OK
logo rumah123
logo rumah123
Iklankan Properti

4 Strategi Memiliki Hunian untuk Milenial dengan Gaya Hidup Tinggi

19 Juli 2022 · 4 min read · by Kartika Ratnasari

Milenial dengan gaya hidup tinggi juga bisa punya hunian dengan 4 strategi ini - Rumah123.com

Milenial dengan gaya hidup tinggi juga bisa punya hunian dengan 4 strategi ini – Rumah123.com

Banyak yang bilang milenial akan kesulitan untuk memiliki hunian. Salah satu alasan utamanya adalah karena gaya hidup mereka yang tinggi. Bagaimana tidak? Milenial lebih memilih menghabiskan penghasilan untuk membeli kopi, traveling, dan membeli barang yang akan habis nilainya, ketimbang menginvestasikannya pada aset yang tumbuh, seperti hunian misalnya. 

Perencana keuangan M Kharisma, beserta behavioral scientist Rumah123.com Irfan Agia, menjelaskan fenomena ini di sesi talkshow yang menjadi salah satu rangkaian acara Festival Properti Indonesia 2019 pada 9 November 2019. Agia menyebutkan, kesulitan milenial dalam memiliki hunian bukan hanya disebabkan oleh faktor finansial, melainkan juga faktor psikologis.

Buktinya, ada orang yang  bergaji minim, namun bisa memiliki hunian. Di sisi lain, ada juga orang yang bergaji tinggi namun selalu kesulitan. Semua kembali lagi dengan perencanaan keuangan seseorang. Bagian inilah yang melibatkan faktor psikologis.

M Kharisma dan Irfan Agia (kiri ke kanan), di acara talkshow FPI 2019 pada Sabtu, 9 November 2019 - Rumah123.com

M Kharisma dan Irfan Agia (kiri ke kanan), di acara talkshow FPI 2019 pada Sabtu, 9 November 2019 – Rumah123.com

Mengalokasikan gaji minimal 15% untuk investasi

Hal ini kemudian dibenarkan oleh Kharisma. Kebanyakan orang ketika gajian, selalu mendahulukan pos biaya konsumsi. Ketika penghasilan masih menyisa, baru lah mereka menginvestasikan dana tersebut. Cara ini tentunya salah besar. Seharusnya ketika mendapatkan gaji, kita harus mengalokasikannya untuk investasi, paling tidak 15% dari total penghasilan. 

“Misalnya milenial punya gaji Rp 5 juta, 15% dari angka tersebut Rp 500 ribu. Sisanya Rp 4,5 juta, pasti cukup banget buat sehari-hari. Tergantung mau atau engga aja,” ujar Kharisma. Biaya hidup yang tinggi disebabkan karena kita terbiasa menggunakan penghasilan untuk konsumsi. Sehingga kita nggak tau mana yang masuk ke dalam kategori biaya hidup, mana yang masuk kategori gaya hidup. 

Menggunakan sistem autodebet saat investasi supaya lebih berkomitmen

Manusia pada dasarnya memang mudah terdistraksi. Maka dari itu, sebaiknya kita menggunakan mode default, seperti yang terdapat dalam teori psikologi. “Ketika mau nabung atau investasi, sebaiknya langsung autodebet setiap bulan. Jadi mau nggak mau kita harus mengeluarkan dana sekian persen untuk disimpan. 

Kenapa ini lebih ideal? Karena di zaman sekarang, kita lebih mudah terdistraksi. Salah satu tantangannya, kita jadi sangat mudah ngeluarin uang.” kata Agia menambahkan kalimat Kharisma. Untuk bisa tetap fokus, salah satu tipsnya adalah membuat mode default dengan sistem autodebet setiap menabung atau berinvestasi. 

Menyusun daftar goals dan anti-goals

Gaya hidup yang sudah terbiasa dilakukan lama kelamaan akan menjadi kebutuhan. Walaupun tak benar-benar dibutuhkan, kita akan merasa takut ketinggalan dan kehilangan ketika tak lagi menjalani gaya hidup tersebut. Solusinya, kita bisa menyusun daftar goals dan anti goals. “Misal goals-nya mau beli properti, tulis berapa dana yang dibutuhin.

Lalu tentuin apa anti goals-nya, alias apa aja yang bisa mendistraksi kita untuk mencapai goals yang udah dibuat di awal. Contohnya traveling atau beli kopi, catat berapa pengeluaran untuk hal-hal tersebut. Berangkat dari daftar ini, kita bisa lihat kalau semakin banyak anti goals yang ada, kesempatan untuk mencapai goals semakin sulit,” kata Agia.

Membuat kontrol diri agar terhindar dari hal-hal yang memicu hidup boros

Menurut Agia, salah satu tantangan di era digital saat ini adalah banyaknya pemicu untuk hidup boros. Contohnya di dalam smartphone, ada banyak sekali aplikasi yang memberikan notifikasi diskon. Belum lagi fenomena Payday di tengah maraknya fintech yang membuat orang merasa berhak untuk berbelanja ketika gajian tiba. “Manusia dengan sifatnya yang bereaksi terhadap lingkungan sekitar, tentu akan terpelatuk jika tak membuat pagar dalam diri. Untuk itu, kontrol apa yang bisa dikontrol oleh diri kita,” katanya.

Beberapa tips di antaranya adalah dengan mematikan notifikasi e-commerce yang menawarkan diskon agar pemicu untuk boros bisa berkurang. Selain itu, menggunakan sistem autodebet untuk menabung dan berinvestasi  juga menjadi salah satu cara.

Itu dia 4 strategi memiliki hunian untuk para milenial dengan gaya hidup tinggi. Semoga setelah membaca artikel ini, kamu mulai berinvestasi untuk membeli hunian ya! Mau mencari hunian terbaik dengan penawaran menarik? Buruan cek Festival Properti Indonesia Online 2019!


Tag: , , , ,


Kartika Ratnasari
Kartika Ratnasari

Kartika Ratnasari adalah seorang Content Editor untuk Berita 99 dan Artikel Rumah123. Ia telah berkecimpung di dunia penulisan sejak tahun 2016. Lulusan Komunikasi UI ini sering menulis di bidang properti, keuangan, dan lifestyle.

Selengkapnya