Batu Bata, Bambu, Kaca, dan Kayu Berpadu dalam Asrama Sekolah

Pasel Kuenzel Architects Bekerja Sama dengan Mahasiswa Jurusan Arsitektur Institute of Architecture di Technical University, Berlin, Jerman dalam Merancang Asrama Sekolah di Bolivia. Asrama Ini Dekat Pegunungan Andes. (Foto: Rumah123/Dezeen)
Material sederhana ternyata bisa membuat sebuah bangunan terlihat tidak kalah keren. Kolaborasi biro arsitek dan mahasiswa jurusan arsitektur mendesain asrama yang memanfaatkan material batu bata, bambu, kaca, dan kayu.
Co-founder dari biro arsitek Pasel Kuenzel Architects, Ralf Pasel bekerja sama dengan 40 mahasiswa/mahasiswi jurusan arsitektur Institute of Architecture di Technical University, Berlin, Jerman dalam merancang asrama.
Proyek ini merupakan bagian dari program desain dan konstruksi dari Technical University bernama CODE. Program ini ingin memberikan solusi lokal dalam melawan kemiskinan dan juga menemukan solusi masalah global seperti meningkatnya urbanisasi dan menurunnya penduduk di pedesaan.
Baca juga: Rumah Batu Bata yang Penuh Cahaya

Arsitek Menggunakan Beton Ekspos untuk Lantai. Jendela dan Pintu Kaca Berukuran Besar Dipasang Pada Beberapa Bagian (Foto: Rumah123/Dezeen)
Asrama ini merupakan bagian dari sekolah asrama Bella Vista yang berada di Cochabamba, sebuah kota kecil dekat pegunungan Andes. Cochabamba berjarak sekitar 374 kilometer dari ibu kota Bolivia, La Paz.
Bangunan ini memiliki luas 270 meter persegi. Ada ruang asrama untuk siswa/siswi, ruang untuk guru, ruang serba guna untuk belajar dan makan, serta beberapa kamar mandi.
Arsitek menggunakan material batu bata pada bagian dinding bangunan. Batu bata ini merupakan batu bata yang dibuat menggunakan tangan dan bukan mesin. Bahannya memanfaatkan tanah liat yang ada di kawasan tersebut.

Material Kayu Digunakan Pada Bagian Atap, Sementara Bambu Dipasang untuk Memisahkan Ruang Privat dan Ruang Publik (Foto: Rumah123/Dezeen)
Baca juga: Ssstt, Batu Bata Ini Terbuat Dari Air Seni Manusia Lho
Bagian dinding memadukan batu bata dengan jendela dan pintu kaca berukuran lebar. Meski terkesan sederhana, namun terlihat bagus.
Pada bagian lantai, arsitek mengaplikasikan beton ekspos. Sementara pada bagian atas, arsitek membiarkan material kayu terlihat tanpa plafon.
Selain itu, ada penggunaan material bambu sebagai tirai yang menjadi batas ruang privat dan ruang publik. Arsitek memang memanfaatkan sejumlah material lokal dalam merancang bangunan ini. Wah, ternyata bisa kan menggunakan material yang ada dalam membuat bangunan yang keren.
Baca juga: Hunian Lima Lantai dengan Fasad Batu Bata, Keren Banget Kan