Hari Kartini, Ini 7 Film tentang Emansipasi Wanita yang Wajib Ditonton

Tak bisa merayakan Hari Kartini dengan menggunakan kebaya bersama teman-teman? Sebagai gantinya, tonton saja film bertemakan emansipasi wanita berikut ini!

Tonton film tentang emansipasi wanita ini di Hari Kartini bersama teman wanitamu! – Rumah123.com

Raden Ajeng Kartini, merupakan seorang pahlawan yang memperjuangkan emansipasi wanita. 

Berkat jasanya, para wanita Indonesia kini memiliki kedudukan sosial yang sama dengan pria. 

Demi mengenang jasa-jasanya, hari kelahiran Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Kartini. 

Pada perayaan Hari Kartini, biasanya para wanita, dari usia sekolah hingga kantoran mengenakan baju kebaya beramai-ramai.

Hal ini dikarenakan Ibu Kartini sendiri memiliki ciri khas busana yaitu mengenakan kebaya yang memiliki kesan anggun dan elegan.

Namun, lantaran virus corona sedang melanda, perayaan hari spesial ini dengan beramai-ramai menggunakan kostum kebaya sulit untuk dilakukan. 

Lantaran harus di rumah aja, sebagai gantinya, kamu bisa menonton film-film bertemakan emansipasi wanita berikut ini di rumah!

Daftar film bertemakan emansipasi wanita yang cocok ditonton di Hari Kartini

Perempuan Berkalung Sorban

Sumber: Tribunnews.com

Annisa adalah seorang gadis cantik dan cerdas yang lahir  dan besar dengan tradisi Islam konservatif di sebuah pesantren di Jawa Timur.

Pesantren tersebut mengajarkan bahwa seorang perempuan harus tunduk pada laki-laki. Annisa kecil protes dengan ajaran ini.

Sayangnya, protes Annisa tidak pernah didengar oleh keluarganya. Hanya Khudori, pamannya lah yang bisa memahaminya. 

Annisa pun jatuh cinta dengan Khudori. Namun, ia terpaksa dinikahkan dengan pria pilihan ayahnya. 

Rumah tangganya hancur, Annisa menjadi korban KDRT dan suaminya menikah lagi dengan wanita lain. 

Beruntung, ia dan Khudori dipertemukan lagi dan masih saling mencintai. 

Athirah

Sumber: jakartaglobe.id

Diangkat dari kisah nyata, film ini menceritakan perjalanan hidup dari seorang perempuan paruh baya, Ibunda dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. 

Film adaptasi novel dengan judul yang sama ini menggambarkan kisah Athirah, yang berjuang dari nol membangun bisnis keluarga bersama suaminya.

Kehidupan rumah tangganya sangat harmonis sampai orang ketiga muncul. Suaminya melirik wanita lain hingga keluarganya jadi bahan pergunjingan orang lain.

Setelah seribu pertimbangan, Athirah meninggalkan suaminya dan memulai hidup baru bersama kelima anaknya.

Ia sukses berdagang sarung khas Bugis-Makassar, dan kegigihannya menyelamatkan seluruh keluarganya.

Baca juga: 10 Film Terbaik Sepanjang Masa yang Gak Bikin Ngantuk Walau Ditonton di Rumah

3 Srikandi

Sumber: id.bookmyshow.com

Film 3 Srikandi bercerita tentang perjalanan 3 atlet perempuan dalam cabang panahan Indonesia yang berhasil mendapatkan salah satu medali pada Olimpiade di Seoul pada tahun 1988. 

Medali tersebut merupakan medali pertama dalam keikutsertaan Indonesia pada ajang olahraga internasional saat itu.

3 Srikandi dibintangi dengan bintang-bintang ternama Indonesia, seperti Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, Tara Basro, Reza Rahadian dan Mario Irwinsyah.

Kartini

Sumber: YouTube.com

Sesuai judulnya, film ini merupakan kisah nyata tentang perjuangan Kartini membela hak-hak perempuan. 

Sejak kecil, ia melihat ibu kandungnya, terbuang di rumahnya sendiri karena hanya seorang asisten rumah tangga dan tidak mempunyai darah ningrat. 

Sementara ayahnya yang merupakan seorang bupati, tidak berdaya untuk melawan tradisi saat itu. 

Kartini kemudian membaca buku-buku pemberian kakaknya, sehingga membuat pikirannya tidak terpenjara dan terbuka dengan dunia luar. 

Bersama kedua saudarinya, Roekmini dan Kardinah, Kartini membuat sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan kerja untuk rakyat di Jepara dan sekitarnya. 

Little Women

Sumber: Gramedia.com

Little Women berkisah tentang kehidupan kakak beradik dari keluarga March pasca perang saudara di Amerika Serikat yang berlangsung di abad 19. 

Keempat bersaudara tersebut terdiri dari Meg, Jo, Amy, dan Beth. Mereka hidup dengan sangat sederhana karena sang ayah ikut diperbantukan dalam perang.

Unsur-unsur feminisme cukup banyak terlihat di dalam film adaptasi novel ini.

Misalnya Meg yang sangat menolak tradisi di mana perempuan miskin harus menikahi pria kaya untuk menyelamatkan keluarga dari jurang kemiskinan, meskipun berada dalam kondisi ekonomi seperti itu.  

Begitu pula dengan Jo yang punya bakat menulis juga menolak mengakhiri novelnya dengan kisah perempuan yang harus menikah.

Baca juga: Indo XXI Tutup, Ini 9 Alternatif Streaming Film Lainnya

Hidden Figures

Sumber; Amazon.com

Pada zamannya, perempuan dan kelompok etnis berkulit hitam merupakan dua momok minoritas.

Namun tiga orang perempuan berkulit hitam Katherine G. Johnson, Dorothy Vaughan, dan Mary Jackson, berhasil menjadi otak di balik salah satu operasi terbesar dalam sejarah, yaitu peluncuran astronot John Glenn ke luar angkasa. 

Perjuangan ketiganya tidaklah mudah, mereka mendapatkan banyak sikap diskriminatif dari rekan kerjanya. 

Misalnya seperti harus bolak-balik ke gedung barat hanya untuk mendapatkan akses kamar mandi untuk minoritas, yang saat itu terpisah antara kulit putih dan berwarna.

Kim Ji Young

Sumber: Viu.com

Bukan hanya di Indonesia, isu patriarki juga sangat kental di Korea Selatan. 

Film Kim Ji Young yang diangkat dari sebuah novel populer dan kontroversial, mengangkat isu tersebut.

Kim Ji Young berkisah tentang seorang wanita berusia 30-an yang lahir dengan budaya patriarkis kental.

Neneknya kecewa ketika tahu cucunya adalah seorang perempuan karena dianggap tak lebih menguntungkan ketimbang laki-laki.

Ayahnya pernah memarahi gaya berpakaiannya karena dinilai bisa memicu tindakan jahat dari lelaki.

Saat dewasa pun, meskipun menikah dengan orang yang dicintai, ia harus merelakan banyak hal dalam hidup untuk mengurus keluarganya.

Kim seolah kehilangan jati diri dan mulai menunjukkan masalah mental.