumah123.com dan dan 99.co, yang pastinya #AdaBuatKamu!