10 Contoh Puisi Ode beserta Pengarangnya, Pahami dengan Benar!
Sudahkah kamu tahu apa yang dimaksud dengan puisi ode? Kalau belum, simak penjelasan dan contoh puisi ode dalam artikel ini, yuk!
Mereujuk buku Pembelajaran Puisi untuk Mahasiswa oleh Mohd. Harun, puisi ode adalah jenis puisi yang berisi pujian terhadap seseorang, sesuatu hal atau sesuatu keadaan, atau dapat juga untuk segolongan orang.
Sebagian besar puisi ode berkenaan dengan tokoh-tokoh yang dikagumi, termasuk tokoh pembawa agama, yakni para nabi dan rasul.
Ciri-ciri utama puisi ode antara lain bernada anggun, bergaya resmi, bersifat menyanjung, dan membahas hal yang mulia.
Berikut ini beberapa contoh puisi ode beserta pengarangnya!
Contoh Puisi Ode
1. “Ode untuk Sakitku”
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Batukku yang serak
dan berdahak
adalah gemuruh lautan
yang merindukan topan
Kelasi-kelasi kelaparan di atas
geladak
daratan makin jauh dari bayangan
lenguh kekasih menjadi mimpi
di atas gelombang asing dan
asin
Panas mataku, gelora magma
yang dikandung gunung purba
memerah bagai saga
membikin kau tetap terjaga
sejauh larut malam
penghabisan
Meriang tubuhku unggunan
bara
menghangati lelah para pengembara
di lembah-lembah dan gua-gua
musim hujan
pening kepalaku getaran
gerbong sepur
yang melabuhkan aku di
stasiun terakhir,
stasiun tak bernama tak tercantum di peta buta
kaum masinis
dari waktu ke waktu
rinduku pada-Mu
jadi nyeri dan ngilu
di tiap persendian belulangku
Di manakah Kau
ke manakah aku
sakitku, malam laknat
yang merindui kiamat
2. “Teratai”
Karya: Sanusi Pane
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri Laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah,
O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga zaman
3. “Ibu”
Karya: Chen Merdiyanto
Lenganmu yang rapuh
Masih saja gigih menepis gerimis
Yang menyapu wajah kelabumu
Sedang aku cuma bisa
Terpaku menggigil
Menyaksikan dan mencoba meraba
Perih yang kau derita
4. “Ibu Kartini”
Karya: Fatkhan T. Haqque
Ibu Kartini bunga bangsa
Harum mewangi sepanjang masa
Meski kini engkau tiada
Harum muliamu tetap terbawa
Tetap abadi hingga masa kini
Meski engkau tak hidup kembali
Serasa hati kau masih ada
Masih bicara masih berkata
Jasamu takkan kulupa
5. “Puisi untuk Guru”
Karya: Muhammad Yanuar
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin kuucapkan
Terima kasih atas jasamu
6. “Tafsir Ayub, Sang Nabi”
Empat puluh masa
Genap sudah
Sang Nabi teruji
Dalam sakit kulit yang parah
Ayub keluar lewat belukar
Dari hutan sunyi
Dekat air terjun yang bernyanyi
Wahai Nabi-Ku, titah Tuhan
Sungguh tabah kau bertahan
Sekarang ambillah
Seratus ranting kering
Rajamlah tiap ranting
Istrimu seratus kali
Ayub mengikat seratus ranting dalam seikat
Dia rajam sang istri
Satu kali
7. “Ode untuk Ibu”
Ibu, kau bagaikan matahari
Yang selalu menyinari hidupku
Dengan hangatnya kasih sayangmu
Kau selalu ada untukku
Ibu, kau bagaikan rembulan
Yang selalu menerangi jalanku
Dengan petunjuk dan nasehatmu
Kau selalu membimbingku
Ibu, kau bagaikan bintang
Yang selalu menjadi inspirasiku
Dengan keteguhan dan kesabaranmu
Kau selalu menjadi panutanku
Ibu, kau adalah segalanya bagiku
Engkau adalah orang yang paling aku cintai
Aku akan selalu bersyukur
Akan kehadiranmu dalam hidupku
8. “Ode untuk Ayah”
Ayah, engkaulah pahlawanku
Yang selalu melindungiku
Dari segala macam bahaya
Dan kesulitan hidup
Ayah, engkaulah panutanku
Yang selalu menunjukkan jalan yang benar
Dengan ketegaran dan kesabaranmu
Engkau selalu mengajarkanku
Ayah, engkaulah cintaku
Yang selalu ada untukku
Dalam suka dan duka
Engkaulah sosok yang paling penting dalam hidupku
Terima kasih, Ayah
Untuk semua yang kau berikan
Untuk cinta, kasih sayang, dan bimbinganmu
Aku akan selalu menjadi anak yang berbakti
Kepadamu, Ayahku
9. “Guruku”
Guruku…
Engkau pahlawanku
Engkau menemaniku
Saatku di sekolah
Saatku di belum mengenalmu
Engkau mengajariku
Mulai dari Taman Kanak-kanak
Hingga ku sampai kuliah Guruku…
Takkan kulupakan semua jasamu
Yang telah bersusah payah mengajariku
Hingga aku bisa
Terima kasih guruku
10. “Sotong”
Karya: Kisechi Eidikey
Menoreh sejarah tapi bukan penulis.
Pandai menari nan elok tubuhmu.
Tapi bukan benari.
Kau begitu putih tanpa ada yang mengganggumu.
Kau begitu hitam bila ada yang mengganggumu.
Sekali terganggu, kau menghitam.
Menghilan dalam gelap dan terus menari.
Menari tanpa henti.
Kau mempunyai kualitas diri.
Dan tak seorang pun tahu akan betapa ramahnya
dirimu.
Eenak…
Kau harus selalu ada untuk menghibur
Meski kau harus tiada.
***
Itulah beberapa contoh puisi ode beserta pengarangnya.
Baca artikel menarik lainnya di artikel.rumah123.com.
Ikuti juga Google News Rumah123 untuk mendapatkan informasi teranyar.
Jika sedang mencari rumah, temukan rekomendasi terbaiknya hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini.
Mau ngobrolin properti? Kunjungi Teras123!
**Referensi:
- Harun, Mohd. (2018). Pembelajaran Puisi untuk Mahasiswa. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press
- Pitaloka, Agnes, dan Amelia Sundari. (2020). Seni Mengenal Puisi. Guepedia