Cara Membuat Septic Tank Resapan di Rumah | Gak Boleh Asal!
Cara membuat septic tank resapan di rumah itu mudah, tapi tidak boleh sembarangan. Ada standar yang perlu kamu perhatikan seperti berikut!
Sepiteng atau septic tank adalah tempat pembuangan limbah biologis yang biasanya dibuat di sekitar area rumah.
Meski terdengar sederhana, pembuatannya ternyata tidak sembarangan dan harus mempertimbangkan berbagai aspek penting.
Apalagi jika kamu berencana membuat sumur resapan untuk keperluan menampung air hujan di kala musim banjir.
Jika penempatannya salah, bisa-bisa kamu akan mengalami kontraksi bakteri yang menjangkiti sumber air yang digunakan di rumah serta berbagai masalah pencemaran lingkungan sekitar.
Jangan ambil resiko, simak tips dan cara membuat septic tank yang benar ini terlebih dahulu!
Cara Membuat Septic Tank Resapan
Sudah paham betul dengan berbagai ketentuan di atas?
Waktunya untuk membuat sepiteng dengan langkah-langkah berikut!
1. Gali tanah dengan kedalaman 1,5 meter dan lebar 2 meter untuk ukuran septic tank standar.
2. Buat bagian sekat tepat di tengah-tengah galian sebagai area pembuatan dua kolom sepiteng dempet pemisah kotoran cair dan padat.
3. Langkah selanjutnya adalah pembuatan struktur penghubung antara sekat memakai material pipa paralon dengan ukuran 4 inci.
4. Disarankan untuk merancang arah paralon dari WC menurun hingga sejajar sampai tempat pembuangan. Misalnya untuk ukuran ketinggian paralon 80, berarti ketinggian sekatnya 75 dan ketinggian paralon pembuangan 70.
5. Gunakan material untuk dinding sepiteng berupa bata merah yang dilapisi dengan plester.
6. Alas tembok pada dasar dasar sepiteng juga mesti dibuat supaya mencegah kemungkinan roboh atau bocor.
7. Cara membuat septic tank resapan terakhir adalah menutup dengan papan.
Kesalahan yang Perlu Dihindari dalam Cara Membuat Septic Tank Resapan
Standar Nasional Indonesia (SNI) sudah memiliki ketentuan nomor 2398:2017 yang bisa dijadikan referensi dalam proses pembuatan sepiteng yang baik.
Di dalam standar tersebut, terdapat beberapa hal yang harus dihindari agar meminimalisir resiko masalah di kemudian hari.
1. Ukuran Septic Tank Terlalu Kecil
Layaknya sebuah wadah pada umumnya, ukurannya tentu berpengaruh pada volume daya tampung dari sepiteng.
Jika ukuran septic tank terlalu kecil, kamu bakal lebih sering memanggil jasa sedot karena tentu kapasitasnya akan cepat habis dan bisa bikin WC mampet.
Standar yang ditetapkan untuk ukuran septic tank adalah dengan perbandingan panjang 2:1 sampai 3:1.
Minimal lebar sepiteng adalah 0,75 meter, panjang 1,5 meter, dan tingginya 1,5 meter, termasuk ambang batas 0,3 meter.
Ukuran septic tank tersebut juga disesuaikan lagi dengan jumlah orang yang tinggal di rumah.
Semakin banyak penghuni sebuah rumah, tentunya membutuhkan kapasitas penampungan yang lebih besar.
2. Struktur yang Kurang Kokoh
Penggunaan bahan bangunan dalam cara membuat septic tank resapan juga tidak boleh dipandang sebelah mata.
Khususnya jika kamu tinggal di daerah dengan tanah yang rapuh dan memiliki tingkat curah hujan tinggi.
Supaya terhindar dari kerusakan dini, sepeting mesti dibuat dengan material yang berkualitas agar lebih kokoh dan tahan kebocoran.
Rekomendasi material yang paling bagus adalah dinding bata serta pelat beton untuk alas penutup sepiteng.
3. Jarak Sumur dengan Septic Tank
Aspek krusial dalam cara membuat septic tank resapan berikutnya akan menentukan tingkat higienitas sistem sanitasi yang kamu gunakan di rumah.
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2916-1992 mengenai Spesifikasi Sumur Gali untuk Sumber Air Bersih, jarak horizontal sumur ke arah hulu dari aliran air tanah atau sumber pengotoran (tangki sepiteng) mesti lebih dari 11 meter, sedangkan jarak sumur untuk komunal terhadap perumahan adalah lebih dari 50 meter.
Jika jarak sumur dengan septic tank sudah mengikuti standar di atas, resiko pencemaran air bisa jauh diminimalisir.
Mudah sekali, bukan?
Temukan beragam informasi menarik lainnya di artikel.rumah123.com!
Intip juga proyek properti terbaru di Sky Home Gallery!