OK
logo rumah123
logo rumah123
Iklankan Properti

Kata Siapa Transaksi Properti di Asia Pasifik Menyusut?

19 Juli 2022 · 2 min read · by Dyah Saraswati

Volume transaksi properti di Asia Pasifik, konon, sedikit menyusut pada kuartal II-2016. Pada kenyataannya, terjadi penguatan kinerja di Singapura, dan hasil yang stabil di Jepang dan Australia. Sayangnya, ternjadi pula tren kejatuhan investasi di kawasan Hong Kong dan China daratan.

Bukan hanya itu, di sektor investasi juga terjadi tren penurunan dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Penurunan tersebut menyentuh angka 8 persen dibanding tahun lalu. Angka terkini adalah sebesar US$28,3 milliar.

Baca juga: Ga Murah, Properti di Singapura Tetap Diburu Orang Indonesia

Mengutip Kompas.com, menurut data terbaru terkait aliran modal global Jones Lang LaSalle (JLL), volume investasi total pada sepanjang semester I-2016 mencapai US$54 milliar. Angka tersebut cenderung stabil ketimbang periode yang sama pada 2015.

Sedangkan jumlah investasi pada kuartal II-2016 naik 12 persen dibanding tiga bulan pertama tahun ini. Kenaikan ini banyak dipengaruhi kuatnya kinerja di Singapura.

“Investor lintas perbatasan tetap aktif di kedua sisi, menyumbang sepertiga dari total volume investasi pada kuartal tersebut kendati arus investasi antar regional telah jatuh,” ujar Kepala Penelitian Pasar Modal Asia Pasifik JLL, Megan Walters.

Meski terjadi beberapa kenaikan, arus modal pembeli antar kawasan atau pembelian di Asia Pasifik oleh investor di luar wilayah Asia Pasifik turun sebesar 21 persen. Saat ini arus modal berada pada kisaran angka US$4,4 milliar pada kuartal II 2016.

Baca juga: Pengin Sukses Investasi Properti, Gak Pake Nyesel? Inilah Kiatnya

Penurunan ini terjadi karena beberapa investor menunda transaksi mereka lantaran menilai ekonomi masih dalam kondisi belum stabil.

Meski demikian, volume transaksi dan pembelian di kawasan Asia Pasifik justru meningkat menjadi US$ 3,1 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar US$2,9 milliar dollar AS.

“Di beberapa pasar, jatuhnya obligasi global mendorong imbal hasil Grade A mencapai rekor tertinggi, meskipun dengan tarif rendah,” ujar Walters.

Ke depannya, Walters berharap volatilitas pasar keuangan dapat meningkatkan daya tarik beberapa pasar Asia Pasifik sebagai tujuan utama modal global. Menurut Walters, British Exit atau Brexit juga me,beri imbas pada angka-angka yang terbukukan selama kuartal II 2016 tersebut.

“Mungkin terlalu awal untuk melihat dampak langsung dari Brexit terhadap investasi properti secara regional,” katanya. (Vri)


Tag: , , , , , , , , , ,