OK

Barak Tentara Diubah Jadi Kampus? Ide Luar Biasa Nih!

19 Juli 2022 · 2 min read · by Dodiek Dwiwanto

Bangunan yang Didesain Ulang oleh Carlo Ratti Associati (Rumah123/Dezeen)

Arsitek senior Italia, Carlo Ratti merilis sejumlah rancangan untuk mengubah kompleks militer menjadi kampus. Kompleks ini berada di Turin, Italia.

Ratti mendesain kompleks bangunan ini menjadi kampus, laboratorium, dan tempat tinggal bagi para mahasiswa, pekerja, dan pencipta untuk membuat studio dan laboratorium sendiri.

Baca juga: Menanti Kedatangan Kapal di Bawah Naungan Awan, Wah Keren Banget

Ratti adalah founder dari biro arsitek Carlo Ratti Associati dan profesor arsitek di Massachussetts Institute of Technology (MIT) perguruan tinggi terkemuka di Boston, Amerika Serikat.

Kompleks militer ini bernama Caserma Lamarmora yang memiliki luas 20.000 meter persegi. Kompleks ini berdiri pada abad ke-19.

Baca juga: Kompleks Apartemen Berwarna Jadikan Kota Lebih Indah, Kayak Gimana Sih?

Ada beberapa bangunan dalam kompleks militer ini. Enam di antaranya tergolong kecil. Selain itu, ada lapangan atau ruang publik seluas 6.000 meter persegi yang berada di depan barak.

Barak militer ini pernah digunakan oleh polisi era pemimpin fasis Benito Mussolini untuk memenjarakan para aktivis dan lawan politik. Menurut sejumlah media Italia, ada 400 orang meninggal dalam penjara.

Baca juga: Kamar Anak Berdesain Minimalis? Boleh Aja Dicoba

Sebenarnya, sebagian bangunan barak ini sudah digunakan sebagai museum untuk mengenang perlawanan pergerakan kaum fasis. Saat ini, bangunan ini dimiliki oleh badan usaha negara Italia, CDP.

Arsitek ingin menggunakan struktur modular sebagai dasar. Dia ingin membuat bangunan menjadi terbuka dan bisa digunakan untuk apa saja seperti berbagi ruang tinggal, berbagi ruang kerja, dan berbagi ruang berkreasi.

Baca juga: Trek Lari di Atas Apartemen? Wah, Mau Banget Dong Tinggal di Sini

“Proyek ini tidak ingin mengarahkan bagaimana orang menggunakan ruang, tetapi lebih kepada pemanfaatan ruang yang melibatkan orang. Ada proses pembaruan, perbaikan, dan adaptasi,” ujar Ratti seperti dikutip oleh situs desain dan arsitektur, Dezeen.

Kalau di luar negeri, sudah banyak bangunan tua yang beralih fungsi. Bangunan tua ini tidak dirubuhkan, namun tetap dilestarikan.

Baca juga: Balkon Hijau Penuh Tanaman, Mau Bikin Juga Ga?

Sebaliknya, di Indonesia malah lebih banyak bangunan lama yang hilang dan berganti dengan bangunan baru. Padahal, bangunan lama ini seharusnya tetap dijaga dan menjadi ikon sebuah kawasan.

Jangan salah loh kalau sekarang banyak generasi muda yang mencari bangunan tua sebagai latar belakang selfie.


Tag: , , , ,


Dodiek Dwiwanto
Dodiek Dwiwanto

Penulis sekaligus Editor Rumah123.com. Hobi menonton tayangan desain rumah dan gaya hidup di HGTV saat senggang.

Lagi mencari tahu dan belajar soal investasi saham properti dan crowdfunding. Siapa tahu jadi investor.