Bank Indonesia Sebut Bunga KPR dan Uang Muka Menjadi Alasan Penjualan Rumah Lesu di 2020
Bank Indonesia (BI) melakukan survei harga properti residensial, hasilnya pada kuartal IV 2020 terjadi kenaikan indeks Harga Properti Residensial (IHPR) sebesar 1,43% lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 1,51%.
Perlambatan IHPR Bank Indonesia ini terjadi pada berbagai jenis hunian, terutama rumah berukuran besar yang tercatat tumbuh 0,81% year on year, melambat sebelumnya 0,94%.
Sementara, BI juga merilis perlambatan pertumbuhan IHPR secara tahunan terjadi di Kota Bandar Lampung dengan minus 1,79% kemudian diikuti Palembang sebesar 0,36%.
“Perlambatan pertumbuhan IHPR secara kuartal tersebut sejalan dengan melambatnya inflasi biaya tempat tinggal yang dikeluarkan oleh rumah tangga pada kuartal IV 2020,” tulis publikasi resmi Bank Indonesia.
Hal ini juga mencerminkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sub kelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal sebesar 0,19%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya senilai 0,51%.
Selanjutnya, untuk penjualan properti residensial prime secara tahunan sudah membaik meskipun mengalami penurunan.
Pada kuartal keempat Bank Indonesia mencatat adanya kontraksi -20,59% yang sudah membaik dari kuartal sebelumnya yakni -30,93%.
Penurunan volume penjualan sepenuhnya terjadi pada berbagai jenis hunian, utamanya rumah tipe besar -36,65%, dan rumah berukuran sedang menengah sebesar -24,13%.
Sementara, penjualan rumah kecil tercatat -15,06%, namun masih membaik jika dibandingkan -24,99% pada kuartal ketiga di 2020.
“Responden menyampaikan menurunnya penjualan properti ini disebabkan masa pandemi covid-19 dan kembali diberlakukan PSBB ketat di berbagai kota dan suku bunga KPR,” jelasnya.
Survei Bank Indonesia menyebutkan dari data laporan bulanan bank umum rata-rata bunga KPR pada kuartal IV 2020 sebesar 8,55% sedikit menurun dibandingkan periode kuartal sebelumnya 8,63%.
Bunga ini dirasa cukup tinggi bagi konsumen terutama untuk rumah kecil dan menengah. “Faktor lain yang dinilai masih menghambat antara lain adalah proporsi uang muka tinggi dalam pengajuan KPR di bank, masalah perizinan birokrasi dan kenaikan harga bangunan,” tulisnya.
Pembiayaan properti kuartal IV 2020 menurut Bank Indonesia
Berdasarkan faktor pembiayaan, dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama bagi pengembang dalam pembangunan properti.
Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada kuartal IV 2020, rata-rata penggunaan dana internal untuk pengembangan properti residensial sebesar 65,46%, pinjaman perbankan 22,93%, konsumen 8,37%.
Berdasarkan komposisi pendanaan internal, porsi terbesar bersumber dari laba ditahan 48,04% dan setoran modal 47,45%.
KPR masih menjadi sumber dana pembiayaan utama dalam pembelian properti residensial dengan persentase 75,31%, 17,85% melalui tunai bertahap, dan 6,85% secara tunai keras.
Demikian beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai data penjualan rumah dari Bank Indonesia.
Yuk, temukan inspirasi menarik seputar literasi keuangan dan hunian, selengkapnya di Rumah123.
“Temukan inspirasi hunian apartemen idaman hanya di Sentraland Antapani.”