Hai Pengembang, Dekati Pasar Properti dengan Konsep dan Inovasi Baru Yuk! (2)
Kreativitas pengembang diperlukan untuk menarik minat dan daya beli konsumen dan investor. Saat ini minat dan daya beli konsumen berikut investor masih bagus. Ditambah adanya dana dari implementasi program tax amesty yang mengalir ke sektor properti, pastinya akan menambah daya beli konsumen dan investor.
Belum lagi adanya perkembangan ekonomi makro dalam negeri yang diharapkan cukup stabil di tahun ini. Hal ini didukung adanya pembangunan infrastruktur yang nantinya akan mempercepat progres perekonomian makro.
Baca juga: Pengembang Ini Berhasil Jual Apartemen dengan Cepat Loh, Caranya?
Situasi yang kondusif tersebut membuat pengembang akan menghadapi persaingan memikat hati konsumen properti. Pilihan konsumen akan ditentukan oleh konsep dan value yang ditawarkan oleh pengembang.
Pemikiran tersebut disampaikan oleh Managing Director Savills, Jeffrey Hong, pada pemaparan hasil survei dan analisis pasar properti Jakarta oleh Savills, Kamis (23/2), di Jakarta. Savills adalah konsultan properti internasional yang berkantor pusat di London, Inggris.
Baca juga: Pengembang Papan Atas Ini Genjot Pembangunan 5 Kota Terpadu
Persaingan antarpengembang memang akan semakin ketat. Tengok saja, menurut Savills, penjualan kondominium di Jakarta sepanjang 2016 mencapai sekitar 10.500 unit.
“Padahal, peluncuran proyek baru di tahun lalu jumlahnya lebih banyak (dibanding demand), yaitu mencapai hampir sekitar 11.000 unit,” kata Kepala Departemen Residential Sales Savills, Deden Sudarbo, pada acara yang sama.
Baca juga: Hai Pengembang, Dekati Pasar Properti dengan Konsep dan Inovasi Baru Yuk! (1)
Di sektor hunian, terutama pasar kondominium strata, kata Deden, sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya.
Ke depan, menurut Jeffrey Hong, diharapkan inovasi dan konsep baru dari pengembang dalam mengembangkan proyek-proyek propertinya. Termasuk harga properti yang sesuai alias terjangkau. Dengan begitu aktivitas pasar pun akan semakin meningkat.