Berapapun Gaji Lo, Bayar DP Ternyata Masih Berat Banget Euy
Saat seseorang memiliki penghasilan di bawah Rp10 juta, biasanya dia akan mengeluh kalau gajinya belum cukup untuk mengumpulkan uang muka atau down payment (DP). Mungkin kamu termasuk di dalamnya.
Tetapi, apakah kalau gaji naik hingga di atas Rp10 juta, apakah kamu bisa memiliki DP untuk membeli hunian? Wah, ternyata nggak juga tuh.
Baca juga: Milenial Ini Emang Niat Beli Rumah di Festival Properti Indonesia, Kalau Kamu?
Situs properti Rumah123 kembali menyelenggarakan Sentiment Survey H-1/2018. Rumah123 merupakan bagian dari REA Group Australia.
Dalam survei kali ini, tim Business Intelligence Rumah123 melakukan riset yang melibatkan 1.922 responsden. Hasilnya memang membuat khawatir.
Baca juga: Milenial Pengen Punya Rumah Tapi Gaji Kurang? Side Job Bisa Jadi Solusi
Sebanyak 43,24% responden yang memiliki penghasilan di bawah Rp10 juta per bulan mengaku kesulitan untuk mengumpulkan uang muka membeli properti.
Yang mencengangkan adalah persentasenya malah naik untuk mereka yang berpenghasilan di atas Rp10 juta per bulan yaitu sebesar 43,62% mengaku juga masih susah menabung untuk mengumpulkan DP.
Baca juga: Yuk, Biasa Nabung Sebelum Punya Uang
“Jadi kurang tepat jika berpikir hanya mereka dengan penghasilan kecil yang kesulitan menyediakan dana untuk pembayaran DP,” ujar Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung dalam pemaparan hasil Sentiment Survey H-1/2018 di kantor Rumah123 di Jakarta pada Selasa (15/05/2018).
Mereka yang memiliki penghasilan kurang dari Rp10 juta per bulan memang wajar kalau kesulitan membayar DP karena memang gajinya kurang. Biasanya gaji masih habis untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Baca juga: Pesan Buat Milenial: Punya Rumah Dulu, Baru Nikah
Lain halnya dengan mereka yang mempunyai pendapatan di atas Rp10 juta. Mereka yang sudah bergaji besar ini susah mengumpulkan DP karena terjebak utang seperti kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), kredit kendaraan bermotor (KKB), atau kredit lainnya.
Untung melanjutkan kalau masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai pengaturan keuangan. Selama ini, orang hanya tahu bagaimana mendapatkan uang dan tidak diajarkan bagaimana mengaturnya.