Hoax Menyesatkan Seputar Virus Corona dan Fakta Sebenarnya
Presiden Jokowi mengonfirmasi dua kasus novel coronavirus (Covid-19) pertama di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020 lalu. Usai pengumuman tersebut, kabar burung seputar corona pun banyak tersebar di media sosial.
Kabar-kabar tersebut menyebar dengan sangat cepat dari satu orang ke orang lain. Saking banyaknya, sulit untuk membedakan mana yang hoax, mana yang akurat. Apalagi dalam kondisi panik seperti ini.
Agar tak termakan hoax dan cepat terprovokasi, kita harus bijak dalam mencerna informasi. Supaya lebih mudah, Rumah123.com telah merangkum 4 hoax terkait corona yang bisa menyesatkan.
Yuk, luruskan pengetahuan kita bersama-sama!
WNI dari Wuhan tak dites virus corona karena alatnya yang mahal
Sebuah artikel menyebutkan bahwa 238 WNI yang dipulangkan dari Wuhan tidak dites Covid-19 karena tidak adanya gejala dan biaya pemeriksaan yang mahal.
Faktanya, menurut Achmad Yurianto selaku Sekretaris Ditjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, tak demikian.
Pasien yang diperiksakan harus sesuai dengan indikasi guideline WHO, yaitu pasien dengan kategori pengawasan.
Definisi pasien pengawasan sendiri yaitu pasien dari Wuhan/China, atau dari negara terjangkit dengan gejala demam atau batuk pilek atau pneumonia.
Serta pasien dengan gejala di atas yang memiliki riwayat kontak dengan pasien corona, atau orang Wuhan.
Sedangkan jika ada orang yang bepergian ke negara terjangkit namun tak memiliki gejala di atas, mereka masuk ke dalam kategori pemantauan.
Lantaran tak memiliki gejala dan hanya masuk ke kategori pemantauan, para WNI dari Wuhan tersebut tak diperiksa. Jadi, bukan karena harga alat pengujian yang mahal.
Penyembuhan virus corona menggunakan bawang putih
Beredar informasi di media sosial Facebook berupa tata cara pengolahan bawang putih yang diklaim bisa menyembuhkan korban terinfeksi corona.
Padahal faktanya, menurut dr Dirga Sakti Rambe, SpPD, ahli vaksin dari IMNI Hospitals Pulomas, klaim tersebut adalah hoax. Hingga saat ini, tak ada obat atau vaksin yang teruji bisa menangkal virus.
Baca juga: Harga Masker “Digoreng” Akibat Corona, Penjual Bisa Dijerat Hukum!
Vaksin pneumonia dapat menangkal dan menyembuhkan corona
Memang, keduanya sama-sama penyakit yang menyerang pernapasan. Namun faktanya, vaksin pneumokokus dan vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib) tidak mampu memberikan perlindungan terhadap virus corona baru.
6 kota zona kuning di Indonesia darurat corona
Masih berasal dari media sosial, sempat viral pula informasi yang berbunyi, “Info kemkes 6 kota zona kuning corona: Medan, Batam, Jkt, Sby, Bali dan Manado. Sediakan masker di rumah dan hand sanitizer. Usahakan jangan dl ke tempat umum dan traveling.”
Informasi tersebut dibantah oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung Sugihantono. Menurutnya, Kemenkes tak pernah mengeluarkan Zona Kuning perihal kewaspadaan atau kedaruratan Covid-19.
Tes sederhana deteksi virus corona tanpa ke dokter
Tersebar pada grup aplikasi pesan WhatsApp, deteksi corona bisa dilakukan sendiri tanpa pergi ke dokter atau laboratorium. Adapun seperti ini bunyi pesan tersebut:
Segera mendesak: Tes sederhana untuk mengenal Virus Corona hanya dalam sepuluh detik tanpa urusan ke Dokter atau Laboratorium, yang belum diketahui siapa pun!
Awalnya Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi hingga 28 hari setelah gejala COVID 19 muncul.
Dokter Jepang menawarkan tes sederhana yang bisa kita lakukan setiap pagi! Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik!
Jika Anda berhasil mengeluarkan napas tanpa batuk, tidak nyaman, lelah, dan kaku di dada, ini membukti kan bahwa tidak ada Fibrosis di paru-paru dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa tidak ada virus!
Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan Anda lembab dan tidak kering!
Minumlah secangkir air setidaknya sekali setiap 15 menit karena meskipun virus masuk ke mulut Anda, cairan yang Anda makan secara teratur dapat ditransfer ke perut, dan keasaman lambung akan membunuh virus!
Tolong jangan menjadi penonton dan kirimkan ke semua kontak dan grup Anda!, Tks.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Menurutnya, tes deteksi virus corona yang ada di Indonesia dan sudah diakreditasi oleh WHO adalah tes PCR Litbangkes.