OK
×
×
Buat apa beli rumah, mendingan juga traveling. Biasanya, generasi milenial atau generasi Z akan mengatakan hal ini.
Kaum milenial adalah mereka yang lahir pada 1981 hingga 1995. Sementara generasi Z adalah generasi yang lahir mulai 1995.
Baca juga: 80 Persen Milenial AS Cari Rumah Lewat Smartphone
Generasi milenial muda dan generasi Z mulai mendominasi angkatan kerja. Mereka pun menjadi target market para perusahaan pengembang untuk membeli hunian.
Bagi generasi muda, saat pertama kali mulai bekerja tentunya adalah menikmati penghasilan. Biasanya, anak muda menghabiskannya dengan traveling, minum kopi di cafe, atau memiliki barang hobi seperti sepatu dan tas.
Beli rumah atau investasi properti? Wah, nanti dulu deh. Padahal berinvestasi sebaiknya dilakukan sejak awal agar imbal hasilnya lebih efektif.
Baca juga: Milenial Kanada Perlu Waktu 29 Tahun untuk Mengumpulkan DP Rumah
Alasan yang lainnya adalah penghasilan masih terbatas sehingga investasi harus ditunda. Padahal banyak instrumen investasi yang bisa dilakukan dengan jumlah kecil.
Sebenarnya, orang tidak perlu membeli “rumah selamanya”. Artinya kamu membeli rumah tersebut sejak mulai bekerja, menikah, punya anak, dan kemudian pensiun, kamu masih tinggal di rumah yang sama.
Jadikan rumah itu sebagai “rumah pertama”. Kamu membeli rumah pertama. Ketika kamu menikah, rumah itu masih bisa ditempati.
Baca juga: 50 Persen Investor Milenial Beli Properti Tanpa Pernah Berkunjung ke Lokasi
Lantas kamu melakukan up grade dengan membeli rumah baru ketika memiliki anak-anak. Malah kamu bisa melakukan down grade ketika anak-anak sudah besar dan tidak lagi tinggal bersama.
Ketika kamu baru mulai bekerja dan berencana memiliki rumah, maka kamu memiliki dua keuntungan. Apa saja sih keuntungannya?
Kamu bisa membeli rumah atau apartemen yang berharga murah. Misalnya kamu baru bekerja dan memiliki gaji Rp4,5 juta. Kamu bisa membeli rumah dengan harga sekitar Rp1,3 juta atau 30 persen dari penghasilan.
Jika kamu masih tinggal bersama orang tua, sebenarnya kamu bisa menyisihkan penghasilan hingga Rp2,5 juta atau malah Rp3 juta. Pengeluaran kamu hanya untuk ongkos pergi pulang ke kantor, makan siang di kantor, kuota internet smartphone, dan sedikit biaya lifestyle.
Pilihannya banyak mulai dari rumah murah di pinggiran Jakarta atau apartemen di Jakarta. Banyak hunian dengan cicilan Rp3 juta.
Jika kamu mulai menyicil rumah saat berusia 25 tahun, kamu bisa mengambil pilihan jangka waktu antara 15 atau malah 20 tahun. Waktu yang lama? Sudah tentu, tetapi kamu bisa memperoleh cicilan yang terjangkau.
Kalau kamu memilih cicilan 5 atau 10 tahun, tentunya ini memberatkan. Tetapi, kalau kamu merasa terlalu lama, maka cicilan 10 tahun bisa menjadi pilihan. Pastikan kalau penghasilan kamu masih cukup untuk cicilan rumah.
Ingat satu hal ya, jangan jadikan “rumah selamanya”, tetapi hanya sebagai “rumah pertama”. Saat waktunya up grade, kamu bisa menjual rumah tersebut.
Baca juga: Hanya Generasi Milenial yang Berani Beli Rumah Berhantu
Level 37 EightyEight@Kasablanka
Jl. Casablanca Kav.88
Jakarta Selatan
Jakarta 12870
Indonesia
Tambahkan Komentar