Iwan Sunito: Patriotisme Tak Selalu Berarti Harus Tingggal di Negara Asal
Untuk saat ini, di era global di mana dunia semakin terpusat dalam genggaman, patriotisme seseorang tak bisa dinilai lagi dari di negara mana seseorang tinggal alias harus menetap di negara kelahirannya.
Hal tersebut dikemukakan oleh Iwan Sunito, seorang diaspora kelahiran Indonesia yang menetap di Autralia, dalam pidato sambutannya di acara forum bisnis diaspora Indonesia, pada 10 Oktober 2016, di Jakarta.
Baca juga: Dua Tipe Investor Indonesia di Australia
Iwan mengingatkan akan pentingnya redefinisi patriotisme. Menurutnya, tempat di mana kita tinggal secara fisik, tidak serta-merta bisa menjustifikasi kadar komitmen dan rasa cinta kita terhadap Tanah Air.
“Perbedaan geografi tidak sama dengan identitas,” kata CEO sekaligus Founder Crown Group ini.
Di Negeri Kanguru itu, Iwan membangun kerajaan bisnis propertinya. Bahkan dia sampai dinobatkan menjadi pemenang penghargaan Australian Property Person of The Year 2015.
Baca juga: Sydney Akan Menjadi Surga Baru Investasi Properti Global
“Saya bahkan banyak melihat orang Indonesia di luar negeri yang lebih Indonesia dibandingkan dengan mereka yang tinggal ataupun berada di Indonesia,”kata Iwan mengungkapkan pengalamannya.
Dia pun mengutip kalimat mantan Perdana Mentri Jamaika, Portia Simpson Miller, “Kita harus meredifinisi konsep berbangsa. Bangsa saat ini bukanlah bersifat teritorial; tidak terikat dengan ruang fisik. Bangsa adalah sebuah konstruksi sosial dan politik. Di dalam dunia tanpa batasan, bangsa sudah tidak lagi terbatasi secara geografis. ”
Iwan Sunito pun mengungkapkan keyakinannya tentang masa depan Indonesia yang berprospek bagus. “Saya yakin, bahwa abad ini merupakan abadnya Indonesia,” katanya lagi.
Baca juga: Hotel Pertama Crown Group Segera Hadir di Sydney
Perihal eksistensi diaspora dan penguatan hubungannya dengan pemerintah Republik Indonesia, Iwan menyatakan bisa menciptakan lingkaran untuk pertumbuhan ke depan.
“Investasi diaspora di negara asalnya cenderung untuk meningkatkan kewirausahaan local, sehingga menciptakan lingkaran untuk pertumbuhan di masa depan,” kata Iwan.
Iwan meyakini diaspora bisa menjadi ‘pemimpin’ bukan ‘pengikut’. Menjadi inovator, bukan imitator.