OK
Dijual
Disewa
Properti Baru
Panduan

Dampak Pengembangan Maja, Harga Tanah di Kopo Naik Ribuan Persen

22 Nopember 2023 · 2 min read Author: Dyah Saraswati

Anak-anak bermain di tanah lapang kawasan Maja, Lebak, Banten. Foto: Rumah123/Jhony Hutapea.

Anak-anak bermain di tanah lapang kawasan Maja, Lebak, Banten. Foto: Rumah123/Jhony Hutapea.

Selain Maja, ternyata ada wilayah-wilayah lain yang mendapat imbas dari pembangunan kawasan tersebut. Salah satunya, Kecamatan Kopo.

Menurut Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Kopo, Madsapta, bagian muka dari perumahan Citra Maja Raya, masuk ke dalam wilayah Kopo.

’’Wilayah-wilayah di sekitarnya pun akan terkena dampak dari pembangunan, bukan hanya Maja dan Kopo, tapi mungkin juga sampai ke Curug Bitung, Solear, dan lainnya,” ujar pria yang akrab disapa Sapta ini kepada Rumah123 di kantornya, belum lama ini.

Baca juga: Wow! Harga Tanah di Maja Tembus Rp3,9 Juta Per Meter

Menurut Sapta, karena adanya pembangunan, kenaikan harga tanah melambung cukup drastis. ’’Cukup tinggi, bahkan hingga ribuan persen,” ujarnya.

Ia menceritakan, pada 1990an, harga tanah di Maja dan sekitarnya hanya bernilai Rp50 ribu per meter persegi. Kemudian, harganya melonjak menjadi Rp500 ribu di akhir 2013.

’’Dan di 2016 ini, harga tanah di wilayah Kopo mencapai Rp2 juta per meternya,’’ ujarnya menambahkan.

Hingga saat ini, infrastruktur yang telah jadi dan berjalan adalah kereta listrik (KRL). Akses jalan juga sudah dicor beton. Ke depannya, Sapta memaparkan, adaa rencana pembangunan lapangan udara di sekitar Maja.

’’Hal ini sangat positif ya, jika dilihat dari aspek kemajuannya,” ujar Sapta.

Baca juga: Majapolitan, Kota Favorit Baru Kaum Urban

Akan tetapi, bagai dua sisi mata uang, dalam setiap pembangunan pasti ada baik dan buruknya. Sapta pun mengungkapkan kekhawatirannya apabila nantinya pembangunan Maja sebagai kota terintegrasi akan berimbas negatif.

’’Terutama akibat masuknya budaya dan perubahan tata ruang wilayah. Tempo hari saja banyak balapan motor liar dilakukan remaja di area perumahan, akan tetapi ini sudah tertanggulangi. Kami bekerja sama dengan pihak pengembang untuk menertibkannya,” ujar Sapta menjelaskan.

Selain budaya, perubahan lokasi pertanian menjadi perumahan membuat warga yang awalnya bercocok tanam sebagai petani jadi kehilangan pekerjaan dan beralih menjadi buruh. (Ing)


Tag: , , , ,