3 Tanda Amal Ibadah di Bulan Ramadhan Diterima Allah SWT
Pada bulan Ramadhan, umat Muslim meningkatkan ibadah mereka. Namun ternyata, diterima atau tidaknya diperlihatkan dari tanda-tanda ini.
Taqoballahu Minna Wa Minkum!
Ucapan tersebut seringkali disebutkan ketika bulan Ramadhan telah usai.
Adapun arti dari ucapan tersebut adalah “Mudah-mudahan Allah menerima (amal ibadah) kita dan kalian”.
Memang, berpuasa sebulan penuh, membaca Alquran, berinfak dengan nilai lebih, melakukan ibadah sunnah, kita semua pasti berharap agar amalan-amalan tersebut diterima oleh Allah SWT.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, orang yang berhasil melewati di bulan Ramadan adalah orang yang bukan sekadar mengucapkan doa tersebut.
Lalu seperti apa tanda amal ibadah para umat Muslim selama bulan Ramadhan diterima Allah SWT?
Ciri-ciri amal ibadah di bulan Ramadhan diterima Allah SWT
Dalam Alquran dan hadits-hadits Nabi SAW, disebutkan orang yang diterima ibadahnya.
Apa saja ciri-ciri tersebut?
Baca juga: Ide Bisnis Online 2020: Jenis Barang yang Laku Keras untuk Dijual
1. Konsisten terhadap amalan kebaikan yang telah dilakukan selama Ramadhan
Ustadz Dr. (HC) Adi Hidayat, Lc., MA, menjelaskan mengenai hal ini.
Dilansir dari YouTube Mentari Senja TV, berikut penjelasan dari beliau.
Baik Alquran maupun hadits-hadits Nabi SAW, menuntut pembuktian terhadap amal ibadah yang dilakukan.
Di antara tanda-tanda penerimaan itu adalah konsistensi amalan-amalan kebaikan yang dilakukan selama Ramadhan, tetap dikerjakan pasca Ramadhan.
Surat Al Baqarah ayat 183 membahas tentang kewajiban ibadah puasa.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba ‘alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba ‘alaa alladziina min qablikum la’allakum tattaquuna”
Ustaz Adi Hidayat Lc, MA menjelaskan kalimat La’allakum Tattaquun, dipahami oleh para ulama-ulama tafsir sebagai esensi atau tujuan dari puasa.
Yaitu puasa yang diperintahkan Allah SWT, dengan tujuan para pelaku puasa bisa meningkatkan takwanya.
Ketika Ramadan selesai, Allah SWT menghadirkan nuansa takbir di dalam surat Al-Baqarah ayat 185.
وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la’allakum tasykurụn
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Jika dikaitkan dengan Ramadhan, maka maksud dari potongan ayat tersebut adalah supaya kita memperbanyak takbir kepada Allah SWT, karena kita telah mendapatkan banyak hidayah selama Ramadan.
Kata hidayah, memiliki bentuk jamak yaitu “hudan”.
Kalimat hudan yang disebutkan dalam Alquran, terkait erat dengan urusan ibadah ritual.
Salah satu ciri diterimanya ibadah selama Ramadan adalah kata hudan ketika disebutkan pertama kali di awal ayat Al-Baqarah ayat kedua.
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Zālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
Hudan di sini merupakan kalimat progresif atau untuk masa yang jauh ke depan.
Jika disimpulkan, maka ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa kita harus berpuasa untuk meningkatkan takwa.
Saat malam takbir, kita diminta bertakbir karena banyak mendapatkan hidayah saat Ramadan.
Selesai Ramadan, diminta lagi untuk konsisten meningkatkan hidayah pasca Ramadan.
“Ini menunjukan suksesnya orang yang berpuasa itu tidak hanya mendapatkan taqwa saat Ramadan saja, tetapi hingga akhir Ramadan dan sesudah Ramadan,” pungkasnya.
2. Tetap melakukan amal soleh setelahnya
Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, “Membiasakan puasa setelah puasa Ramadan merupakan tanda diterimanya amal puasa di bulan Ramadan. Sesungguhnya jika Allah SWT menerima suatu amal hamba, maka Allah beri ia taufik untuk melakukan amal soleh setelahnya.”
3. Menjadi lebih baik daripada sebelum Ramadan
Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah berkata, “Di antara tanda diterimanya amal shalih di bulan Ramadan adalah keadaan Muslim setelahnya menjadi lebih baik daripada sebelum Ramadan. Karena kebaikan akan mengajak kepada kebaikan selanjutnya. Dan amal shalih akan mengajak pada amal shalih lainnya.”