Hunian Berkonsep TOD Akan Menjadi Tren di Indonesia
Hunian berkonsep TOD (Transit Oriented Development) akan menjadi tren di Jakarta lantaran memudahkan penghuni. Hunian terintegrasi dengan transportasi massal.
Belakangan, masyarakat mulai mengenal hunian berkonsep TOD atau Transit Oriented Development. Hunian ini biasanya berupa hunian vertikal seperti apartemen atau rumah susun yang terkoneksi dengan transportasi massal.
Kalau di Indonesia, hunian berkonsep TOD dekat dengan stasiun kereta rel listrik (KRL) commuter line dan juga LRT (Light Rail Transit/Lintas Rel Terpadu). Beberapa perusahan pengembang baik swasta maupun pemerintah membangun hunian vertikal dekat stasiun.
Baca juga: Tinggal di Apartemen TOD Ini Bisa Irit Transportasi Hingga Rp6 Juta per Bulan
Sementara ada juga hunian vertikal yang dekat dengan MRT (Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu). Kemudahan transportasi massal menjadi poin utama hunian berkonsep TOD.
Tidak ketinggalan, ada juga sejumlah apartemen yang memiliki akses ke transportasi umum seperti bus Transjakarta. Bus Rapid Transit (BRT) ini telah memiliki jaringan koridor dan rute yang telah menjangkau Tangerang, Bekasi, dan Depok.
Penghuni apartemen atau rumah susun tidak perlu memerlukan waktu lama atau transportasi lain untuk mencapai stasiun atau halte transportasi massal.
LRT City Terintegrasi dengan Kereta Ringan
Salah satu hunian vertikal yang terintegrasi dengan transportasi massal adalah LRT City Bekasi – Green Avenue. Apartemen ini terkoneksi dengan LRT Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi).
PT Adhi Karya (Persero) Tbk membangun jaringan LRT Jabodebek, sementara anak perusahaannya PT Adhi Commuter Properti mengembangkan hunian berkonsep TOD.
Sebelumnya, Adhi Commuter Properti telah membangun hunian berkonsep TOD lainnya yaitu Eastern Green. Baik Green Avenue dan Eastern Green berada di jalur kereta ringan LRT Jabodebek rute Cawang-Bekasi Timur.
Baca juga: Hutama Karya Kembangkan Rusunami TOD di Stasiun Jurangmangu
Green Avenue merupakan sebuah kawasan mixed use atau superblok. Hunian vertikal ini dibangun di atas lahan seluas 1,9 hektare yang terdiri dari apartemen, pusat perbelanjaan atau mall dengan tiga lantai, dan parkir dengan empat lantai yang mencakup 885 lot.
Tower pertama apartemen memiliki 736 unit apartemen dengan berbagai tipe, tower kedua mempunyai 1.403 unit apartemen, dan tower ketiga memiliki 736 unit. Ada lebih dari 2.800 unit apartemen. Perusahaan pengembang menawarkan tiga tipe unit hunian yaitu studio, 1 bedroom, dan 2 bedroom.
Hunian vertikal ini tidak hanya dekat dengan LRT, namun juga dengan infrastruktur lainnya. Green Avenue memiliki kemudahan akses jalan tol.
Baca juga: Perum Perumnas Bangun Mahata Serpong, Hunian TOD di Rawa Buntu
Green Avenue dekat dengan Jalan Tol Layang (elevated) Jakarta – Cikampek, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR 2/Jakarta Outer Ring Road) ruas Cibitung – Cilincing dan Cimanggis – Cibitung, serta Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (Becakayu).
Tidak ketinggalan, hunian vertikal ini juga dekat dengan KRL commuter line rute Manggarai – Bekasi – Cikarang. Rute kereta ini sudah rel dwiganda atau double double track.
“Selama ini kita melihat perkembangan kawasan-kawasan hunian yang terintegrasi transportasi masal itu di luar negeri,” ujar Project Director LRT City Bekasi, Setya Aji Pratama seperti dikutip dari keterangan tertulis.
“Sekarang kita bawa budaya itu ke sini karena mau tidak mau kota-kota besar memang harus dirancang compact, simple serta berbasis transportasi seperti yang ditawarkan LRT City ini. Budaya hunian dengan basis transportasi masal itu yang kita hadirkan di sini,” lanjut Setya.
Hunian TOD Terintegrasi KRL Commuter Line
Selain kereta ringan, ada juga sejumlah hunian vertikal lainnya yang terintegrasi dengan kereta rel listrik (KRL) commuter line. Sejumlah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bekerja sama membangun hunian berkonsep TOD.
PT KAI Indonesia memberikan lahan untuk dibangun hunian berkonsep TOD. Ada tiga hunian yang sedang dikerjakan yaitu Mahata Tanjung Barat, Mahata Serpong, dan Mahata Margonda.
Mahata Tanjung Barat terintengrasi dengan stasiun Tanjung Barat, Mahata Serpong terkoneksi dengan stasiun Rawa Buntu, sedangkan Mahata Margonda terhubung dengan stasiun Pondok Cina.
Tren Hunian Berkonsep TOD di Kota Besar
Hunian berkonsep TOD telah menjadi tren di sejumlah kota besar di dunia. Hal yang sama akan terjadi di Jakarta.
Saat ini, masyarakat yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya membutuhkan tempat tinggal. Di sisi lain, mereka juga harus terjebak kemacetan Jakarta yang semakin parah.
Hunian berkonsep TOD memberikan solusi bagi keduanya, hunian yang terjangkau dan kemudahan akses transportasi. LRT diproyeksikan memberikan kepastian transportasi yang nyaman, tepat waktu, dan jadwal kedatangan setiap 3-6 menit.
“Konsep hunian seperti ini telah menjadi tren di kota-kota besar dunia seperti Singapura, Hong Kong, maupun kota-kota di Jepang. Nantinya dari Bekasi Timur ke Pancoran hanya 15-20 menit, ke Dukuh Atas (Sudirman) 45 menit,” kata Setya lagi.
“Dengan jaminan kepastian waktu dan kenyamanan otomatis orang akan beralih dari kendaraan pribadi ke sarana ini dan ada lebih banyak waktu yang tersisa untuk meningkatkan produktivitas maupun bersama keluarga,” lanjutnya.
Konsep TOD Belum Sesuai dengan Definisi Awal
Senior Associate Director Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia, Aldi Garibaldi memiliki pandangan tersendiri mengenai hunian berkonsep TOD.
“Nah, ada yang harus di-redefine. Kita bilang TOD, belum tentu. Secara definisi harus ada dua moda transportasi,” ujar Aldi kepada Rumah123.com.
“LRT dan busway, or MRT dan commuter line. Kalau LRT dan Gojek itu bukan TOD. Definisi itu dulu,” lanjutnya. “MRT dan Busway bolehlah. Di luar negeri itu harus lebih dari satu.”
Saat ini, banyak dari hunian berkonsep TOD di Jakarta baru terkoneksi dengan satu moda transportasi massal. Aldi melanjutkan definisi TOD perlu diperjelas terlebih dahulu. Dia juga menyatakan bahwa hunian berkonsep TOD akan menjadi tren di Indonesia.
“Kalau tren sih pasti. Tapi apakah ada premium. Di kota kayak Singapura, Thailand, atau Hong Kong, ada premium,” katanya lagi.